- Ilustrasi/istockphoto
Tahukah Kamu Kenapa Doa Belum Juga Diijabah Meski Sudah Nangis-nangis? Tak Disangka Ternyata Inilah Penyebabnya
Maka dari itu, jangan putus asa ketika doa kita belum dikabulkan. Bisa jadi Allah SWT menundanya karena ada waktu yang lebih baik atau bahkan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik bagi kita.
Kisah Penantian Panjang dari Doa
Doa Nabi Zakaria
Ada banyak kisah yang menceritakan bagaimana seorang Muslim harus sabar dalam menanti jawaban dari Allah SWT.
Salah satu kisah yang terkenal akan kesabarannya dalam penantian doa adalah Nabi Zakaria As.
Nabi Zakaria As berdoa agar dikaruniai keturunan meskipun sudah lanjut usia. Namun puluhan tahun Nabi Zakaria bersabar menanti.
Hingga akhirnya setelah puluhan tahun, sebagian riwayat bahkan menyebutkan sekitar 70 hingga 80 tahun sebelum Allah mengabulkan permohonannya dengan kelahiran Nabi Yahya As.
Setelah kesabarannya, Allah mengabulkan doanya dan memberinya seorang anak bernama Yahya, sebagaimana dikisahkan dalam surat Maryam ayat 11.
Doa Nabi Yunus dalam Perut Paus
Kisah lain yang menceritakan akan kesabaran dalam berdoa adalah saat Nabi Yunus As di dalam perut Paus.
Saat di dalam perut hewan mamalia itu, Nabi Yunus As berdoa dengan doa: “لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ" (QS. Al-Anbiya: 87).
Hingga akhirnya Allah SWT menyelamatkannya dari kegelapan.
Doa Rasulullah SAW di Perang Badar
Perang Badar adalah pertempuran besar pertama dalam sejarah Islam yang terjadi pada 17 Ramadhan tahun 2 Hijriah (13 Maret 624 M).
Perang Badar menjadi momen bersejarah karena meskipun jumlah pasukan jauh lebih sedikit, tapi pasukan Muslim berhasil meraih kemenangan besar atas pasukan Quraisy Makkah.
Hal ini salah satunya karena Allah SWT mengabulkan doa Nabi Muhammad SAW pada Perang Badar. Berikut hadisnya.
“Rasulullah SAW berdoa kepada Allah agar kaum Muslimin diberikan kemenangan, dan Allah mengabulkan doanya dengan kemenangan di Perang Badar.” (HR. Bukhari)
Wallahu’alam bishawab
(put)
Artikel ini diambil dari tulisan Muhammad Jamil Aljasir, Santri Cinta Quran Foundation