news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Ilustrasi ibadah shalat.
Sumber :
  • Freepik

Sehari 40 Rakaat, Inilah Amalan Pokok yang Membuat Hidup Lebih Berkah, Pesan UAH

Dalam ajaran Islam, angka 40 bukan sekadar angka biasa. Bahkan, kata Ustaz Adi Hidayat (UAH), ada amalan yang juga sejumlah 40 rakaat yang dapat mempercepat akselerasi terhadap kematangan kekuatan spiritual, kekuatan mental hingga kekuatan intelektual. 
Minggu, 27 April 2025 - 06:00 WIB
Reporter:
Editor :

tvOnenews.com - Dalam ajaran Islam, angka 40 bukan sekadar angka biasa, namun menyimpan banyak makna simbolik dan spiritual yang dalam, hal ini sebagaimana disebut dalam Al-Qur’an maupun hadis.

Mulai dari usia kenabian, masa-masa pembentukan jiwa, hingga ibadah, angka 40 menjadi penanda penting dalam perjalanan seorang Muslim. Bahkan kata Ustaz Adi Hidayat (UAH) para ulama sepakat bahwa shalat yang utama dalam sehari jumlahnya adalah 40 rakaat.

“Nabi diangkat jadi Rasul usia berapa 40 tahun, Nabi Musa menerima wahyu selama berapa hari? 40 dan kematangan seseorang usia berapa 40,” ungkap UAH dalam ceramahnya yang diunggah di kanal YouTube resminya.

Bahkan, kata Ustaz Adi Hidayat ada amalan yang juga sejumlah 40 rakaat yang dapat mempercepat akselerasi terhadap kematangan kekuatan spiritual, kekuatan mental hingga kekuatan intelektual. 

“Apa itu amalan pokoknya? Shalat dan bilangan salat ini para ulama meriset ternyata ada 40 yang pokok, bukan pokok dalam masalah fardhu sunnah ya,” jelas UAH.

Ustaz Adi Hidayat kemudian menjelaskan bahwa pokok yang dimaksudkan membantu seorang Muslim menjadi lebih kuat dalam berkehidupan.

“Berkehidupan dengan tiga kekuatan tadi kekuatan spiritual, kekuatan intelektual, kekuatan mental,” tandas UAH.

Lalu apa saja 40 rakaat shalat yang dimaksud oleh Ustaz Adi Hidayat?

“Pertama shalat fardu 17 rakaat baik kemudian 17 ditambah dengan shalat tahajud dengan Witir malam yang standar 11,” jelas UAH.

Maka shalat fardhu dan tahajud jika ditambah yakni 17 tambah 11 totalnya yaitu 28. Lalu bagaimana urutan jumlah rakaat tahajud yang sebaiknya dilakukan oleh seorang Muslim?

“11 rakaat shalat malam, 11 rakaat itu bisa begini 2 2 2 2 ujungnya satu boleh atau 44 3 boleh,” jelas UAH.

Maksudnya bisa tahajud dilakukan sebanyak dua kali salam hingga total rakaat 10 lalu ditambah witir 1 rakaat atau shalat sebanyak 4 rakaat 2 kali dengan ditutup witir 3 rakaat.

Kemudian, setelah dua shalat tersebut Ustaz Adi Hidayat menyarankan lakukan rutin shalat rawatib.

“Lalu ditambah 12 rakaat rawatib," saran UAH.

Ustaz Adi Hidayat kemudian menjelaskan shalat rawatib yang pokok untuk masuk dalam 40 rakaat shalat pokok.

  • 2 rakaat sebelum Subuh
  • 4 rakaat sebelum Dzuhur
  • 2 rakaat setelah Dzuhur
  • 2 rakaat setelah Maghrib
  • 2 rakaat setelah Isya

Berikut dali dari Shalat Rawatib yang dijelaskan oleh Ustaz Adi Hidayat.

Hadis Ibnu Umar

حَفِظْتُ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ رَكَعَاتٍ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ فِي بَيْتِهِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ فِي بَيْتِهِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ الصُّبْحِ وَكَانَتْ سَاعَةً لَا يُدْخَلُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيهَا حَدَّثَتْنِي حَفْصَةُ أَنَّهُ كَانَ إِذَا أَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ وَطَلَعَ الْفَجْرُ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ

Aku hafal dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sepuluh rakaat: dua rakaat sebelum Dzuhur, dua rakaat sesudahnya, dua rakaat setelah Maghrib, dua rakaat  setelah ‘Isya dan dua rakaat sebelum shalat Subuh. Dan ada waktu tidak dapat menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Hafshah Radhiyallahu anhuma menceritakan kepadaku bahwa bila muadzin beradzan dan terbit fajar beliau shalat dua rakaat.

Dalil Shalat Rawatib Muakkadah

وَعَنْ اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : – حَفِظْتُ مِنْ اَلنَّبِيِّ – صلى الله عليه وسلم- عَشْرَ رَكَعَاتٍ : رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ اَلظُّهْرِ , وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا , وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ اَلْمَغْرِبِ فِي بَيْتِهِ , وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ اَلْعِشَاءِ فِي بَيْتِهِ , وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ اَلصُّبْحِ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .

Artinya: “Ibnu Umar Radliyallaahu ‘anhu berkata: Aku menghafal dari Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam 10 rakaat yaitu: dua rakaat sebelum Dzuhur, dua rakaat setelahnya, dua rakaat setelah maghrib di rumahnya, dua rakaat setelah Isya’ di rumahnya, dan dua rakaat sebelum Subuh. Muttafaq Alaihi.

Dalil Larangan Shalat Sunnah Setelah Ashar dan Subuh

وَلَهُ عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ: – ثَلَاثُ سَاعَاتٍ كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَنْهَانَا أَنْ نُصَلِّي فِيهِنَّ, وَأَنْ نَقْبُرَ فِيهِنَّ مَوْتَانَا: حِينَ تَطْلُعُ اَلشَّمْسُ بَازِغَةً حَتَّى تَرْتَفِعَ, وَحِينَ يَقُومُ قَائِمُ اَلظَّهِيرَةِ حَتَّى تَزُولَ اَلشَّمْسُ, وَحِينَ تَتَضَيَّفُ اَلشَّمْسُ لِلْغُرُوبِ

Artinya: Dalam riwayat Muslim dari Uqbah Ibnu Amir: Tiga waktu dimana Rasulullah SAW melarang kami melakukan shalat dan menguburkan mayit, yaitu: ketika matahari terbit hingga meninggi, ketika tengah hari hingga matahari condong ke barat, dan ketika matahari hampir terbenam.

Ustaz Adi Hidayat mengatakan siapa yang konsisten menjalankan 40 rakaat shalat tersebut insyaAllah akan terbentuk karakter kuat dalam diri.

“Kalau orang sudah konsisten 40 rakaat selama hidupnya dia mampu kerjakan semaksimal mungkin,” saran UAH.

Pertama namun berlatih 17 dulu yang pokok, setelah itu saran UAH sertakan dengan yang dekat waktunya yakni shalat rawatib.

“Kerjakan dulu, kerjakan sampai konsisten,” pesan UAH.

Kemudian setelah itu Ustaz Adi Hidayat sarankan lakukan tahajud, namun jangan langsung banyak.

“Tahajud tahajud jangan banyak-banyak dulu, jangan langsung 11, tiga dulu aja dua rakaat witir satu,” sarannya.

“Enggak usah panjang-panjang enggak apa-apa, yang pertama Qul Azu birabbil Falaq kedua Qul azuabbinnas, Witir qulhuallah enggak apa-apa sampai Anda merasa bosan baca itu naikkan,” lanjut UAH menambahkan. 

Jika sudah nikmat, Ustaz Adi Hidayat yakin pasti seorang Muslim tidak akan mau meninggalkan semua shalat tersebut.

“Kalau sudah nikmat enggak akan tertinggal sebab kenikmatan itu kalau ditinggalkan gelisah ,nanti akan tercipta keadaan jangankan fardhu tertinggal sunah bisa gelisah,” kata UAH.

Jika sudah begitu, maka artinya seorang Muslim sudah merasakan halawatul Iman atau kenikmatan Iman.

“Maka silakan berlatih sampai konsisten tapi memang tidak mudah ingat untuk mendapatkan konsisten konsistensi akan ada tahapan yang dilalui apa saja,” ujarnya.

Wallahu’alam

(put)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

05:05
01:59
02:45
02:14
01:33
04:47

Viral