news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Ilustrasi Ssstt! Emangnya Ghibah Pimpinan Zalim di Kantor Lebih Berat dari Zina? Buya Yahya Jelaskan Kalau Ternyata Sesungguhnya itu Termasuk....
Sumber :
  • Istockphoto

Ssstt! Emangnya Ghibah Pimpinan Zalim di Kantor Lebih Berat dari Dosa Zina? Buya Yahya Jelaskan Kalau Ternyata Sesungguhnya itu Termasuk...

Benarkah bergosip atau ghibah pimpinan di kantor termasuk dosa yang lebih besar daripada zina? Buya Yahya jelaskan kalau ternyata, sebaiknya hindari hal ini
Jumat, 19 September 2025 - 15:10 WIB
Reporter:
Editor :

tvOnenews.com - Fenomena ghibah atau menggunjing bukanlah hal baru, apalagi di lingkungan kerja yang kerap penuh dengan dinamika antara atasan dan bawahan. 

Dalam sebuah kajian Al Bahjah, seorang jemaah bertanya kepada KH Yahya Zainul Ma’arif atau yang akrab disapa Buya Yahya, mengenai hukum menggibah pimpinan, terlebih bila sang pimpinan dinilai zalim.

Suudzon dan Ghibah dalam Islam

Buya Yahya menegaskan bahwa prasangka buruk atau suudzon adalah penyakit hati yang dapat menghancurkan iman seseorang. Allah SWT dengan tegas melarang hal ini dalam firman-Nya:

"Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, serta janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat: 12).

Ayat ini menegaskan betapa buruknya ghibah hingga Allah mengibaratkannya dengan memakan daging bangkai saudara sendiri. 

Buya Yahya, Al Bahjah
Sumber :
  • YouTube Al Bahjah TV

 

Rasulullah SAW juga mengingatkan, "Jauhilah prasangka, karena sesungguhnya prasangka adalah ucapan paling dusta." (HR. Bukhari-Muslim).

Sikap Bijak di Lingkungan Kerja

Dalam situasi kerja, tidak jarang seorang karyawan merasa tidak puas dengan kebijakan pimpinan. Hal ini sering melahirkan percakapan negatif hingga ghibah. Menanggapi pertanyaan jamaah, Buya Yahya menasihati agar seorang muslim bersikap cerdas.

"Kalau memang itu omongan (ghibah) gak berguna, gak ada manfaatnya, ya Anda tahu diri, menghindar dong. Jangan malah mengiyakan, padahal Anda tidak tahu bagaimana sesungguhnya," jelas Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV.

Beliau menambahkan, jika memang ada kesalahan nyata dari seorang pimpinan, sebaiknya disampaikan langsung melalui komunikasi yang baik, baik dengan surat, kritik membangun, maupun nasihat penuh cinta. Dengan demikian, tujuan perbaikan bisa tercapai tanpa menjerumuskan diri pada dosa ghibah.

Apakah Dosa Ghibah Lebih Berat dari Zina?

Dalam tradisi Islam, ghibah digolongkan sebagai dosa besar. Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad menjelaskan bahwa ghibah adalah menyebutkan aib seseorang ketika ia tidak hadir, dengan maksud menjatuhkan martabatnya.

Yang mengejutkan, dosa ghibah disebut-sebut lebih berat dari zina. Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh At-Thabrani:

Rasulullah SAW bersabda, “Takutlah kalian terhadap ghibah, karena sesungguhnya ghibah lebih berat dosanya daripada zina.” 

Para sahabat bertanya, “Bagaimana bisa ghibah lebih berat daripada zina?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya seorang laki-laki berzina kemudian ia bertaubat, maka Allah langsung menerima taubatnya. Sedangkan orang yang menggibah tidak akan diampuni dosanya sampai orang yang digibah memaafkannya.” (HR. At-Thabrani dalam Al-Ausath).

Hadis ini memperlihatkan perbedaan mendasar antara zina dan ghibah. Meskipun zina adalah dosa besar yang berat, pelakunya bisa mendapatkan ampunan langsung dari Allah dengan taubat nasuha.

Sementara itu, dosa ghibah tidak cukup ditebus hanya dengan istighfar. Pelaku harus meminta maaf kepada orang yang digunjing agar Allah mengampuninya.

Dari penjelasan Buya Yahya, jelas bahwa menggibah pimpinan zalim sekalipun bukanlah sikap yang dibenarkan. Jika memang ada kebijakan yang keliru, jalan terbaik adalah menyampaikan kritik secara bijaksana, bukan menggunjing di belakang.

Buya Yahya menekankan, "Kalau ternyata itu omongan tidak jelas, ya sudah (tinggalkan). Yang jelas saja waspada, harus hati-hati. Jangan biasa menggunjing, apalagi tidak jelas."

Ghibah adalah dosa yang sangat berbahaya karena menyangkut hak sesama manusia. Berbeda dengan zina yang dosanya langsung terkait dengan Allah dan bisa diampuni dengan taubat, dosa ghibah baru terhapus bila orang yang digunjing bersedia memaafkan. 

Karena itu, menjaga lisan jauh lebih penting daripada menuruti hawa nafsu berbicara tentang aib orang lain.

Pesan Buya Yahya relevan untuk semua, terutama di lingkungan kerja yang rawan konflik dan gunjingan. Islam mengajarkan umatnya untuk menghindari prasangka, menjaga lisan, serta menyampaikan kritik dengan cara yang santun. Dengan begitu, seorang muslim bisa terhindar dari dosa besar yang bahkan lebih berat daripada zina.

Wallahu a’lam.
 

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral