news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Habib Rizieq Shihab bicara aksi premanisme, Selasa (6/5/2025).
Sumber :
  • Tangkapan layar YouTube CERITA UNTUNGS

Mendengar Maraknya Preman Berkedok Ormas, Habib Rizieq Bernostalgia Peran Awal FPI Terbentuk Berantas Aksi Kejahatan

Di tengah isu perseteruan Hercules gegara tuduhan preman berkedok ormas, Habib Rizieq Shihab (HRS) menceritakan awal terbentuknya FPI untuk memberantas aksi premanisme.
Selasa, 6 Mei 2025 - 06:44 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Habib Rizieq Shihab menceritakan awalnya terbentuk Front Pembela Islam (FPI) di tengah maraknya isu preman berkedok organisasi masyarakat (ormas) yang menggemparkan publik.

Habib Rizieq selaku pendiri sekaligus mantan Imam Besar FPI mulanya menjelaskan awal FPI dibentuk sebagai ormas berbasis keagamaan sekaligus kemasyarakatan.

"Jadi, kita memang sebagai ormas yang namanya sosial kemasyarakatan, kita harus peduli dengan urusan itu, termasuk urusan kemanusiaan," ujar Habib Rizieq kepada Arie Untung dilansir dari podcast YouTube CERITA UNTUNGS, Selasa (6/5/2025).

Habib Rizieq mengatakan sejak FPI didirikan, seluruh anggota mengutamakan kepeduliaan menjunjung tinggi kemanusiaan, termasuk selalu melakukan aksi sosial kepada masyarakat terdampak bencana.

"Itu tanpa memandang agama, apapun agama korban daripada bencana tersebut, keyakinannya, apapun golongan, partainya, sukunya, nah semua kita bantu," terang dia.

Di samping itu, kata HRS sapaan akrabnya, FPI terbentuk karena berbasis keagamaan, ormas tersebut juga mempunyai tanggung jawab meneguhkan amar ma'ruf nahi munkar yang artinya mencegah keburukan.

Habib Rizieq Shihab (HRS)
Sumber :
  • Antara

 

Habib Rizieq Sebut Peran FPI Cegah Premanisme

Saat FPI pertama kali berdiri pada 17 Agustus 1998 setelah Indonesia reformasi, pemerintah lengah dalam mencegah aksi premanisme.

Habib Rizieq menyampaikan bahwa, aksi premanisme semakin marak setelah reformasi. Tak hanya itu, banyak orang yang melakukan tindakan negatif, seperti konsumsi minuman keras hingga narkoba.

"Karena saat itu pada awal kita reformasi, kan polisi, tentara, pemerintahan baru lagi berbenah diri, sehingga pada kondisi seperti itu, banyak yang memancing dalam air keruh," jelasnya.

"Sehingga premanisme merajalela, narkoba merajalela di situlah FPI tampil. Jadi FPI bukan sekadar terjun dalam konteks kemanusiaan, tetapi juga harus terjun dalam mencegah kemunkaran yang merajalela di tengah masyarakat," sambung dia menerangkan.

Habib Rizieq menyayangkan kurangnya kondisi saat itu masih banyak yang menyoroti hanya bagian kerasnya FPI, namun sesungguhnya ormas tersebut juga bantu memberantas berbagai tindakan kejahatan.

"Misalnya kita mau tutup sarang narkoba, itu bukan tembok yang enggak bergerak, tetapi pasti ada kurir, preman, mafianya. Jadi, kalau kita mau tutup, kita mesti siap dong menghadapi mereka, mereka enggak bakal diam," imbuhnya.

Habib Rizieq melanjutkan, saat FPI memberantas hal tersebut, banyak orang pemerintah yang melindungi aksi kejahatan.

"Kejadian-kejadian pada saat awal FPI itu berdiri, sehingga saat bentrok dengan preman-preman tersebut di berbagai daerah, itu yang disorot sehingga orang lihat aduh FPI seram ini, main sikat, main hantam," paparnya.

Ia mengakui perspektif masyarakat kepada FPI dikenal keras, namun hal ini demi kebaikan mencegah aksi premanisme dan tindakan kejahatan kala awal terbentuknya ormas tersebut pada 1998.

"Karena mereka juga keras bunuh kita, culik kita, siksa kita. Istilahnya, perang antar mereka yang menegakkan amar ma'ruf nahi munkar dengan para penyebar maksiat," tandasnya.

Habib Rizieq mengisahkan awal FPI dibentuk mengingat saat ini masyarakat dihebohkan dengan sejumlah kasus yang terjadi mengenai aksi premanisme di berbagai wilayah Indonesia.

Salah satu perseteruan yang menghangat bermula dari inisiasi Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi ingin membentuk Satgas Anti Premanisme di Jawa Barat.

Tak berselang lama, ada aksi premanisme diduga dilakukan oleh oknum anggota ormas GRIB Jaya yang membakar tiga mobil polisi di Depok, Jawa Barat beberapa waktu lalu.

Dalam hal ini, mantan Gubernur Jakarta sekaligus Purnawirawan TNI, Sutiyoso alias Bang Yos mendukung penuh atas revisi Undang-Undang Ormas.

Namun, dukungan tersebut mengundang reaksi keras dari Ketua Umum GRIB Jaya, Hercules Rosario Marshal yang menyebut Sutiyoso bau tanah.

Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn.) Gatot Nurmantyo berapi-api mendengar kalimat tersebut, sehingga memberikan julukan Hercules dan anak buahnya "preman berkedok ormas".

Hercules meminta maaf kepada Bang Yos dan keluarganya. Tetapi, Ketua Umum GRIB Jaya itu menantang Gatot Nurmantyo seolah-olah tidak menerima ucapan "preman berkedok ormas".

Kekisruhan tersebut berbuntut panjang hingga masih menghangat dan disorot oleh berbagai pihak akibat maraknya aksi premanisme saat ini.

(hap)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral