- Kolase Tim tvOne/Nuryanto & ANTARA/AFP/Frank Fife
Menurut Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Catatan Buruk Real Madrid atas Barcelona Bukan Salah Carlo Ancelotti
tvOnenews.com - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menyoroti peran pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti usai gagal membawa Los Blancos menang atas FC Barcelona.
Haedar Nashir menyesali kekalahan Real Madrid atas Barcelona kembali terjadi. Skor akhir 2-3 di babak final menunjukkan Los Blancos gagal membawa juara Copa Del Rey 2024/2025.
Kemudian, Haedar Nashir juga menyayangkan Real Madrid selalu kalah dari Barcelona, terutama pada hasil akhir di LaLiga dengan skor 0-4.
Pada awal 2025, Real Madrid juga terbantai oleh klub yang dijuluki Blaugrana saat final Piala Super Spanyol 2025 dengan skor akhir 2-5.
Catatan buruk Real Madrid selalu dipermalukan oleh Barcelona membuat nama sang pelatih, Carlo Ancelotti kian disorot.
Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir Bicara Peran Carlo Ancelotti di Real Madrid
- UEFA
Haedar Nashir selaku Ketua Umum PP Muhammadiyah menyoroti sikap Madritista dan para analisis sepak bola yang selalu menyalahkan Carlo Ancelotti.
"Banyak analisis dilakukan seputar keterpurukan Si Raja Liga Champions. Sang pelatih hebat, Carlo Ancelotti bahkan terus disalahkan," ujar Haedar Nashir dilansir tvOnenews.com dari Facebook pribadinya, Selasa (29/4/2025).
Bagi Haedar, hasil menang, seri, dan kalah merupakan hal yang wajar di dalam perangkat pertandingan sepak bola maupun cabang olahraga lainnya.
Namun demikian, Haedar menganggap Real Madrid selalu dikalahkan oleh Barcelona tidak sepenuhnya dari kesalahan Carlo Ancelotti.
"Dia pelatih hebat yang telah memberikan banyak gelar bergengsi bagi Madrid, termasuk tiga Liga Champions," tuturnya.
"Jikalau pun mau dilepas akhir musim ini, Don Carlo layak dilepas dengan penghormatan tinggi, bukan sebagai pecundang," sambung dia.
Bicara Real Madrid Harus Berubah
Lebih lanjut, Ketua Umum PP Muhammadiyah itu menuturkan bahwa, sportifitas harus tetap dijunjung setingg-tingginya dalam olahraga sepak bola.
Haedar menganggap catatan buruk tersebut juga tidak sepenuhnya salah dari para penggawa Real Madrid, tetapi karena adanya sistem yang salah diterapkan pada musim ini.
"Apalagi tahun lalu mereka telah memberikan gelar Laliga dan Liga Campions. Kini, yang diperlukan oleh Madrid ialah perubahan," bebernya.
"Perubahan bermain dengan pola sistem. Bukan hanya dengan mengandalkan skill individual pemain," lanjutnya.
Meski berkutat di Muhammadiyah dan dunia politik, Haedar Nashir membagikan pendapatnya mengenai sistem pada sepak bola era modern tidak hanya memerlukan kemampuan para pemain di dalam tim.
"Barca di bawah Hansi Flick menunjukkan itu, dengan pemain pas-pasan dan muda-muda kecuali Lewandowski, klub dari Katalan itu mampu menjelma menjadi kekuatan yang hebat," katanya.
Menurutnya, taktikal dari Hansi Flick mampu mendukung para pemain mengolah si kulit bundar dengan sempurna, sehingga sistem permainan di Barcelona semakin apik.
"Barca tidak sepenuhnya memainkan tiki-taka yang menjadi karakter Barca, tetapi ada pragmatisme serangan vertikal yang dikembangkan pelatih Jerman itu," tutupnya.
(hap)