Cerita Alex Pereira, Petarung Kickboxing asal Brasil yang Jadi Mualaf: Ada Kekuatan Psikologis dan Spiritual untuk Mengisi Kekosongan Batin

tvOnenews.com - Tahukah kamu petarung kickboxing terkenal asal Brasil memutuskan untuk menjadi seorang mualaf untuk mencari kedamaian batin, kepuasan, dan karakter yang sempurna? Simak kisahnya berikut ini.

Alex Pereira, petarung kickboxing terkenal asal Brasil, memiliki kisah yang tak biasa dalam dunia olahraga bela diri. Lahir dalam keluarga Kristen dan menghabiskan masa kecilnya di lingkungan yang keras, Pereira sempat mengalami masa paling gelap: ia putus sekolah pada usia 12 tahun dan bekerja di bengkel. 

Di usia muda pula, ia menjadi pecandu alkohol, minum hampir setiap hari, “Saya minum setiap hari. Saya minum hampir satu liter per hari,” kenangnya dalam podcast Werdum Nao Para. Karena pengaruh lingkungan dan teman, hidupnya sempat kehilangan arah. 

Melansir dari berbagai sumber, kemudian pada 2015, Alex Pereira mulai tertarik pada Islam. Ketertarikan itu dipicu oleh seorang teman bernama Hamza, yang memberinya buku-buku tentang Islam. Dia berkali-kali mengunjungi Federasi Asosiasi Muslim Brasil (FAMBRAS), bertemu dengan ulama, dan mendalami prinsip-prinsip agama tersebut.

Menurut Sheikh Khaled Taqi Al-Din, Ketua Dewan Tertinggi Imam dan Urusan Islam di Brasil, Pereira mencari “kedamaian batin, kepuasan, dan karakter yang sempurna”, dan setelah mempelajari Islam secara mendalam, ia memutuskan mengucapkan syahadat, kesaksian iman dalam Islam.

Pertanyaan berikut muncul: apakah keputusan Pereira untuk mualaf memengaruhi kariernya sebagai petarung? Ada indikasi bahwa keislamannya menjadi titik balik secara psikologis dan moral.

Sebagai contoh, dalam beberapa wawancara ia menyebut bahwa setelah masuk Islam, hidupnya berubah: dorongan untuk berhenti dari kebiasaan buruk seperti alkohol semakin kuat, dan disiplin batin serta spiritual menjadi bagian dari motivasi bertandingnya.

Sebelumnya, meski masih mengonsumsi alkohol, ia sudah meraih prestasi sebagai juara kickboxing nasional di Brasil. Namun, kecanduannya mulai mengganggu kehidupannya secara pribadi dan profesional hingga akhirnya ia memutuskan perubahan total.

Setelah memeluk Islam, karier Alex Pereira tak hanya berlanjut, tetapi juga menanjak. Ia menjadi juara dunia kickboxing, salah satu yang paling diperhitungkan di Brazil dan Amerika Latin, bahkan mendapat peringkat global tinggi. 

Selain itu, sejak ia menjadi juara kelas menengah UFC dengan mengalahkan Israel Adesanya di UFC 281 pada November 2022 di Madison Square Garden, reputasinya sebagai petarung elite semakin kuat.

Keislamannya tampaknya tidak menjadi penghalang dalam memperoleh kontrak, promosi, atau rating—ia tetap ikut pertarungan besar dan menduduki posisi tinggi dalam kancah olahraga campuran.

Secara keseluruhan, keputusan mualafnya Alex Pereira berasal dari pencarian jati diri dan kebutuhan akan kekuatan spiritual yang membantunya mengatasi masalah pribadi. Keislamannya memberi pengaruh signifikan terhadap kehidupan pribadinya: membentuk disiplin baru, menjauhkan diri dari alkohol, memperjelas arah tujuan hidup. 

Sedangkan dalam konteks kariernya, tak ada bukti bahwa keislamannya merugikan malahan ia tetap berkembang, meraih gelar, dan diterima dalam lingkup bela diri tingkat internasional. 

Jika pun ada pengaruh negatif, seperti kondisi fisik selama Ramadan atau beban publik sebagai figur yang memeluk Islam, belum ada laporan valid yang menyebutkan bahwa itu berdampak besar secara profesional. (udn)