- Semen Padang
Tak Diduga Pemain Naturalisasi Ini Gak Tahu Negara Indonesia, Berujung Jadi Mualaf karena...
Jakarta, tvOnenews.com- Tak pernah diduga oleh siapapun, termasuk pemain naturalisasi ini sendiri bisa berkarier di Indonesia.
Hal tak terduga juga, pemain naturalisasi ini awalnya tak paham seperti apa negara Indonesia. Namun pada akhirnya, ia memutuskan mualaf, kok bisa?.
- Semen Padang
Bahkan uniknya juga, dia sempat takut untuk sunat (khitanan) loh sebelum memutuskan masuk agama Islam.
Pemain naturalisasi ini datang ke Indonesia untuk bermain bola, karena begitu senangnya dapat panggilan bermain. Sehingga dia tak melihat negara tujuan yang disepakatinya.
Pemain yang memutuskan mualaf, padahal ia terlahir dari keluarga besar beragama Katolik. Tentunya ini bukan hal mudah.
Pemain naturalisasi itu bernama Silvio Escobar berasal dari Paraguay. Keputusannya menjadi mualaf, setelah mengenal kultur dan sosial Indonesia.
- Persija Jakarta
Silvio Escobar akrab disapa Escobar, pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia pada tahun 2014 dan bergabung ke Persepam Madura.
Dalam perjalanan kariernya, Silvio Escobar mengaku sama sekali tidak memiliki bayangan tentang, seperti apa negara Indonesia.
"Itu sebenarnya sedikit lucu ya. Saya datang dan teken kontrak bersama tim Liga 2 di Paraguay. Habis teken kontrak, saya balik ke rumah," katanya.
"Sebelum sampai rumah, bosnya (klub itu) telepon lagi. Terus dia tawarin saya ke Indonesia," kenang Silvio Escobar di YouTube Sportcast 77, dikutip Selasa (19/8/2025).
Lebih lanjut, Silvio mengatakan kabar baik bisa main, tanpa berpikir lama langsung Escobar menerima tawaran tersebut.
Dalam ceritanya, ia belum mengetahui tim mana yang akan dibelanya. Sungguh membuatnya terheran dan diselimuti rasa bahagianya.
"Tidak dikasih tahu klubnya apa. Terus beli tiket dan tiga hari lagi berangkat. Padahal saya tidak tahu Indonesia di mana," terang Escobar.
Escobar juga mengaku berusaha mencari tahu tentang Indonesia. Dia mencari informasi dari temannya yang sudah berkarier lebih dulu di sini.
"Kemudian saya cari informasi, ada teman yang main di Indonesia Alfredo Cano. Dia bilang 'jangan ke sini, situasi tidak bagus. Mereka ambil kamu disuruh main tarkam'," kata Escobar menirukan Cano.
Setelahnya, dia pun mencari tahu dan teken kontrak. Setelah bermain di Indonesia, Escobar pun jatuh cinta pada negara Indonesia.
Ternyata ada hal yang membuatnya terhipnotis, yaitu keramahan masyarakat, dan kultur sepak bola yang kuat membuatnya betah tinggal di sini.
Kemudian setelah di Indonesia juga pertama kali Escobar mengenal tarkam. Dia sempat beberapa kali main tarkam dan mendapatkan penghasilan.
"Tarkam pertama kali dibayar Rp 1,5 juta sekali pertandingan. Main pertama kali di Tangerang dan seru. Cuma di Indonesia ada tarkam, di luar negeri gak ada," ungkapnya.
Berjalannya waktu, setahun bermain di Indonesia, hal mengejutkan pun terjadi. Escobar yang dibesarkan dalam keluarga Katolik di Paraguay memutuskan untuk mualaf pada tahun 2015.
Sehubungan dengan keputusannya itu, Escobar sudah lama berinteraksi dengan rekan-rekan muslim di timnya.
Dia kaget, ketika tahu ada proses khitanan atau sunat wajib ia lakukan. Sebab itu syarat bahwa sudah baligh atau dewasa dalam Islam.
Tanpa sadar, dia membayangkan dipotong akan membuatnya kehilangan alat kelamin atau semacamnya.
Mindset itulah buatnya ragu, karena penasaran Silvio Escobar pun kembali bertanya kepada rekan-rekannya di Indonesia.
Alhamdulillah, pada 2015 akhirnya buatnya harus berani datang sendiri untuk sunat atau khitanan.
Setelah berbagai proses bertanya, Escobar resmi menjadi WNI pada tahun 2020. Ia pun membuktikan cintanya dengan mengajukan diri menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
"Jumat pagi saya bangun, saya sendiri jalan untuk sunat. Saya datang di Klinik, saya masuk," sambungnya.
"Semua suster di situ malu sekali. Tapi ya sudah masuk ya sudah. Terbuka saja," cerita Escobar sambil tertawa.(klw)