- Tangkapan layar YouTube Al-Bahjah TV
Ternyata Bikin Puasa Batal, Tolong Jangan Pernah Menelan Ludah seperti ini di Siang Hari Ramadhan Kata Buya Yahya
tvOnenews.com - Umat Muslim ketika mengerjakan ibadah puasa Ramadhan sering kali menelan ludah. Buya Yahya mengatakan fenomena seperti itu adalah hal yang wajar.
Menurut Buya Yahya, menelan ludah dampak dari puasa yang dikerjakan selama Ramadhan, contoh paling kuatnya adalah mengalami dehidrasi.
Buya Yahya menyebutkan saat puasa Ramadhan, umat Muslim diperintahkan menahan diri menyantap makanan dan minuman, sehingga menelan ludah adalah cara terbaik terhindar dari dehidrasi.
Namun, Buya Yahya menegaskan bahwa puasa Ramadhan bisa batal hanya karena menelan ludah di siang hari.
Mengapa menelan ludah bikin puasa Ramadhan batal?
- iStockPhoto
Dilansir tvOnenews.com dari channel YouTube Al-Bahjah TV, Sabtu (22/2/2025), Buya Yahya menjelaskan hal-hal seputar yang membatalkan puasa.
Puasa merupakan ibadah yang mewarnai keberkahan. Setiap umat Muslim menjalankannya berarti sedang membersihkan dan menyucikan diri.
Puasa memberikan manfaat yang luar biasa, bahkan untuk seorang mukmin itu sendiri, karena ibadah ini mampu menuntun umat Muslim semakin dekat kepada Allah SWT.
Puasa juga berdampak pada kesehatan tubuh, penyakit-penyakit yang tertanam di dalam tubuh selama bertahun-tahun bisa hilang melalui ibadah tersebut.
Meski demikian, umat Muslim wajib menahan rasa haus sekaligus lapar sebagai ujian terberatnya. Mereka tidak boleh minum sedari waktu adzan Subuh hingga adzan Maghrib tiba.
Otomatis, tubuh akan mengalami kekurangan cairan yang seharusnya dapat membantu sirkulasi dalam pencernaannya.
Buya Yahya mengatakan dehidrasi paling sering terjadi saat puasa. Sebab, tidak ada air putih yang masuk lewat tenggorokan.
Pada akhirnya, menelan ludah merupakan satu-satunya cara ketika berpuasa untuk menjaga kestabilan cairan tubuhnya.
Dengan gaya khasnya meluangkan waktu jemaahnya untuk bertanya, Buya Yahya kebetulan mendapat pertanyaan seputar hukum menelan ludah.
Pengasuh LPD Al Bahjah itu mengatakan bahwa orang yang menelan ludah selain dehidrasi, juga disebabkan beberapa faktor lainnya.
Keringat bercucuran dan menyelimuti tubuh juga faktor menyebabkan seseorang dehidrasi. Terlebih lagi, puasa adalah ibadah yang dikerjakan saat terik matahari sedang panas-panasnya.
Penyakit dalam tubuh juga merupakan faktor seseorang mengalami dehidrasi, semisal ketika puasa selalu muntah-muntah dan diare.
Sebagai pendakwah, Buya Yahya mendukung hukum puasa Ramadhan pada bagian pertama ini tidak membatalkan ibadahnya.
"Saya ingatkan menelan ludah itu tidak membatalkan puasa dengan tiga catatan," tegas Buya Yahya.
Ia menegaskan bahwa puasa bisa batal jika seseorang menelan ludah bukan miliknya sendiri.
"Pertama, (ludah) yang ditelan itu miliknya sendiri. Kalau ludahnya orang ditelan, maka batal, jadi kalau ludah sendiri enggak batal," ujar Buya Yahya.
Ia memaklumi ludah sendiri yang ditelan memperkecil atau meminimalisir kondisi dehidrasi selama berpuasa.
Namun, ia mengingatkan hanya perkara menelan ludah tidak batal, sampai ada yang menelan milik orang lain, semisal didapatkan saat mencium kekasihnya.
Kendati demikian, Buya Yahya mengatakan tidak melarang apabila ada seseorang mencium kekasihnya selama tak melakukan hal-hal membatalkan puasa.
"Apabila menelan ludah orang lain misalnya mencium istri. Jika mencium tidak tertukar ludahnya maka tidak batal, tapi kalau bertukar ludahnya, maka batal," tegasnya.
Pendakwah karismatik ini melanjutkan persoalan kedua bahwa ludah sendiri juga bisa bikin puasa batal, semisal masih tersimpan di dalam mulutnya.
Lantas, bagaimana hukum puasa mengenai ludah sendiri telah keluar dari mulut kemudian ditelan kembali?
"Kemudian syarat kedua udah itu masih di tempatnya artinya masih berada dalam mulut walaupun ludah sendiri atau sudah dikeluarkan di gelas lalu diminum maka hukumnya membatalkan puasa karena itu ludah sudah keluar dari mulut sendiri," jelas dia.
Artinya, jenis ludah tidak membatalkan puasa berasal dari sendiri dan sifatnya harus steril, belum bercampur apa pun dan masih bersih dihasilkan melalui mulutnya sendiri.
"Ludah tidak membatalkan puasa jika ditelan jika ludah belum bercampur dengan sesuatu lainnya. Namun jika sudah bercampur dengan es krim, permen, sambel, gula pasir puasanya batal karena tidak ada kemurnian lagi," tutupnya.
(hap)