- ANTARA
Derita Muslim Palestina Saat Ramadhan 2025, Diserbu Tentara Saat Shalat di Masjid Hingga Blokade Bantuan Kemanusiaan
Jakarta, tvOnenews.com -Umat Muslim di dunia tengah bersuka cita beribadah puasa di Bulan suci Ramadan, namun warga Muslim di Jalur Gaza, Palestina tetap didera krisis akibat serangan Israel ke daerah kantong tersebut sejak dimulainya perang 7 Oktober 2023.
Laporan adanya serangan Israel terus terjadi meski encatan senjata memang telah disepakati antara Israel dan kelompok perlawanan Hamas Palestina.
Berikut adalah fakta-fakta tentang situasi yang terjadi di Jalur Gaza dan Tepi Barat di Palestina selama bulan suci Ramadan 2025, dikutip dari berbagai sumber.
1. Prancis kecam penangguhan bantuan kemanusiaan ke Gaza oleh Israel
Prancis pada 6 Maret 2025 mengecam keputusan Israel untuk menangguhkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza selama bulan suci Ramadan.
Dalam pernyataannya, dia menekankan urgensi bantuan tersebut bagi warga sipil di wilayah kantong yang terkepung itu.
"Kami mengecam keras keputusan pemerintah Israel untuk menghentikan bantuan, yang mengakibatkan penerapan undang-undang yang melarang semua kontak antara otoritas dan pejabat Israel dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA)," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Christophe Lemoine dalam jumpa pers mingguan.
Menanggapi pertanyaan Kantor Berita Turki Anadolu mengenai penangguhan bantuan kemanusiaan Israel ke Gaza selama Ramadan dan kemungkinan sanksi, Lemoine mengatakan bahwa Prancis, Inggris, dan Jerman bersama-sama mengecam keputusan tersebut.
2. Netanyahu perketat pembatasan salat Jumat di Masjid Al-Aqsa selama Ramadan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Kamis (6/3) setuju untuk semakin membatasi akses jamaah Palestina ke Masjid Al-Aqsa untuk salat Jumat selama Ramadan.
Sebuah pernyataan dari kantor Netanyahu mengumumkan bahwa otoritas tersebut telah mengadopsi rekomendasi keamanan yang hanya mengizinkan sejumlah kecil jamaah dari Tepi Barat untuk memasuki masjid tersebut, mengikuti mekanisme yang sama yang digunakan tahun lalu.
Berdasarkan pembatasan baru tersebut, hanya pria berusia di atas 55 tahun, wanita berusia di atas 50 tahun, dan anak-anak berusia di bawah 12 tahun yang akan diizinkan memasuki Masjid Al-Aqsa.
Namun, akses itu akan bergantung pada perolehan izin keamanan terlebih dahulu dan perlunya pemeriksaan keamanan menyeluruh di pos pemeriksaan yang ditentukan.