- Zulfahmi
Masjid Raya Kedatukan Sunggal Serbanyaman Berbahan Putih Telur, Bukti Sejarah Perang Songgal 1672
Masjid Raya Kedatukan Sunggal Serbanyaman memiliki enam jendela didominasi dengan sentuhan warna hijau dan kuning. Kedua warna tersebut identik warna khas suku Karo dan Melayu.
"Tentunya untuk menjaga nilai-nilai sejarahnya, kami pihak kenaziran Masjid Raya Kedatukan Sunggal Serbanyaman akan terus tetap menjaga keasliannya. Masjid ini terdapat empat pilar berwarna hijau sebagai penyangga sekaligus ornamen masjid. Selain itu, juga ada sebuah mimbar permanen yang terbuat dari batu," sebut Datuk.
Diucapkannya, selama bulan suci Ramadan, Masjid Raya Kedatukan Sunggal Serbanyaman sampai saat ini tak termakan peradaban zaman. Selalu kerap dikunjungi warga lokal ataupun warga dari berbagai daerah untuk datang melaksanakan salat lima waktu dan sekaligus beristirhat sambil menunggu berbuka puasa.
"Setiap harinya di sini ramai sekali, yang datang silih berganti, mulai sejak siang sampai sore hingga jelang berbuka puasa. Ada yang dari Medan, banyak juga dari luar kota yang sholat di masjid kita ini," dijelaskannya.
Sambung Datuk, selain banyaknya masyarakat datang dari berbagai penjuru untuk menjalankan ibadah salat, pihak kenaziran masjid sering melakukan kegiatan pengajian, tadarus, berbuka puasa dan salat tarawih di bulan Ramadhan.
“Dahulunya Masjid Kedatukan ini juga digunakan para raja dan datuk dalam mengatur strategi Perang Songgal dalam melawan penjajahan kolonial Belanda yang akan merebut wilayah Tanah Deli," tutup Datuk Muhammad Ikram. (zul/nof)