- Tangkapan layar YouTube Arnita Rodelina Turnip
Kisah Mualaf Cewek Cantik Asal Sumut, Awalnya Pembenci Islam tapi Berujung Dikasih Hidayah Cuma Butuh Proses 7 Hari
tvOnenews.com - Cewek cantik asal Sumatera Utara (Sumut) ini punya kisah mualaf meski sempat membenci Islam.
Cewek cantik mualaf tersebut bernama Arnita Rodelina Turnip, mantan mahasiswa berprestasi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) IPB University.
Di IPB University, Arnita Rodelina masuk dari jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) pada 2015.
Sebelum mualaf, Arnita Rodelina merupakan sosok penganut beragama Kristen, namun cewek cantik itu mengaku pembenci Islam.
Seiring berjalannya waktu, proses Arnita Rodelina hanya seminggu untuk mualaf. Ia pun bercerita lewat podcast YouTube Rukun Indonesia pada 2022.
Siapa Arnita Rodelina?
- Tangkapan layar YouTube Rukun Indonesia
Dilansir tvOnenews.com dari kanal YouTube Rukun Indonesia, Kamis (10/7/2025), Arnita Rodelina merupakan mantan mahasiswa IPB University asal Simalungun, Sumut.
Namun sesungguhnya, Rodelina merupakan anak guru ngaji beragama Islam, tetapi sang ibu pindah ke Kristen karena ikut kepercayaan suaminya.
Rodelina sebenarnya sudah sangat dekat dengan keluarga sang ibu mayoritas beragama Islam, tetapi ia terlahir sebagai Kristen.
Keputusannya menjadi mualaf sempat menggemparkan jagad maya karena modal butuh tujuh hari.
Ia tak membantah hal tersebut, namun proses ia masuk agama Islam sebenarnya sangat panjang.
"Sebenarnya (proses mualaf) bukan seperti itu, namun bisa juga dikatakan seperti itu," kata Arnita Rodelina.
Perjalanan Arnita Rodelina Mualaf
Sejak lahir beragama Kristen, Rodelina mengenyam pendidikan di sekolah Katolik, ia pun sering belajar seputar agama.
Penguatan ilmu agama dari sekolahnya memantik hati wanita asal Sumut itu membenci agama Islam.
Rodelina menyoroti kewajiban ibadah shalat di agama Islam sangat ribet ketimbang ketika ia memegang kepercayaan Kristen.
"Apaan si doa ribet banget gitu harus lima kali, ngapain mempersulit," ucapnya.
Semasa kuliah, IPB University mengharuskan mahasiswanya mengenakan pakaian tertutu, dan harus tinggal di asrama di semester awal.
Sebagai non-Muslim, Rodelina kesulitan mengenakan pakaian tanktop, sementara ia sering berpenampilan terbuka.
Ia kemudian menceritakan dirinya sangat kental dengan Kristen, tapi dapat teman Muslim sekamar yang sering ibadah di asramanya.