- Tangkapan Layar YouTube Al-Bahjah TV
Buya Yahya Sebut Keutamaan Shalat Tahajud 7 Rakaat Lebih Istimewa daripada 500 Rakaat, Ternyata ini Alasannya
tvOnenews.com - Masih banyak umat Muslim kebingungan berapa jumlah rakaat shalat Tahajud yang bisa memberikan keutamaan besar.
Terkait rakaat shalat Tahajud, beberapa orang mukmin selalu menerapkan jumlah yang sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.
Sebagian lainnya hanya cukup mengerjakan shalat Tahajud sebanyak 7 atau 11 rakaat yang ditambah dengan 3 rakaat Witir.
Perkara jumlah rakaat, KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya membandingkan keutamaan shalat Tahajud 7 rakaat dan 500 rakaat dalam sehari.
Buya Yahya memahami betul ada orang yang rajin shalat Tahajud sampai 500 rakaat, hanya demi memperoleh keutamaan besar atas izin Allah SWT.
Namun, Buya Yahya mengatakan kalau shalat Tahajud 500 rakaat hanya sia-sia daripada yang mengerjakan 7-13 rakaat.
Pertanyaannya, apakah shalat Tahajud 7 rakaat lebih baik daripada Tahajud 500 rakaat?
Keutamaan Shalat Tahajud 7 Rakaat dan 500 Rakaat
- iStockPhoto
Dilansir tvOnenews.com dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, Selasa (15/4/2025), Buya Yahya lebih fokus mengutamakan pembahasan rakaat shalat Tahajud.
Buya Yahya membahas hal ini karena kedapatan kasus ada orang mukmin kelelahan hanya perkara mengisi shalat Tahajud 500 rakaat.
Menurut Buya Yahya, cara tersebut sudah salah dan dianggap keliru kalau Tahajud 500 rakaat hanya dikerjakan sekali saja.
"Kita jangan sampai shalat hari ini 500 rakaat, besok tidak tahajudan lagi. Tapi mendingan rutin 7 atau 9 rakaat," kata Buya Yahya.
Pengasuh LPD Al Bahjah itu menuturkan bahwa, Tahajud 500 rakaat hanya bisa menyiksa diri akibat tidak mempunyai waktu tidur di malam hari.
Tidur juga merupakan bagian kebutuhan, akan tetapi Tahajud bisa menuntun seorang mukmin memperoleh keistimewaan karena sepertiga malam menjadi waktu terbaik segala hajat dikabulkan Allah SWT.
Banyak orang yang memilih Tahajud daripada tidur. Jika mengerjakan 500 rakaat setiap hari, maka tak pernah beristirahat dan mengganggu kesehatan tubuhnya.
"Coba buatlah setidaknya satu aktivitas tetapi sifatnya kamu bisa rajin dan benar-benar istiqomah. Nilai yang paling mahal itu terletak di istiqomah sebenarnya," jelasnya.
Buya Yahya bingung mengapa sampai melaksanakan ibadah sunnah malam 500 rakaat, sedangkan hanya berlangsung satu malam.
Buya Yahya berpendapat kalau konsisten Tahajud 500 rakaat sangat didukung olehnya. Hal ini membuktikan sebagai hamba yang beriman kepada Allah SWT.
Namun demikian, sangat sedikit yang sukses melewati fase itu sehingga memutuskan konsistensi dan menganggap Tahajud sebagai beban dalam dirinya sendiri.
"Waduh kita lagi asik begini, hari ini asik banget shalatnya banyak, bisa lebih, tetapi tidak akan bisa lama," terangnya.
Bagi Buya Yahya, shalat sunnah malam hanya dijadikan sebagai bentuk memperoleh kebahagiaan, kenyamanan, kenikmatan atas hajat yang telah dikabulkan oleh Allah SWT.
Kenikmatan dari Tahajud juga harus bersanding dengan kecukupan waktu tidur, sehingga hidup akan terasa indah tanpa ada beban sedikit pun.
Lebih lanjut, Buya Yahya mengambil kisah yang diabadikan dalam salah satu hadis riwayat mengenai orang yang sangat antusias beribadah berujung diomelin Rasulullah SAW.
"Nabi SAW pernah menegur seseorang, 'Ya Abdullah, hei Fulan, janganlah engkau ibadah seperti Fulan. Dia mengerjakan ibadahnya banyak sekali hari ini, tetapi besok tidak melaksanakannya lagi'," paparnya.
Buya Yahya menutupkan, istiqomah dalam beribadah sangat diperlukan karena akan menciptakan konsistensi melaksanakan shalat Tahajud, meskipun jumlah rakaatnya tidak terlampau banyak.
"Istiqomah sedikit-sedikit, istiqomah itu yang dahsyat," tutupnya.
(hap)