- ls/Pedro FigueraPexes
Teks Khutbah Jumat 12 September 2025 Singkat Padat: Gerhana Bulan, Tanda Kebesaran Allah SWT
tvOnenews.com - Fenomena alam sering kali menjadi pengingat bagi manusia akan kebesaran Sang Pencipta.
Salah satunya adalah gerhana bulan total 'blood moon' yang baru saja terjadi pada 7–8 September 2025.
Peristiwa ini bukan sekadar kejadian astronomi, tetapi juga tanda kebesaran Allah SWT yang seharusnya membuat kita merenung dan memperkuat keimanan.
- Pexels/Diana
Untuk menyambut Jumat 12 September 2025, berikut ini teks khutbah Jumat singkat padat bertema “Gerhana Bulan, Tanda Kebesaran Allah SWT.”
Teks ini bisa menjadi panduan khatib atau referensi jamaah dalam memahami makna gerhana bulan dalam perspektif Islam.
Khutbah Pertama
Jamaah Shalat Jumat yang Berbahagia,
Pada tanggal 7–8 September 2025 lalu, kita menyaksikan fenomena alam berupa gerhana bulan.
Fenomena ini adalah tanda kebesaran Allah SWT, bukan sebagaimana keyakinan sebagian masyarakat dahulu bahwa gerhana terjadi karena ditelannya bulan atau pertanda buruk bagi petani dan peternak.
Keyakinan semacam itu keliru. Gerhana adalah bukti nyata akan Kemahakuasaan Allah SWT.
- Pexels/David McEachan
Allah SWT berfirman dalam Q.S Yasin ayat 40:
لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
Artinya: “Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya (orbit).”
Ayat ini menjelaskan bahwa gerhana terjadi saat matahari, bumi, dan bulan berada pada satu garis lurus. Jika bumi menghalangi cahaya matahari menuju bulan, terjadilah gerhana bulan. Fenomena ini mengingatkan kita pada keteraturan alam semesta dan kebesaran Sang Pencipta.
Karena itu, marilah kita tinggalkan mitos-mitos lama tentang gerhana.
Sebaliknya, perbanyaklah istighfar, doa, dan taqarrub kepada Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW memerintahkan kita berdoa, salat sunnah gerhana, bertakbir, dan bersedekah saat terjadi gerhana.
Sebagaimana sabda beliau yang diriwayatkan Imam al-Bukhari:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana, maka banyaklah berdoa kepada Allah, bertakbirlah, dirikan salat dan bersedekahlah.”
- Pexels/Luke Tinker
Hadirin yang Berbahagia,
Fenomena gerhana bulan mengingatkan kita agar senantiasa menghadirkan rasa takut kepada Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW pun pernah diperlihatkan surga dan neraka saat Salat Kusuf.
Dalam salah satu khutbahnya beliau bersabda: “Wahai umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (H.R. Muttafaq ‘alaih).
Khutbah Kedua
Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah,
Gerhana bulan adalah momentum untuk menyadarkan kita betapa kecilnya manusia di hadapan kebesaran Allah SWT.
Bulan hanyalah bagian kecil dari alam semesta, sementara ilmu manusia belum mampu menjangkau seluruh rahasia ciptaan-Nya.
Momen ini hendaknya kita manfaatkan untuk memperbanyak taubat, istighfar, dan memperbaiki hubungan kita dengan Allah.
Allah berfirman dalam Q.S. Ali Imran ayat 190–191:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ ۞الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ۞
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau berbaring dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.’”
Semoga fenomena gerhana bulan menjadi pengingat bagi kita untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperbanyak amal kebaikan, dan menjaga lingkungan sekitar.
بَارَكَ اللهُ لِي وَ لَكُمْ فِي الْقُرْانِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Sumber: Kemenag