- Ammar Ramzi
IRI Indonesia Gandeng PP Muhammadiyah Sosialisasikan Panduan Agama dan Buku Rumah Ibadah untuk Lindungi Hutan Tropis
Dr. Agus Djamil menyebut bahwa panduan tersebut dirancang untuk membantu para pemuka agama memahami posisi ajaran keimanan terhadap alam.
“Rumah ibadah bisa menjadi pusat perubahan, dari tempat khotbah menjadi ruang advokasi ekologis,” tuturnya.
Sementara itu, Dr. Ir. Mulyanto Darmawan, M.Sc menegaskan bahwa kerusakan hutan tropis tidak bisa dilepaskan dari krisis iklim yang terjadi secara global.
“Krisis iklim bukan sekadar isu lingkungan, ini adalah krisis moral dan spiritual,” katanya.
Usai sesi tanya jawab dan istirahat siang, peserta dibagi dalam tiga kelompok kerja tematik, yakni penyusunan silabus dan modul pelatihan, strategi jaringan, serta aktivasi rumah ibadah.
Fasilitator mendampingi setiap kelompok untuk merumuskan langkah konkret dalam mengimplementasikan panduan tersebut di jaringan majelis agama dan komunitas keagamaan di seluruh Indonesia.
Diskusi dilanjutkan dalam sesi pleno dan lokakarya yang dipandu oleh Toto Tohari, S.Th.I., M.Ag. Hasil diskusi berupa peta jalan integrasi panduan ke dalam khutbah, pendidikan, serta program komunitas. Komitmen peserta untuk mengawal proses penjangkauan dan distribusi materi juga ditegaskan.
Peserta menyambut baik inisiatif tersebut sebagai langkah strategis dalam menempatkan institusi keagamaan di garis depan perjuangan ekologi.
Pendekatan lintas iman dan kekuatan moral dinilai mampu menjadikan para pemuka agama sebagai agen perubahan untuk melindungi hutan tropis dan membela hak masyarakat adat.
Kegiatan ditutup dengan penyusunan rencana aksi bersama dan peta jalan integrasi panduan ke dalam praktik keagamaan sehari-hari, termasuk khutbah, kurikulum pendidikan, dan program komunitas.
IRI Indonesia menyatakan akan terus mendampingi pelaksanaan dan pelacakan dampak dari program ini melalui saluran komunikasi yang telah disepakati.
Panduan ini menjadi bagian dari gerakan lintas agama IRI Indonesia yang menekankan bahwa penyelamatan hutan bukan sekadar isu lingkungan, tetapi juga persoalan moral dan spiritual.
Dengan lebih dari 10 juta hektare hutan primer hilang dalam dua dekade terakhir, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mengatasi deforestasi dan lemahnya perlindungan wilayah adat.
Melalui pendekatan berbasis sains dan pesan keagamaan, kegiatan ini diharapkan menjadi momentum penting dalam menggerakkan kekuatan moral komunitas agama untuk menjaga kelestarian hutan tropis dan memperjuangkan keadilan ekologis