news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Ilustrasi dagangan.
Sumber :
  • Freepik/kstudio

7 Etika dan Strategi Dagang Rasulullah SAW yang Relevan Sampai Sekarang

Keberhasilan Rasulullah SAW dalam dunia bisnis bukan hanya karena strategi, tetapi lebih karena etika dagang yang luhur dan tak tergoyahkan. Berikut penjelasan bagaimana etika dan strategi dagang Rasulullah SAW yang bisa menjadi pedoman berbisnis yang harus dicontoh oleh seluruh Muslim.
Rabu, 9 April 2025 - 18:04 WIB
Reporter:
Editor :

tvOnenews.com - Dunia perdagangan merupakan salah satu ladang amal dan rezeki yang penuh berkah, bila dijalani dengan cara yang benar. Rasulullah SAW adalah sosok pedagang sukses sebelum diangkat menjadi nabi, dan beliau dikenal dengan julukan “Al-Amin” (yang dapat dipercaya).

Keberhasilan Rasulullah SAW dalam dunia bisnis bukan hanya karena strategi, tetapi lebih karena etika dagang yang luhur dan tak tergoyahkan.

Meski hidup di abad ke-7, prinsip-prinsip dagang Rasulullah SAW masih sangat relevan hingga kini, terutama di tengah maraknya praktik bisnis yang penuh tipu daya dan persaingan tidak sehat. 

Berikut penjelasan bagaimana etika dan strategi dagang Rasulullah SAW yang bisa menjadi pedoman berbisnis yang halal, beretika, dan tetap menguntungkan bagi seluruh Muslim.

1. Kejujuran adalah Kunci Kepercayaan

Rasulullah SAW selalu jujur dalam transaksi. Ia tidak pernah melebih-lebihkan kualitas barang, apalagi menipu pembeli. Justru karena kejujurannya, pelanggan semakin percaya dan loyal.

“Pedagang yang jujur dan amanah akan bersama para nabi, orang-orang yang benar dan para syuhada.” (HR. Tirmidzi)

Pelajaran untuk masa kini: Dalam era digital yang penuh ulasan dan rating, reputasi adalah segalanya. Kejujuran tetap menjadi fondasi utama keberlangsungan bisnis.

2. Amanah dan Tanggung Jawab

Ketika Rasulullah berdagang barang milik Khadijah RA, beliau menjaga harta itu dengan sangat hati-hati. Tak sedikit pun beliau menyelewengkan keuntungan atau memanipulasi catatan dagang.

Amanah dalam praktik modern saat ini contohnya menjaga uang klien atau mitra usaha, tidak menyalahgunakan data konsumen dan menepati janji pengiriman dan kualitas produk

3. Tidak Curang dalam Timbangan dan Kualitas

Rasulullah SAW sangat menentang kecurangan dalam takaran dan timbangan. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT memperingatkan dengan keras:

وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِيْنَۙ الَّذِيْنَ اِذَا اكْتَالُوْا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُوْنَۖ وَاِذَا كَالُوْهُمْ اَوْ وَّزَنُوْهُمْ يُخْسِرُوْنَۗ 

Berita Terkait

1
2 3 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral