- YouTube
Anak Yatim Diundang Acara Santunan Orang Kaya Memangnya Boleh? Buya Yahya Bilang Kalau Hukumnya Ternyata....
Tapi dalam beberapa kasus, niat baik ini justru tanpa sadar menimbulkan beban.
Anak-anak sering kali harus menempuh perjalanan jauh, meninggalkan sekolah atau pengajian hanya untuk hadir dalam acara yang sebenarnya bisa dilaksanakan dengan cara lain yang lebih efisien dan tidak mengganggu rutinitas mereka.
Hal ini menjadi perhatian serius Buya Yahya atau KH Yahya Zainul Ma'arif.
Dalam ceramahnya yang disiarkan kanal YouTube @albahjah-tv, Buya Yahya menyampaikan kekhawatirannya soal anak-anak yatim yang diundang ke rumah orang-orang kaya tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap pendidikan mereka.
“Sebetulnya kami lebih senang kalau anak-anak itu tetap di pondok saja,” ujar Buya Yahya.
- Tangkapan Layar YouTube Al-Bahjah TV
Ia mencontohkan satu kejadian di mana anak-anak yatim harus menempuh perjalanan dua jam untuk datang ke acara syukuran.
“Kalau pulang-pergi empat jam. Makannya dua jam. Total enam jam anak-anak ini tinggalkan sekolah dan ngaji,” jelasnya.
Menurutnya, hal semacam ini sering terjadi karena kurangnya pemahaman dari pihak pengundang tentang dampak nyata yang dialami anak-anak tersebut.
Buya Yahya menambahkan bahwa banyak ustaz yang mendampingi anak-anak juga berada dalam posisi dilematis.
“Kami pun kadang tak bisa menolak. Kalau tidak datang, anak-anak ini nanti tidak dapat makan,” ungkapnya.
Ia mengkritik bahwa kadang para pendamping terpaksa menerima undangan demi kelangsungan kebutuhan anak-anak di pondok atau panti asuhan.
Sebagai solusi, Buya Yahya menyarankan cara yang lebih bijak dalam menyantuni anak yatim.
Bantuan bisa langsung disalurkan ke pondok atau panti asuhan, baik berupa makanan, uang, ataupun perlengkapan belajar.
“Biaya mobil yang dipakai untuk jemput anak-anak itu bisa jadi buku buat mereka,” ujarnya.
Dalam Islam sendiri, semangat berbagi tidak mengharuskan kehadiran fisik dari pihak penerima jika itu justru menyusahkan.
Ajaran Rasulullah SAW menekankan kemudahan dan tidak mempersulit. Maka, menyantuni anak yatim juga sebaiknya dilakukan dengan memprioritaskan kebermanfaatan dan tidak memberatkan pihak yang disantuni.