- Freepik
Doa saat Posisi Sujud dalam Shalat, Apakah Boleh Gunakan Bahasa Indonesia? Ulama ini Jelaskan Sebenarnya...
tvOnenews.com - Sujud dalam shalat menjadi waktu terbaik meminta hajat lewat bacaan doa sesuai kebutuhannya masing-masing.
Saat sujud dalam shalat, umat Islam akan mendapat ketenangan apabila mengamalkan doa.
Ketika membaca doa, ada orang mukmin yang menggunakan bahasa Indonesia, terkhusus saat sujud dalam shalat. Hal itu disebabkan karena tak menguasai atau pemahaman terhadap bahasa Arab.
Persoalan hukum membaca doa berbahasa Indonesia dalam sujud shalat dibahas tuntas oleh salah satu ulama ternama dalam suatu ceramah, yakni Ustaz Adi Hidayat.
Mulanya, Ustaz Adi Hidayat membahas hukum berdoa dalam sujud terakhir shalat Fardhu, namun memakai bahasa Indonesia setelah ditanya oleh seorang jemaahnya.
Hukum Doa saat Sujud dalam Shalat Pakai Bahasa Indonesia
- Kemenag
Sebagai ulama karismatik, Ustaz Adi Hidayat mengatakan persoalan hukum ini sudah menjadi perdebatan dilakukan oleh sejumlah ulama, khususnya Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad.
"Baik, ada ikhtilaf dari para ulama. Banyak perbedaan pendapat dari ulama, tapi umumnya jumhur disepakati boleh berdoa dalam sujud," ujar Ustaz Adi Hidayat disadur tvOnenews.com dari tayangan channel YouTube Ceramah Pendek, Kamis (15/5/2025).
Melalui kesepakatan para ulama, doa saat sujud memang sangat mustajab. Akan tetapi, kata UAH sapaan populernya, harus mengikuti ketentuan atau syarat berlaku.
Ustaz Adi Hidayat mencontohkan, doa dalam sujud yang terbaik tetap menggunakan sunnah dari Rasulullah SAW mengharuskan umatnya mengamalkan dengan bahasa Arab.
"Kalau situasi Anda memang sesuai dengan doa-doa tadi, maka alangkah baiknya Anda lafadzkan seperti Nabi yang pernah mencontohkannya pada kita," katanya.
Walau begitu, bacaan doa dari sunnah Nabi Muhammad SAW terbatas. Maksudnya, tidak mencakup luas karena penyampaian hajat sangat kompleks.
"Misalnya, anak Anda besok akan ujian, masa Nabi belum ada kampus, mana doa yang sesuai Anda bacakan? Nabi SAW tidak pernah lafadzkan itu karena kebutuhannya tidak sama," jelasnya.
Perkara kasus ini, Ustaz Adi Hidayat menyimpulkan doa memakai bahasa Indonesia karena sesuai dengan kebutuhan hajat, maka disahkan dalam agama Islam.