- Istockphoto
Transformasi Masjid Nabawi: Dari Rumah Nabi Menjadi Masjid Megah Dunia Islam
Masa Kesultanan Utsmaniyah (1517-1918 M)
Kesultanan Utsmaniyah memberikan perhatian besar terhadap pemeliharaan dan renovasi Masjid Nabawi. Pada abad ke-19, Sultan Abdul Majid I melakukan renovasi besar-besaran dengan memperluas area masjid dan menambahkan berbagai elemen arsitektur khas Ottoman.
Masjid Nabawi di Zaman Modern
Memasuki abad ke-20 dan ke-21, Masjid Nabawi mengalami perkembangan yang sangat pesat, terutama setelah Kerajaan Arab Saudi mengambil alih pengelolaannya. Beberapa perubahan besar yang terjadi antara lain:
Perluasan oleh Raja Abdul Aziz (1950-an)
Raja Abdul Aziz memulai proyek perluasan besar pertama dalam sejarah modern dengan menambah luas masjid hingga 16.327-meter persegi.
Perluasan oleh Raja Fahd (1980-an - 1990-an)
Salah satu proyek terbesar dalam sejarah Masjid Nabawi dilakukan oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz. Perluasan ini menambahkan area masjid menjadi sekitar 98.000-meter persegi dan mampu menampung lebih dari 600.000 jamaah.
Teknologi Canggih dan Inovasi Modern
Saat ini, Masjid Nabawi dilengkapi dengan teknologi mutakhir, seperti sistem pendingin raksasa, payung otomatis di halaman masjid, sistem pencahayaan LED, serta pengelolaan sanitasi dan kebersihan yang sangat modern.
Perluasan oleh Raja Salman (2015-sekarang)
Proyek perluasan terbaru yang dilakukan di bawah kepemimpinan Raja Salman bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masjid menjadi lebih dari 1 juta jamaah. Selain itu, berbagai fasilitas modern terus ditingkatkan untuk kenyamanan pengunjung.
Masjid Nabawi telah mengalami banyak perubahan dari masa ke masa, baik dari segi ukuran, struktur bangunan, maupun teknologi yang digunakan. Dari sebuah masjid sederhana di zaman Rasulullah ﷺ, kini Masjid Nabawi telah berkembang menjadi salah satu pusat ibadah terbesar dan termegah di dunia. Perubahan ini mencerminkan perkembangan umat Islam serta perhatian besar terhadap tempat-tempat suci dalam Islam.
Artikel ini dibuat dari tulisan Muflih Rahmatullah, Santri Qur’an Foundation