news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Ilustrasi Malam Nuzulul Qur'an.
Sumber :
  • pixabay

Mengenal Malam Nuzulul Qur'an: Peristiwa Bersejarah dalam Islam

Bulan Ramadhan adalah bulan dimana Al-Qur'an diturunkan pertama kalo. Oleh karenanya di bulan Ramadhan ada satu malam yang diperingati sebagai malam Nuzulul Qur'an. Berikut kisah turunnya Al-Qur'an pertama kali.
Selasa, 18 Maret 2025 - 04:52 WIB
Reporter:
Editor :

tvOnenews.com - Bulan Ramadhan adalah bulan dimana Al-Qur'an diturunkan pertama kalo. Oleh karenanya di bulan Ramadhan ada satu malam yang diperingati sebagai malam Nuzulul Qur'an.

Turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW merupakan peristiwa agung dalam sejarah Islam. Momen ini menandai awal dari risalah kenabian yang membawa cahaya petunjuk bagi seluruh umat manusia. 

Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam pertama kali diturunkan di Gua Hira, yang terletak di sekitar Makkah. Peristiwa ini tidak hanya bersejarah tetapi juga mengandung banyak hikmah bagi kehidupan umat Muslim.

Nabi Muhammad SAW menerima wahyu melalui Malaikat Jibril di Gua Hira yang berada di puncak Jabal Nur yang ada di Hejaz dekat Mekkah, Arab Saudi.

Peristiwa turunnya wahyu pertama adalah pada malam 17 Ramadhan di Gua Hira. Saat itu Malaikat Jibril turun dan menyampaikan ayat pertama dari Surah Al Alaq ke:

اقرَأْ بِاسْمِ رَبِكَ الَّذِي خَلَقَ

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.” (QS. Al-‘Alaq: 1)

Tinggi Jabal Nur sekitar 640 meter dan Gua Hira berada di puncaknya.

Ketika wahyu ini disampaikan, Nabi Muhammad SAW merasa ketakutan dan menggigil. 

Turunnya Al-Qur'an pertama kali (Nuzulul Qur'an) diyakini terjadi pada bulan Ramadhan, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ

"Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia..." (QS. Al-Baqarah: 185)

Namun, mengenai tanggal pastinya, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama:

Pendapat Mayoritas Ulama: 17 Ramadhan

Berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas dan beberapa ulama tafsir, wahyu pertama (QS. Al-'Alaq: 1-5) turun pada malam 17 Ramadhan.

Ini diperkuat oleh hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Hakim, serta sejarah perang Badar yang terjadi pada 17 Ramadhan dan dikaitkan dengan turunnya Al-Qur'an.

Pendapat Lain: 21 atau 27 Ramadhan

Sebagian ulama berpendapat bahwa turunnya Al-Qur'an bertepatan dengan Lailatul Qadar, yang disebut lebih utama dari 1000 bulan (QS. Al-Qadr: 1-5).

Berikut kisah lengkapnya yang dilansir tvOnenews.com rangkum dari ari buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri.

Disebutkan bahwa ketika usia Nabi Muhammad SAW sudah mendekati 40 tahun, baginda Rasul sudah mulai sering mengasingkan diri.

Saat melakukan perenungan diri, Nabi Muhammad SAW  biasa membawa bekal air dan roti yang terbuat dari gandum.

Tempat yang dijadikan oleh Nabi Muhammad SAW  untuk mengasingkan diri adalah Gua Hira yang terletak di Jabal Nur. Gua Hira berjarak sekitar 2 mil dari Kota Makkah. 

Gua ini merupakan gua yang sejuk yang memiliki panjang 4 hasta, lebar sekitar 1,75 hasta dengan ukuran dzira' al-Hadid (hasta ukuran besi).

Biasanya, Nabi Muhammad SAW akan tinggal di dalam Gua Hira selama bulan Ramadhan.

Selama di Gua Hira, Nabi Muhammad SAW memberi makan orang-orang miskin yang mengunjunginya, menghabiskan waktu dalam beribadah dan berpikir mengenai pemandangan alam di sekitarnya dan kekuasaan yang menciptakan sedemikian sempurna di balik itu. 

Saat itu, Nabi Muhammad SAW merasa tidak dapat tenang melihat kondisi kaumnya yang masih terbelenggu oleh keyakinan syirik yang usang dan gambaran tentangnya yang demikian rapuh.

Namun di satu sisi akan tetapi Nabi Muhammad SAW tidak memiliki jalan yang terang, manhaj yang jelas ataupun jalan yang harus dituju, yang berkenan di hatinya dan disetujuinya.

Tentu pilihan mengasingkan diri (uzlah) yang diambil oleh Nabi Muhammad SAW ini merupakan bagian dari tadbir (skenario) Allah terhadapnya. 

Selain itu, dengan mengasingkan diri di Gua Hira, Nabi Muhammad SAW secara otomatis terputus kontak dengan kesibukan-kesibukan duniawi, goncangan kehidupan dan ambisi-ambisi kecil manusia yang mengusik kehidupan.

Inilah yang menjadi sebagai suatu perubahan yang untuk kemudian hari mempersiapkan diri menghadapi urusan besar yang sudah menantinya yakni mengemban amanah yang agung, merubah wajah bumi dan meluruskan garis sejarah. 

Detik-detik Saat Malaikat Jibril Turun Membawa Wahyu

Usia 40 tahun dikatakan merupakan usia kematangan dari seorang manusia. Namun ada yang mengatakan bahwa pada usia 40 tahun inilah para Rasul diutus.

Pada usia 40 tahun ini dikatakan tanda-tanda nubuwwah atau kenabian nampak dan bersinar.

Adapun tanda-tanda kenabian pada Nabi Muhammad SAW yang muncul di usia 40 tahun antara lain ada sebuah batu di Makkah yang mengucapkan salam kepada beliau juga tidak bermimpi kecuali sangat jelas, sejelas fajar subuh yang menyingsing.

Hal ini berlangsung hingga enam bulan-sementara masa kenabian berlangsung selama dua puluh tiga tahun.

Sehingga ru’ya shadiqah (mimpi yang benar) ini merupakan bagian dari empat puluh enam tanda kenabian. 

Ketika pengasingan diri (uzlah) di gua Hira memasuki tahun ketiga, tepatnya di bulan Ramadhan, Allah SWT mengangkat beliau sebagai Nabi.

Kemudian Malaikat Jibril turun kepada Nabi Muhammad SAW dengan membawa beberapa ayat Al-Qur'an.

Penulis buku Sirah Nabawiyah yakni Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri mengatakan turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW secara tepat terjadi pada hari Senin, tanggal 21 Ramadhan, di malam hari, bertepatan dengan tanggal 10 Agustus tahun 610 M. 

Hal ini dikatakannya setelah memperhatikan dan mengamati beberapa bukti penguat dan dalil-dalil yang ada.

Wahyu pertama turun kepada Nabi Muhammad SAW saat beliau berusia 40 tahun, 6 bulan, 12 hari menurut Kalender Hijriah dan sekitar usia 39 tahun, 3 bulan, 20 hari berdasarkan kalender Masehi.

Memang ada beberapa pendapat mengenai tanggal turunnya wahyu. Namun mengenai hari, semua sepakat di hari senin.

Pendapat ini dipertegas oleh hadits yang diriwayatkan para Imam hadits dari Abu Qatadah yang bahwasanya Rasulullah SAW saat ditanya perihal berpuasa pada hari Senin, lalu beliau menjawab, 

"Pada hari itu aku dilahirkan dan pada hari itu pula diturunkan wahyu kepadaku." 


 

Wallahu’alam bishawab

(put)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

05:05
01:59
02:45
02:14
01:33
04:47

Viral