- Pexels/Mohammed Alim
Bolehkah Umat Muslim Menggunakan Masjid yang Dibangun oleh Orang Non-Muslim? Kata Ustaz Adi Hidayat
tvOnenews.com - Masjid merupakan tempat suci bagi umat Islam yang digunakan untuk beribadah, terutama shalat berjamaah, serta berbagai aktivitas keagamaan lainnya.
Banyak jamaah berusaha memakmurkan masjid dengan berbagai kegiatan karena hal itu memiliki keutamaan besar di sisi Allah.
Tak jarang, orang yang dikaruniai rezeki berlebih pun menyalurkannya untuk pembangunan masjid, agar umat Muslim di sekitarnya bisa beribadah dengan nyaman.
Namun, muncul pertanyaan: bagaimana hukumnya jika seorang non-Muslim yang membangun masjid? Apakah umat Islam tetap boleh melaksanakan shalat di dalamnya?
Dilansir tvOnenews.com dari tayangan YouTube M Ziyad, seorang jamaah menanyakan tentang masjid yang dibangun oleh orang non-muslim kepada Ustaz Adi Hidayat.
"Bagaimana sikap kita kalau ada masjid yang dibangun oleh non muslim dan dikelola oleh mereka?," tanya seorang jamaah.
- Tangkapan Layar YouTube Adi Hidayat Official
Mendengar pertanyaan tersebut, Ustaz Adi Hidayat justru berbalik tanya, bagaimana kemudian bisa terjadi seperti ini.
"Bukan sikap kita. Bagaimana Anda bisa menjadikan kok tiba-tiba ada rumah ibadah dibangun oleh non muslim. Itu aneh menurut saya tuh," ungkap Ustaz Adi Hidayat pada tayangan YouTube M Ziyad.
Ustaz Adi Hidayat mengatakan terdapat kisah dimana seorang bisa membangun ibadah rumah Allah namun dirinya tidak memuliakan Allah.
Sebuah masjid bernama Dirar yang dibangun oleh Abdullah bin Ubay bin Salul, seorang yang dikenal orang munafik.
"Itu kalau shalat pak, shafnya dibelakang Nabi langsung. Persis di belakang Nabi. Tapi kalau keluar dari salat, itu Muhammad cuma cari perhatian aja, memecah belah kita. Dia punya masjid, kita juga bikin masjid," ujarnya.
Nabi Muhammad SAW memiliki sifat toleransi yang tinggi, beliau masih mau bergaul dengan Abdullah bin Ubay. Bahkan ketika sakit, Nabi memberikan obat kepada anaknya.
Bahkan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat masih menjenguk Abdullah bin Ubay yang sedang sekarat.
Kala itu Abdullah bin Ubay masih ingin dihormati dan diagungkan karena yang menengok adalah Rasulullah SAW.
Bahkan ia sampai meminta untuk mengenakan jubah Rasulullah saat menjelang ajalnya, 'Ya Rasulullah, perkenankan saya wafat dalam keadaan mengenakan jubah terbaik Anda.'
Saking gregetnya, Umar bin Khattab sampai mengungkapkan, 'Ya Rasulullah izinkan saya memisahkan kepala dari badan orang ini.' Nabi berkata, 'Jangan Umar, ini hanya pakaian saja.'
Kalimat yang diucapkan Rasulullah menunjukkan bahwa segala yang melekat pada Nabi, tidak perlu dikultuskan.
Sebab, tugasnya hanya pada risalah Nabi itu sendiri, bukan apa yang melekat pada beliau, sekalipun kita hormati, akan tetapi jangan sampai dikultuskan.
Orang ini wafat mengenakan pakaian Nabi, tapi di cap sebagai orang munafik di muka bumi, itulah Abdullah bin Ubay bin Salul.
"Hidupnya begitu menyulitkan, matinya sangat kolokan," kata Ustaz Adi Hidayat.
Tetapi saat dirinya mengatakan Muhammad hanya cari perhatian, dan lalu membangun masjid lain bernama Dirar.
Ternyata masjid tersebut bukan digunakan untuk ibadah, melainkan digunakan untuk perbuatan makar atau tipu muslihat.
"Awas, makar itu tidak hanya secara langsung, bisa dengan cara yang halus. Tiba-tiba dibangun masjid, mengarahkan macam-macam," ujar Ustaz Adi Hidayat.
Kata Allah dalam wahyunya, hati-hati, itu tidak tepat. Diperintahkan untuk dihancurkan.
Ustaz Adi Hidayat berpesan bahwa jika ada masjid yang dibangun oleh orang kafir, maka jangan dimakmurkan.
Kalaupun ada, maka lebih baik dialihfungsikan dahulu, seperti dialih kepemilikan sudah orang Islam yang pegang.
"Orang Islam yang atur. Bagaimana ada rumah Allah diatur non muslim. Ngatur orang shalatnya, ngatur macam-macamnya," katanya.
"Dia (orang kafir) kan tidak paham tentang fungsi itu. Bagaimana bisa masuk ke dalamnya, dan tidak boleh berada di dalamnya. Bagaimana bisa mengatur, " imbuhnya.
Gak bisa masuk ke dalamnya, gak bisa melihatnya, gak bisa memetakan ibadahnya. Karena itu menurut Ustaz Adi Hidayat, yang paling tepat adalah dikelola kembali oleh orang Islam.
Hal ini ditempuh dengan jalan terbaik dalam QS. An-Nahl Ayat 125, dan kalau terlihat tidak memusuhi, maka doakan ia masuk Islam. (udn/kmr)