news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Bagaimana Cara Bebas dari Rasa Iri? Begini Saran Nabi.
Sumber :
  • Ilustrasi/Pexels

Bagaimana Cara Bebas dari Rasa Iri? Begini Saran Nabi

Apakah dalam Islam rasa iri diperbolehkan? Jawabannya jelas tidak, terutama jika disertai keinginan agar kebahagiaan atau kesuksesan orang lain hilang. Berikut cara hilangkan iri yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.
Sabtu, 8 Maret 2025 - 14:52 WIB
Reporter:
Editor :

tvOnenews.com - Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), iri adalah perasaan tidak senang terhadap kelebihan atau keberuntungan yang dimiliki orang lain. 

Namun, apakah dalam Islam rasa iri diperbolehkan? Jawabannya jelas tidak, terutama jika disertai keinginan agar kebahagiaan atau kesuksesan orang lain hilang. 

Sikap seperti ini tidak dibenarkan. Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Mari kita simak saran dari Nabi Muhammad SAW berikut ini.

Bersyukur dalam Segala Keadaan

Bersyukur adalah obat terbaik untuk menghilangkan rasa iri. Mengapa demikian? Karena dengan bersyukur, kita belajar menerima segala yang telah Allah berikan dengan penuh keikhlasan. 

Rasa syukur akan membuat hati merasa cukup, sehingga kita tidak mudah membandingkan diri dengan orang lain atau merasa kurang atas apa yang kita miliki.

Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اَللَّهِ عَلَيْكُمْ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

"Lihatlah kepada orang yang berada di bawah kalian dan janganlah melihat kepada orang yang berada di atas kalian, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah." (HR. Muslim)

Hadis ini mengajarkan kita untuk lebih menghargai nikmat yang telah diberikan Allah dengan melihat mereka yang memiliki lebih sedikit dalam urusan dunia. 

Jika kita selalu membandingkan diri dengan orang yang lebih kaya, lebih sukses, atau lebih beruntung, hati kita akan terus merasa kurang. Sebaliknya, ketika kita melihat mereka yang kehidupannya lebih sulit, kita akan menyadari betapa banyaknya nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada kita.

Perlu diingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki hanyalah titipan dari Allah SWT. Seperti halnya barang titipan, suatu saat bisa diambil kembali. Hari ini kita mungkin diberi kesehatan, kekayaan, atau kebahagiaan, tetapi semua itu bisa berubah sesuai kehendak Allah. Oleh karena itu, jangan pernah lupa untuk selalu bersyukur atas apa yang kita miliki saat ini dan menjaganya dengan sebaik-baiknya.

Rasa iri sering muncul ketika kita mulai membandingkan kehidupan sendiri dengan orang lain. Di era digital saat ini, media sosial sering menampilkan gambaran kesempurnaan—baik dalam hal kesuksesan, kebahagiaan, maupun kehidupan keluarga. Tanpa disadari, kita lebih sering fokus pada apa yang dimiliki orang lain dibandingkan mensyukuri apa yang telah ada dalam hidup kita.

Namun, perlu diingat bahwa apa yang terlihat di media sosial hanyalah sebagian kecil dari realitas seseorang. Kita tidak mengetahui perjuangan, tantangan, atau kesulitan yang mereka hadapi di balik layar. Oleh karena itu, terus-menerus membandingkan diri hanya akan menjauhkan kita dari rasa syukur dan membuat kita lebih mudah mengeluh serta merasa tidak puas dengan kehidupan sendiri.

Padahal Islam mengajarkan, Allah telah menetapkan rezeki bagi setiap makhluk-Nya. Tidak ada satupun yang terabaikan dalam ketetapan-Nya. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ

"Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)." (QS. Hud [11]: 6)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap manusia telah diberikan rezeki sesuai dengan takdir yang telah Allah tetapkan. Oleh sebab itu, tidak perlu iri terhadap apa yang dimiliki orang lain, karena apa yang ada dalam hidup kita saat ini adalah yang terbaik menurut Allah.

Belajarlah untuk mensyukuri apa yang sudah ada, manfaatkan potensi yang dimiliki sebaik mungkin, dan yakinlah bahwa setiap orang memiliki waktunya sendiri untuk mencapai kebahagiaan dan kesuksesan. Dengan begitu, hati akan lebih tentram, terhindar dari rasa iri, serta lebih dekat dengan ketenangan dan kebahagiaan sejati.

Mendoakan Kebaikan untuk orang lain

Setiap doa kebaikan yang kita panjatkan untuk orang lain akan kembali kepada kita dalam bentuk doa yang sama dari para malaikat, Rasulullah ﷺ bersabda: 

وَعَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يَقُوْلُ : (( مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيْهِ بِظَهْرِ الغَيْبِ إِلاَّ قَالَ المَلَكُ : وَلَكَ بِمِثْلٍ )) . رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

“Tidaklah seorang hamba berdoa untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya kecuali malaikat berkata: ‘Dan untukmu juga yang semisalnya.” (HR. Muslim)

Misalnya jika kita iri dengan keberhasilan seseorang, cobalah untuk berdoa, "Ya Allah, berkahilah rezekinya dan tambahkan keberkahan dalam hidupnya. Dan berikanlah aku rezeki yang halal dan berkah sesuai dengan yang Engkau tetapkan untukku." 

Dengan mendoakan orang lain, hati kita akan lebih tenang dan terbebas dari rasa dengki. Ini juga membantu kita menumbuhkan sifat ikhlas dan empati, serta mengingatkan bahwa rezeki dan keberhasilan datang dari Allah, bukan dari usaha manusia semata.

Jika kita konsisten dalam mendoakan orang yang kita iri, lama-kelamaan rasa iri itu akan berubah menjadi perasaan tulus untuk ikut bahagia atas kebahagiaan orang lain. Inilah salah satu bentuk pembersihan hati yang diajarkan dalam Islam.

Mengendalikan rasa iri bukan hal yang instan, tapi bisa dilatih dengan banyak bersyukur, berhenti membandingkan diri dengan orang lain, dan mendoakan mereka yang kita iri. Dengan begitu, hati kita akan lebih tenang, hidup terasa lebih damai, dan kebahagiaan pun datang dengan sendirinya. Ingat, bahagia bukan soal memiliki segalanya, tapi tentang mensyukuri dan menikmati apa yang sudah kita miliki. Maka mari kita mulai latih hati kita agar lebih bersyukur dan menjalani hidup dengan lebih positif. (put)

Artikel ini diambil dari tulisan Mahasantri Cinta Quran Center

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral