news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Ustadz Adi Hidayat (UAH).
Sumber :
  • muhammadiyah.or.id

Siap-siap Dikepung Rezeki 'In This Economy', Ustadz Adi Hidayat Bilang Sebaiknya Lakukan.....

Rahasia Rezeki Lancar Menurut Ustadz Adi Hidayat: Bukan Hanya Soal Kerja Keras, Tapi Kekuatan Takwa. Ia menjelaskan, takwa adalah sumber pertolongan langsung dari Allah
Jumat, 4 Juli 2025 - 15:05 WIB
Reporter:
Editor :

tvOnenews.com - Di tengah situasi ekonomi Indonesia yang penuh tantangan, dari harga kebutuhan pokok yang meningkat hingga angka pengangguran yang masih jadi perhatian, banyak orang merasa sudah bekerja keras, namun rezeki yang didapat tetap terasa sempit. 

Hal ini menciptakan tekanan batin dan kegalauan yang sulit dijelaskan. Bagi umat Islam, kondisi ini tidak hanya bisa dijawab dengan logika duniawi, melainkan juga pendekatan spiritual yang lebih dalam.

Ustadz Adi Hidayat (UAH), dalam salah satu ceramahnya yang diunggah di kanal YouTube @UstadzYt dan dikutip pada Kamis (3/7/2025), menekankan bahwa kunci rezeki bukan hanya terletak pada banyaknya kerja keras, melainkan pada kualitas takwa seseorang. 

Ia menjelaskan, takwa adalah sumber pertolongan langsung dari Allah yang bisa membuka pintu rezeki dari arah yang bahkan tidak disangka-sangka.

"Siapa yang ingin hidupnya ringan, diringankan hidupnya, mengalir rezekinya bahkan dari hal yang tidak dia duga-duga?" ujar UAH dalam ceramah tersebut.

Ustadz Adi Hidayat
Sumber :
  • Istimewa

 

Sebagai dasar argumen, Ustadz Adi Hidayat merujuk pada firman Allah dalam Surah At-Talaq ayat 2-3:

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا 

"Wa mayyattaqillaha yaj‘al lahu makhrajan. Wa yarzuqhu min haitsu la yahtasib..."

Artinya: "Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu." 

Ayat ini mempertegas bahwa takwa tidak hanya menyelamatkan seseorang di akhirat, tapi juga mempermudah urusan dunia. 

Dalam Islam, janji Allah dalam ayat tersebut adalah nyata. Maka, menurut UAH, rezeki yang mengalir deras bukan hanya hasil dari keringat semata, tapi buah dari kedekatan spiritual dengan Sang Pencipta.

Dalam konteks sosial hari ini, banyak masyarakat Indonesia yang terjebak pada anggapan bahwa kerja siang malam adalah satu-satunya jalan meraih kelapangan hidup. 

Ilustrasi Rezeki
Sumber :
  • Freepik

 

Padahal, UAH mengingatkan, banyak orang yang kerjanya biasa saja, namun hidupnya lapang dan tenteram. Ini karena ada keberkahan dari Allah yang mengiringi langkah hidup mereka.

Lebih jauh lagi, Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa rezeki tidak selalu berbentuk uang atau harta benda. 

Ia menjelaskan bahwa kesehatan, keluarga yang harmonis, anak-anak yang saleh, hingga kedamaian batin adalah bagian dari rezeki yang sering kali tidak disadari.

"Rezeki jangan digambarkan dengan uang saja, jangan dengan materi saja. Ketenangan itu rezeki, kenyamanan itu rezeki," tegasnya.

Dalam Islam sendiri, rezeki memang memiliki makna yang luas. Dalam hadist riwayat Ibnu Majah, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Sesungguhnya Ruhul Qudus (Malaikat Jibril) membisikkan ke dalam hatiku bahwa tidak ada seorang jiwa pun yang akan mati hingga dia menyempurnakan rezekinya dan ajalnya. Maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah dalam mencarinya..." (HR. Ibnu Majah No. 2144).

Hadist ini mendukung penjelasan Ustadz Adi Hidayat bahwa manusia tak perlu risau berlebihan dalam mengejar rezeki, karena bagian masing-masing sudah ditetapkan. 

Yang perlu diusahakan adalah kualitas diri dan kesalehan pribadi agar rezeki itu datang dengan cara yang halal dan penuh berkah.

Ustadz Adi Hidayat juga mengingatkan bahwa takwa tidak terbatas pada ibadah formal seperti salat dan puasa. 

Ia mencakup kejujuran dalam bekerja, menjauhi praktik riba, menjaga etika, serta menjauhi perbuatan maksiat. Dengan kata lain, takwa adalah bentuk kesalehan total dalam kehidupan sehari-hari.

"Takwa itu melingkupi semua aspek hidup. Bukan cuma soal sholat dan puasa, tapi juga kejujuran, kesucian hati, dan menjauhi hal-hal haram," jelas Ustadz Adi Hidayat.

Sebagai penutup, UAH memberi motivasi agar setiap Muslim tidak sekadar berjuang secara fisik dalam menghadapi kerasnya hidup, tetapi juga memperkuat hubungan vertikal dengan Allah. 

Jika spiritualitas diperbaiki, pintu-pintu rezeki bisa terbuka lebar dari arah yang tidak pernah terbayangkan.

Pesan ini menjadi sangat relevan di tengah ekonomi yang sulit seperti sekarang. Bagi masyarakat Indonesia, selain kerja keras, kini saatnya untuk menata kembali hubungan spiritual agar hidup tak hanya sekadar bertahan, tapi juga diberkahi dan dimudahkan oleh-Nya. (udn)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

05:05
01:59
02:45
02:14
01:33
04:47

Viral