- Instagram/@mariafebe13
Masih Ingat Maria Febe Kusumastuti? Mantan Atlet Badminton Indonesia yang Dapat Hidayah, Mualaf hingga kini Jadi Pelatih Muslimah di Kanada!
Hanya segelintir orang dekat yang mengetahui keputusannya saat itu karena ia memilih tidak banyak mengumumkan kepada publik, bahkan keluarganya sempat belum mengetahui.
“Yang tahu cuma orang tertentu doang, jadi cuma intinya aja. Aku gak mau nyebar-nyebar gitu, dan waktu itu juga orang tua aku belum tau,” tuturnya.
Tak lama setelah bersyahadat, Febe mengganti namanya menjadi Aisyah Febe. Ia juga menikah dengan sesama pebulutangkis, Andrei Adistia, pada Oktober 2017.
Sejak saat itu, hidupnya berubah bukan hanya secara spiritual, tetapi juga dalam cara ia menatap masa depan setelah pensiun dari dunia bulutangkis profesional.
- Instagram/@mariafebe13
Dari Atlet Dunia ke Pelatih Internasional
Febe memutuskan gantung raket pada usia 27 tahun setelah tampil di Indonesia Open 2017. Meski pensiun sebagai atlet, kecintaannya pada bulutangkis tidak pernah padam.
Ia kemudian melanjutkan kiprah di dunia olahraga ini sebagai pelatih. Kini, Febe bermukim di Kanada dan aktif membagikan pengalaman serta ilmunya kepada para pemain muda.
Sebelumnya, ia juga sempat melatih di beberapa negara lain, membuktikan bahwa pengabdiannya terhadap bulutangkis tetap berlanjut meski sudah tidak lagi tampil di lapangan.
“Saya merasa nyaman dan damai, terutama saat mendengar azan. Itu yang membuat hati saya tergerak,” kata Febe dalam wawancara dengan Okezone Sports.
Kalimat sederhana itu menggambarkan betapa pengalaman kecil di masa lalu bisa menjadi titik awal perjalanan spiritual yang mengubah arah hidup seseorang.
Inspirasi dari Dunia Bulutangkis
Kisah Maria Febe bukanlah satu-satunya. Mantan rekan seangkatannya di tunggal putri, Adriyanti Firdasari, juga memilih berhijrah setelah pensiun.
Firdasari, runner-up Piala Uber 2008, resmi memeluk Islam dan memutuskan berhijab pasca-Indonesia Masters 2015.
Sama seperti Febe, Firdasari tetap mengabdikan diri pada bulutangkis dengan menjadi pelatih generasi muda.
Perjalanan kedua atlet ini menjadi bukti bahwa hidayah dapat hadir melalui pengalaman sederhana sekaligus membawa kedamaian yang mendalam.
Dukungan publik pun mengalir deras, bukan hanya dari penggemar bulutangkis, tetapi juga dari masyarakat luas yang terinspirasi oleh keberanian mereka menempuh jalan baru.