- Tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official
Buka Puasa Bersama Ajak Non-Muslim, Memangnya Boleh? Ternyata Ustaz Adi Hidayat Bilang Hukumnya...
tvOnenews.com - Setiap umat Muslim ingin mempunyai momentum buka puasa bersama selama di bulan Ramadhan. Bagi mereka, bukber akan memberikan kebahagiaan.
Ustaz Adi Hidayat menguraikan, orang mukmin yang mengadakan buka puasa bersama, biasanya dengan keluarga, kerabat, keluarga, tetangga, hingga rekan-rekan kerjanya.
Terkadang, ada juga orang yang mengajak non-Muslim untuk menghadiri kegiatan buka puasa bersama. Menurut Ustaz Adi Hidayat, mereka ingin menciptakan kebersamaan, sebut saja solidaritas.
Namun, Ustaz Adi Hidayat (UAH) mendengar banyak yang bertanya-tanya, apa hukum mengadakan buka puasa bersama dengan mengajak orang yang non-Muslim atau bukan penganut agama Islam.
- Tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official
Selagi niat tersebut mengandung kebaikan, kata UAH, tidak menjadi masalah jika membahas persoalan hukum buka puasa bersama non-Muslim.
"Tebarkan aura Ramadhan kepada teman-temannya (non-Muslim) juga. Jadi begitu datang nanti bulan Ramadhan, bisa dibikin skemanya untuk sedekah yang lebih luas sifatnya," ujar UAH dilansir tvOnenews.com dari unggahan TikTok @menjemputridhaallahchl, Kamis (6/3/2025).
Dalam momen buka puasa bersama seperti ini, UAH beranggapan orang mukmin yang mengadakannya, sama saja secara tidak sadar telah membentuk skema sedekah kepada teman-teman non-Muslim.
Buka Puasa Bersama Non-Muslim seperti Sedekah
- iStockPhoto
"Anda mau buka (puasa) berbagi, makanan kan banyak tuh, kata Nabi berbagi. Sampingnya tetangga no-muslim, ya sudah ajak," kata UAH.
UAH menyebut, sangat jarang orang mukmin mengajak kerabatnya, yang sekiranya bukan menganut agama Islam, sehingga mereka yang non-Muslim jarang bergaul dengan teman-teman sekitarnya.
Sebagai orang mukmin, Islam mengajarkan agar kita selalu hidup berdampingan, sebagaimana manusia dinobatkan menjadi makhluk sosial.
Direktur Quantum Akhyar Institute itu menyarankan, apabila memiliki teman yang non-Muslim, sebaiknya diperhatikan kemudian diajak untuk menikmati buka puasa bersama.
Ia memahami non-Muslim tidak menjalankan ibadah puasa, karena berbeda keyakinan. Namun demikian, cara mengajak untuk buka puasa bersama, bisa membuat mereka bahagia.
"Anda mau buka bersama bareng-bareng, jangan yang Muslim saja. Mungkin ada yang non-muslim tertarik, ajak," tuturnya.
UAH mengatakan, buka puasa bersama juga memberikan makna, bahwa orang mukmin yang mengajaknya, sudah saling membantu kebutuhannya, apalagi jika non-Muslim tersebut mengalami kesulitan ekonomi.
Membantu Non-Muslim yang Kesulitan Ekonomi
- iStockPhoto
"Mungkin di antara anak mereka ada yang kesulitan, bisa diberikan bantuan SPP-nya," jelas dia.
Pendakwah karismatik kelahiran asal Pandeglang itu menyampaikan, tidak sedikit non-Muslim mempunyai kendala dalam urusan ekonomi, sehingga untuk makan dan minum saja, mereka masih kesulitan.
Melalui bukber, mereka akan merasa bahagia karena bisa mendapat makanan jika dijanjikan tidak membayar sedikit pun atau gratis, karena sudah dibayar sepenuhnya oleh teman-teman Muslim.
Selain itu, bukber dengan non-Muslim, UAH melihat ada potensi sebagai cara agar mereka bisa tertarik dengan agama Islam. Bagi mereka, umat Muslim mempunyai sikap dermawan.
"Ada di antara mereka yang tertarik dengan Islam, berikan pendalaman dengan buku-buku keIslaman," tukasnya.
Sedekah Merupakan Amalan Mulia
- Istimewa
Merujuk dari buku Hikmah Sedekah: Menemukan Kebaikan dalam Memberi karya Hamid Sakti Wibowo, sedekah adalah keputusan melakukan tindakan dengan cara memberi baik berupa harta atau benda.
Sedekah akan menuntun seseorang memberikan bantuan kepada orang lain tanpa imbalan atau menerima balasan apa pun dari penerimanya. Misalnya minimal bersedekah kepada fakir miskin atau anak yatim piatu.
Dalam Islam melalui hadis riwayat Rasulullah SAW dan dalil Al Quran, sedekah adalah amalan yang terpuji, bisa mendapat ganjaran berupa pahala dan keutamaan dahsyat lainnya.
Surat Al Baqarah Ayat 261 menjadi redaksi dalil Al Quran seputar sedekah, Allah SWT berfirman:
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
Artinya: "Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui." (QS. Al Baqarah, 2:261)
Dikutip dari NU Online, sedekah terbaik dan paling mulia terletak pada bulan Ramadhan, sebagaimana diriwayatkan dalam hadis Anas bim Malik RA, begini redaksinya:
عَنْ اَنَسٍ قِيْلَ يَارَسُولَ اللهِ اَيُّ الصَّدَقَةِ اَفْضَلُ؟ قَالَ: صَدَقَةٌ فِى رَمَضَانَ
Artinya: "Dari Anas RA, sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Sedekah di bulan Ramadhan'." (HR. At Tirmidzi)
Kesimpulan: Hukum buka puasa bersama atau bukber mengajak non-Muslim akan menciptakan makna berupa sedekah. Amalan ini berdampak bisa mendapatkan ganjaran pahala besar, terlebih lagi dilakukan pada bulan Ramadhan.
(hap)