news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Ustaz Adi Hidayat.
Sumber :
  • YouTube

Memang Benar Hewan Kurban Akan Menolong Pemiliknya di Akhirat Nanti? Ustaz Adi Hidayat Bilang Sebenarnya…

Benarkah hewan kurban akan jadi kendaraan di akhirat? Ustaz Adi Hidayat jelaskan makna sebenarnya dari riwayat tersebut, ini penjelasan lengkapnya!
Minggu, 1 Juni 2025 - 20:25 WIB
Reporter:
Editor :

tvOnenews.com - Ibadah kurban menjadi salah satu amalan yang sangat dianjurkan bagi umat Islam, khususnya saat Idul Adha.

Selain sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT, kurban juga kerap dikaitkan dengan berbagai keutamaan.

Salah satunya adalah keyakinan bahwa hewan kurban akan menjadi kendaraan bagi pemiliknya kelak di akhirat.

Hal tersebut bukan hanya kepercayaan umum di masyarakat, tetapi juga menjadi pertanyaan yang sering dilontarkan kepada para dai, termasuk Ustaz Adi Hidayat.

Dalam salah satu ceramahnya, UAH pernah menjawab pertanyaan seorang jamaah yang penasaran soal hal tersebut.

“Saya pernah mendengar bahwa kurban akan menjadi kendaraan orang yang berkurban saat di akhirat, apakah benar?” tanya seorang jamaah kepada Ustaz Adi Hidayat.

Menanggapi hal itu, UAH tidak langsung membenarkan secara mutlak.

Ia menjelaskan bahwa dirinya pun pernah membaca dan mendengar sejumlah riwayat yang menyebut tentang hewan kurban sebagai kendaraan di akhirat.

“Saya pun demikian pernah mendengar dan membaca juga referensi-referensi terkait, khususnya ada riwayat yang disandarkan kepada Nabi SAW,” terang UAH.

Ia kemudian menyebutkan salah satu bunyi riwayat tersebut: “Gemukkanlah, baguskanlah hewan-hewan sembelihan kalian karena sesungguhnya hewan-hewan kurban yang dibaguskan itu nanti akan datang di hari kiamat menjadi kendaraan kalian melewati jembatan penyebrangan yang menentukan antara rahmat atau azab, antara surga ataukah neraka.”

Namun demikian, Ustaz Adi Hidayat menekankan bahwa riwayat ini dinilai lemah oleh sejumlah ulama hadis ternama.

Ia mengutip pendapat para ulama seperti Ibnu Arabi, Ibnu Hajar al-Asqalani, Al-Munawi, hingga Imam Suyuti yang menyatakan bahwa hadis tersebut tidak cukup kuat dari sisi sanad dan matan.

“Bahkan Ibnu al-Arabi Al-Maliki menyebut hampir seluruh hadits-hadits yang terkait dengan keutamaan-keutamaan penyembelihan kurban yang berlebihan, yang seperti tadi itu tidak ditemukan kekuatannya atau dipandang lemah sekali,” jelas UAH.

Meski demikian, UAH tidak serta-merta menolak manfaat dari kurban.

Ia menjelaskan bahwa bisa saja makna hewan kurban sebagai kendaraan di akhirat itu merupakan ungkapan kiasan atau majas, bukan makna sebenarnya.

Menurutnya, dalam bahasa Arab, penggunaan kiasan semacam ini cukup lazim.

“Boleh jadi perkataan-perkataan ini sesungguhnya bukan ingin menunjukkan maksud dari kendaraan tapi berupa majas atau kiasan. Karena ungkapan-ungkapan dalam bahasa Arab itu seringkali juga bisa bermakna kiasan,” terang Ustaz Adi Hidayat.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa makna sebenarnya dari anjuran memperbagus hewan kurban adalah untuk meningkatkan kualitas pahala.

Semakin baik dan ikhlas seseorang dalam berkurban, maka semakin besar pahala yang diperolehnya.

“Maksudnya adalah hewan-hewan ini jika memang kita bisa mencari yang paling bagus, mencari yang paling baik, maka dimungkinkan pahalanya semakin bagus, semakin baik, semakin banyak,” ujarnya.

UAH menekankan bahwa pahala yang besar inilah yang akan membantu meringankan seseorang dalam melewati Shirat (jembatan akhirat).

Amal baik yang banyak dan ikhlas bisa menjadi ‘kendaraan’ seseorang di hadapan Allah, bukan dalam arti hewan secara fisik yang ditunggangi.

“Dengan banyaknya pahala ini yang akan memudahkan kita melewati shirat karena timbangannya semakin besar, timbangan semakin banyak,” terang UAH.

Dalam penutup penjelasannya, Ustaz Adi Hidayat memberikan nasihat bagi umat Islam yang ingin berkurban agar memilih hewan terbaik sesuai dengan kemampuan.

“Jika harta kita misalnya cukup berlebih maka dengan harga itu cari yang paling terbaik, cari yang paling bagus, yang paling gemuk, yang paling banyak manfaatnya,” tuturnya.

Ia menambahkan, dengan niat yang ikhlas dan pelaksanaan kurban yang sesuai dengan syariat, maka insyaAllah ibadah kurban itu akan bernilai tinggi di sisi Allah dan mendatangkan ridha-Nya.

“Sehingga ini mempercepat kita melewati Shirat yang dimaksudkan menjadi kendaraan dalam konteks amalnya, bukan konteks hewan,” pungkas Ustaz Adi Hidayat. (adk)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

00:57
01:35
01:23
02:19
03:49
15:06

Viral