- iStockPhoto
Cara Sambut Ramadhan Ala Gus Baha
tvOnenews.com - Murid kesayangan Mbah Moen yang merupakan Pengasuh Lembaga Pembinaan, Pendidikan, dan Pengembangan Ilmu Al-Qur'an (LP3IA) Rembang KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha membagikan cara terbaik dalam menyambut bulan suci Ramadhan.
Sebagaimana diketahui, Ramadhan 1446 H/2025 M akan tiba sekitar 8 hari lagi. Sebagai Muslim yang baik, tentu harus mempersiapkan diri dengan baik, karena saat Ramadhan ampunan dan rahmat Allah SWT berlimpah.
Lalu bagaimana cara menjemput ampunan saat Ramadhan tersebut?
Gus Baha kemudian menyebut, salah satu cara terbaik dalam menyambut Ramadhan yaitu meniru cara ulama dengan meningkatkan intensitas belajar-mengajar atau mengaji.
Gus Baha kemudian menjelaskan, bahwa umumnya para ulama menyiapkan diri dalam menyambut Ramadhan dengan belajar ilmu agama, baik berkaitan dengan tafsir, fiqih, akhlak, dan lain sebagainya.
Bahkan beberapa kiai di pesantren biasanya sudah mulai membacakan kitab berisikan ilmu agama sejak pertengahan kedua dari bulan Syaban.
"Kesibukan saya jelang Ramadhan standar saja, mempersiapkan mengaji, lebih banyak mengajinya,” ungkap Gus Baha, dikutip tvOnenews.com pada Kamis (20/2/2025) dari kanal YouTube Najwa Shihab.
“Biasanya orang datang ke rumah untuk mengaji, Ramadhan saya di rumah," lanjut Gus Baha.
Sementara dalam tradisi pesantren, Gus Baha mengungkapkan bahwa mendalami literatur ulama terdahulu ada tradisi yang namanya pasaran.
Dalam tradisi ini, seluruh civitas pesantren akan mengaji kitab dengan intensitas lebih banyak dibanding bulan-bulan selain Ramadhan.
Maka jangan heran jika para santri di bulan Ramadhan sibuk dengan kitab-kitabnya.
Gus Baha menerangkan, bagi seluruh civitas pesantren, Ramadhan diyakini sebagai bulan berkah yang harus dimanfaatkan untuk hal baik seperti belajar-mengajar.
Seorang ulama pesantren kata Gus Baha, yang biasanya mengaji satu kitab, ketika mendekati Ramadhan biasanya akan bertambah kitab yang dikaji.
“Kalau tradisi di kami, di pesantren, misalnya satu kiai mengajar 2-3 kitab setelah shalat fardhu,” ujare Gus Baha.
“Bisanya kalau Ramadhan ini full. Karena ini untuk melengkapi orang Indonesia dapat berkahnya Ramadhan," lanjut murid kesayangan Mbah Moen itu.
Adapun tujuan mengaji kata Gus Baha adalah untuk mendidik dan menjelaskan hukum syariat kepada santri maupun masyarakat.
Dengan begitu diharapkan, masyarakat bisa mengetahui niat puasa, syarat puasa, hal yang membatalkan puasa.
"Kalau kita belajar kitab atau membacakan kitab ke masyarakat supaya tahu caranya niatnya orang dulu ketika puasa atau cara pandang orang dulu tentang puasa,” jelas Gus Baha.
Gus Baha lalu membagikan ijazah dari Mbah Moen dan ayahnya yakni perintah mengikuti jejak orang shaleh.
Kata Gus Baha, karena hal ini sesuai firman Allah SWT, ayat ihdinas shiratal mustaqim (bimbinglah kami ke jalan yang lurus).
"Karena dalam ayat tersebut, Allah tidak hanya berfirman ihdinashirathal mustaqim atau tunjukan kami jalan yang lurus semata,” ungkapnya.
“Allah juga berfirman bahwa jalan yang benar yakni jalan mereka yang telah Allah beri nikmat. Jadi, Allah menghendaki ini, ada masternya,” tambah Gus Baha.
Maka manusia saat ini menurut Gus Baha haruslah meniru kebiasaan sebelum dan ketika Ramadhan dari orang shaleh terdahulu.
Hal ini karena kehidupan orang shaleh terdahulu mencerminkan kebaikan, keshalehan, dan bermanfaat.
Oleh karenanya, saat memasuki bulan Syaban, Gus Baha meliburkan beberapa kegiatan rutin di luar pesantren dan fokus mengaji di pesantren dan mendampingi santri untuk khataman Al-Quran.
"Kita tidak bisa shaleh tanpa meniru orang terdahulu. Kita tidak bisa baik tanpa meniru orang terdahulu," pesan Gus Baha.
Wallahu’alam bishawab
(put)