- iStockPhoto
Teks Khutbah Idul Fitri 2025 Singkat: Lisan yang Terjaga, Keluarga yang Bahagia saat Lebaran
tvOnenews.com - Teks khutbah Idul Fitri menuntun para jemaah yang mendengarnya akan memperoleh pahala. Salah satu anjuran terbaik dalam pelaksanaan shalat Idul Fitri adalah menyimak khutbah.
Teks khutbah Idul Fitri singkat ini menjadi bentuk persiapan bagi para khatib yang bertugas dalam penyelenggaraan shalat Idul Fitri.
Biasanya khatib akan melantunkan teks khutbah Idul Fitri ini selepas imam memimpin pelaksanaan shalat Idul Fitri. Temanya mengandung seputar keagamaan dan bermanfaat bagi para jemaah.
Teks khutbah Idul Fitri ini menjadi bahan materi khatib untuk mengisi waktu kultum setelah shalat Idul Fitri 2025.
Sebagaimana Kementerian Agama (Kemenag) RI telah menentukan hasil Sidang Isbat penetapan 1 Syawal 1446 Hijriah/Hari Raya Idul Fitri 2025 berlangsung pada Senin, 31 Maret 2025.
Ada pun temanya mengandung tentang menjaga lisan akan menciptakan keluarga yang bahagia saat saling silaturahmi dalam momentum Lebaran.
Oleh karena itu, tvOnenews.com akan membagikan bahan teks khutbah Idul Fitri singkat bertajuk "Lisan yang Terjaga, Keluarga yang Bahagia saat Lebaran".
Teks Khutbah Idul Fitri Singkat Tema Lisan yang Terjaga, Keluarga yang Bahagia saat Lebaran
- iStockPhoto
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk merayakan Idul Fitri dengan penuh suka cita. Hari ini adalah hari kemenangan bagi orang-orang yang beriman, hari di mana kita kembali kepada fitrah yang suci.
Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk mempererat silaturahmi, karena di dalamnya terdapat keberkahan dan rahmat-Nya.
Hadirin jemaah Idul Fitri yang diberkahi Allah
Setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa, hari kemenangan ini menjadi ajang untuk mempererat silaturahmi dan memperbaiki hubungan dengan sesama.
Namun, dalam suasana kebersamaan ini, kita mendapat kewajiban harus menjaga lisan menjadi hal yang sangat penting untuk menciptakan keharmonisan dalam keluarga di momentum Lebaran yang penuh kehangatan saat ini.
Pertama-tama, khatib akan menjelaskan bahwa, lisan sebagai cerminan hati dan keimanan. Perkataan yang keluar dari mulut seseorang mencerminkan kondisi hati dan tingkat keimanannya.
Sebagaimana dalam redaksi Surat Al-Isra Ayat 53 menjadi rujukan dalil Al-Quran mengenai setiap umat Muslim harus menjaga tutur katanya, Allah SWT berfirman:
وَقُلْ لِّعِبَادِيْ يَقُوْلُوا الَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ كَانَ لِلْاِنْسَانِ عَدُوًّا مُّبِيْنًا
Artinya: "Katakan kepada hamba-hamba-Ku supaya mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (dan benar). Sesungguhnya setan itu selalu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia." (QS. Al-Isra, 17:53)
Ucapan yang baik dapat mempererat hubungan antar anggota keluarga. Sementara, perkataan yang kasar atau menyakitkan dapat menimbulkan konflik dan merusak keharmonisan.
Ma'asyiral muslimin rahimahumullah
Lisan bisa menjadi ujian terberat bagi kita selama menikmati Lebaran yang seharusnya dipenuhi kebahagiaan, keceriaan, dan canda tawa bersama keluarga.
Lebaran adalah waktu di mana keluarga besar berkumpul, saling berbagi cerita dan pengalaman. Namun, tanpa disadari, momen ini juga bisa menjadi ujian bagi lisan kita.
Contoh sejumlah ucapan yang tidak seharusnya terlontarkan saat Lebaran, antara lain:
1. Ucapan yang Menyakitkan Hati
Komentar tentang penampilan fisik, status pernikahan, atau pencapaian seseorang dapat melukai perasaan.
2. Ghibah dan Fitnah
Membicarakan keburukan orang lain atau menyebarkan informasi yang belum tentu benar dapat merusak silaturahmi.
3. Ucapan Sombong dan Membanggakan Diri
Menceritakan keberhasilan pribadi dengan maksud pamer dapat menimbulkan rasa iri dan tidak nyaman di antara anggota keluarga.
Pada kesempatan kali ini, khatib akan menjelaskan secara ringkas terkait keutamaan menjaga lisan dalam agama Islam.
Orang yang menjaga lisan merupakan salah satu tanda kesempurnaan iman, Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan menjaga lisan, kita tidak hanya melindungi diri dari dosa, tetapi juga menciptakan suasana keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang.
Kaum muslimin rahimahumullah
Cara menjaga lisan agar keluarga bahagia merupakan faktor utama yang harus diterapkan oleh kita sedari sekarang sebelum saling bersilaturahmi, apalagi bagi mereka yang mudik ke kampung halaman.
Beberapa langkah untuk menciptakan keluarga yang bahagia melalui lisan yang terjaga, antara lain:
1. Berpikir Sebelum Berbicara
Pertimbangkan apakah ucapan yang akan disampaikan membawa manfaat atau justru dapat menyakiti perasaan orang lain.
2. Gunakan Kata-kata yang Lembut dan Penuh Kasih Sayang
Berbicaralah dengan nada yang menenangkan dan kata-kata yang membangun, terutama kepada orang tua, pasangan, dan anak-anak.
3. Jangan Mudah Terpancing Emosi
Dalam diskusi atau percakapan yang sensitif, usahakan untuk tetap tenang dan tidak terbawa emosi.
4. Menghindari Pembicaraan Sia-sia
Fokuskan percakapan pada hal-hal yang bermanfaat dan hindari gosip atau topik yang tidak penting.
Hadirin yang berbahagia
Demikianlah khatib menyampaikan khutbah singkat ini namun penuh makna untuk kita semua. Idul Fitri adalah momentum untuk kembali kepada fitrah, menyucikan hati, dan memperbaiki hubungan dengan sesama.
Dengan menjaga lisan, kita dapat menciptakan suasana keluarga yang harmonis dan penuh kebahagiaan.
Marilah kita jadikan hari yang fitri ini sebagai awal untuk lebih berhati-hati dalam berbicara, sehingga silaturahmi tetap terjaga dan berkah Allah senantiasa menyertai keluarga kita.
Taqabbalallahu minna wa minkum, mohon maaf lahir dan batin.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.
(hap)
Sumber Referensi: Quran Kementerian Agama RI, NU Online, dan beberapa sumber lainnya.