news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Tristan Gooijer.
Sumber :
  • PEC Zwolle

Diisukan Makin Dekat Proses Naturalisasi Timnas Indonesia, Tristan Gooijer Tepis Bukan dari Republik Maluku Selatan

Tristan Gooijer membantah keluarganya tidak ada kaitannya dengan gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) sebelum ada kabar proses naturalisasi Timnas Indonesiia.
Kamis, 3 April 2025 - 18:53 WIB
Reporter:
Editor :

tvOnenews.com - Tristan Gooijer selaku mantan anak didik asisten pelatih Timnas Indonesia, Gerald Vanenburg, membantah asal-usulnya bukan dari Republik Maluku Selatan (RMS).

Bantahan Tristan Gooijer tidak memiliki keluarga dari RMS sebelum adanya kabar yang mencuat bahwa, ia semakin dekat akan menjalani proses naturalisasi Timnas Indonesia.

Kabar Tristan Gooijer akan memperkuat Timnas Indonesia diungkap oleh media Belanda, Voetbal Primeur.

Isu Tristan Gooijer soal Naturalisasi Timnas Indonesia

Tristan Gooijer
Sumber :
  • Instagram - Tristan Gooijer

 

Voetbal Primeur baru-baru ini menyebutkan bahwa, Tristan Gooijer selaku pemain Ajax Amsterdam yang dipinjamkan ke PEC Zwolle sedang didekati oleh PSSI.

"Federasi Sepak bola Indonesia sekarang telah menghubungi Tristan Gooijer," tulis Voetbal Primeur dalam keterangannya dikutip tvOnenews.com dari Instagram @voetbalprimeur, Kamis (3/4/2025).

Media dari Belanda itu menguatkan pernyataannya menuliskan Gooijer akan segera bermain di bawah nahkoda pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert.

"Negara Asia itu berharap untuk meyakinkan Ajacied, yang dipinjamkan ke PEC Zwolle musim ini, untuk bergabung dengan pelatih kepala Patrick Kluivert untuk Indonesia," lanjut bunyi pernyataan Voetbal Primeur.

Kabar ini pun langsung mendapat respons sekaligus klarifikasi dari salah satu anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga terkait Tristan Gooijer semakin dekat menjalani proses naturalisasi.

PSSI Klarifikasi Kabar Tristan Gooijer

Arya Sinulingga menepis pernyataan media asal Belanda itu, karena PSSI masih belum melakukan apa pun termasuk proses naturalisasi dan komunikasi terhadap Tristan Gooijer.

Kami belum ada proses administrasi apapun, belum ada komunikasi. Supaya tidak melebar isunya," tulis Arya Sinulingga dikutip dari Instagram pribadinya, Kamis.

PSSI juga sudah mendengar kalau Gooijer akan terbang menuju Jakarta. Akan tetapi, federasi masih belum melakukan proses seluruh dokumen proses naturalisasinya.

Hal ini mengingatkan bahwa, Tristan Gooijer sempat menunjukkan antusiasnya ingin membela Timnas Indonesia, karena memperhatikan sepak bola di Tanah Air semakin berkembang.

"Saya tidak menutup kemungkinan apa pun untuk masa mendatang," tuturnya.

Keterbukaannya ingin memperkuat Timnas Indonesia antara lain karena Tristan Gooijer memiliki darah keturunan Indonesia.

Tristan Gooijer Klarifikasi Asal-Usul Keluarganya

Gooijer menyebutkan bahwa, ia mempunyai keluarga dari keluarga, khususnya melalui nenek dari pihak ayahnya.

Nahasnya, banyak asumsi liar yang mengatakan mantan anak asuh Gerald Vanenburg di Ajax U-21 itu berasal dari keluarga yang berkaitan dengan gerakan separatis RMS.

"Untuk kalian yang masih bertanya, saya dan keluarga saya bukan bagian dari RMS," tegas Gooijer dikutip tvOnenews.com, Kamis.

"Tetapi untuk nenek saya, situasi Maluku dan Indonesia sedikit sensitif. Saya sendiri untuk situasi itu belum mempelajari dan mendalami, situasi Maluku dan Indonesia," sambungnya.

Tentang Gerakan Separatis Republik Maluku Selatan

Terkait gerakan RMS kembali mencuat setelah Tristan Gooijer diisukan sedang didekati PSSI untuk menjajaki proses naturalisasi Timnas Indonesia.

Dinukil dari buku Ambon: Selajang Pandang karya Lususina, Teu pada 1950 & buku Indonesia dalam Arus Sejarah 7: Pascarevoluusi karya Abdullah, Taufik & Lapian, A.B. pada 2013, asal-usul RMS berasal dari mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur (NIT).

Mantan Jaksa Agung NIT itu bernama Soumokil yang membentuk gerakan separatis atau pemberontakan RMS dengan maksud menginginkan Maluku teripsah dari Indonesia.

Kemunculan gerakan RMS atas inisiasi dari Soumokil berkaitan dengan kondisi di mana Maluku memutuskan untuk menjadi bagian dalam wilayah Nusantara.

Namun demikian, keputusan Maluku masuk wilayah Indonesia hanya memberikan konflik. Hal ini berdasarkan pernyataan dari salah satu tokoh pejuang RMS.

Pemerintah Maluku kala itu mengadakan proklamasi terkait kehadiran gerakan separatis RMS yang menguasai wilayah Buru, Ambon, dan Seram.

Kehadiran RMS mendapat dukungan KNIL dari Belanda yang tidak menginginkan gerakan tersebut ditentang oleh banyak pihak.

Seiring berjalannya waktu, pemerintah Indonesia mulai merasa curiga adanya keterlibatan Belanda yang menaungi RMS. ngkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) melakukan perlawanan terhadap RMS.

Perlawanan dari APRIS akan menghilangkan RMS memiliki sandi khusus bernama Operasi Malam yang dilakukan oleh Pasukan APRIS/TNI sebanyak 850 prajurit.

Komandan Mayor Pellupessy menjadi pemimpin dalam operasi penyerangan dalam melakukan perlawanan terhadap RMS yang tiba di Pulau Buru, Kai, Seram, dan Aru.

Sementara, RMS masih memiliki area kekuasaan dalam melakukan pergerakannya di beberapa wilayah di Maluku Selatan.

Daerah kekuasaan utama RMS menjadi target APRIS yang membentuk tiga kelompok yang ditempatkan di Pulau Ambon.

Pasukan APRIS berhasil menang atas perlawanan tersebut. Sejumlah wilayah di Maluku Selatan menjadi daerah kekuasaan RMS dikuasai oleh APRIS.

Presiden pertama RMS, JH Manuhutu, Perdana Menteri RMS, Wairissal, dan 9 Menteri RMS telah ditangkap oleh APRIS setelah kalah dalam menjaga area kekuasaannya.

Kehadiran RMS membuat pemerintah Indonesia mewanti-wanti agar tidak ada gerakan serupa di masa mendatang. Ada hukuman berat jika memiliki hubungan dengan RMS.

(hap)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

05:05
01:59
02:45
02:14
01:33
04:47

Viral