- BAZNAS
Teks Khutbah Jumat Singkat 7 Februari 2025: Sesungguhnya Ukuran Rezeki telah Ditetapkan Allah SWT
tvOnenews.com - Khutbah Jumat adalah bagian rangkaian dalam bentuk ceramah yang wajib dilaksanakan sebelum shalat Jumat.
Khatib selaku penceramah menyampaikan materi teks khutbah Jumat kepada jemaah shalat Jumat, tema yang diambil menyesuaikan dengan kondisi tertentu.
Ada pun materi dalam teks khutbah Jumat singkat ini menjadi bahan ceramah untuk khatib sebelum memulai shalat Jumat, 7 Februari 2025.
Tema dalam teks khutbah Jumat kali ini membahas seputar "rezeki". Sesungguhnya Al Quran telah menjelaskan rezeki yang termaktub di beberapa Ayat Suci Al Quran.
Dilansir tvOnenews.com dari laman resmi khotbahjumat, Kamis (6/2/2025), teks khutbah Jumat singkat ini mengambil tema bertajuk "Sesungguhnya Ukuran Rezeki telah Ditetapkan Allah SWT".
- iStockPhoto
Teks Khutbah Jumat Singkat Tema Sesungguhnya Ukuran Rezeki telah Ditetapkan Allah SWT
الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي أَكْرَمَنَا بِالْإِسْلَامِ، وَأَعَزَّنَا بِهِ قُوَّةً وَإِيْمَانًا، وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِنَا فَجَعَلَنَا أَحِبَّةً وَإِخْوَانًا، وَأَشْهَدُ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، أَنْزَلَ كِتَابَهُ هُدًى وَرَحْمَةً وَتِبْيَانًا، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، هَدَى اللهُ بِهِ مِنَ الضَّلَالَةِ، وَعَلَّمَ بِهِ مِنَ الْجَهَالَةِ، وَأَعَزَّ بِهِ بَعْدَ الذِّلَّةِ، وَكَثَّرَ بِهِ بَعْدَ القِلَّةِ، صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِينَ كَانُوا لَهُ عَلَى الْحَقِّ إِخْوَانًا وَأَعْوَانًا؛ أَمَّا بَعْدُ.
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
Maasyiral muslimin rahimahumullah
Marilah kita mengawali peningkatan keimanan dan ketakwaan dengan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, senantiasa memberikan segala-Nya, baik rahmat, rezeki, dan pengampunan kepada hamba-hamba-Nya, sehingga kita masih dapat berkumpul untuk shalat Jumat bersama-sama.
Tak lupa, khatib mengingatkan betapa pentingnya sholawat diamalkan ditujukan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, nabi terakhir yang membawa kebenaran kepada seluruh umat manusia berdasarkan melalui Al Quran.
Jemaah yang dimuliakan oleh Allah SWT
Khatib ingin meminta izin, tema kali ini akan mengulas sedikit apa itu rezeki. Sejatinya, Allah SWT telah menentukan takdir seluruh makhluk hidup, terkhusus kepada manusia itu sendiri.
Takdir-takdir dari Allah SWT, seperti menetapkan ajal, jatah kenikmatan rezeki, bahkan jodoh sekali pun sesungguhnya telah memiliki kadar dan waktunya masing-masing.
Allah SWT memberikan kapan waktu bahagia bahkan kesedihan yang meronta-ronta dialami terutama saat manusia terkena musibah di dunia, juga menjadi ketetapan dari-Nya.
Marilah kita mengingat apa itu qadha dan qadar yang telah tercantum, menentukan bagi manusia yang ridha, bahkan mereka yang marah atas pembagian rezeki dari Allah SWT.
Dalam redaksi dari dalil Al Quran tercantum di Surat Hud Ayat 6, mengingatkan kadar rezeki ditetapkan di Lauhulmahfuz, Allah SWT berfirman:
وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
Artinya: "Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauhulmahfuz)." (QS. Hud, 11:6)
Redaksi ayat ini memberikan pemahaman tafsir, bahwasanya tidak ada makhluk baik yang bergerak hingga bernyawa, merayap bahkan melata sekali pun membantah ketetapan rezeki dari-Nya. Semuanya telah mendapat jaminan dengan kadarnya masing-masing.
Allah SWT memberikan naluri kepada setiap makhluk. Alasannya tidak lain dapat menggunakan kemampuannya, bagaimana mereka bisa mencari rezekinya.
Tatkala manusia mencari keberkahannya hingga tidak peduli sedikit pun melangkah ke seluruh penjuru, sejatinya mereka akan bisa pulang ke tempat kediamannya dan mengetahui di mana tempat istirahat terakhirnya.
Surat Al Mulk Ayat 15 telah jelas berbagi redaksi, sangat dianjurkan mencari keberadaan rezeki sekali pun sampai segala penjuru, Allah SWT berfirman:
هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا وَكُلُوْا مِنْ رِّزْقِهٖۗ وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ
Artinya: "Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu dalam keadaan mudah dimanfaatkan. Maka, jelajahilah segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Hanya kepada-Nya kamu (kembali setelah) dibangkitkan." (QS. Al Mulk, 67:15)
Kaum muslimin rahimahumullah
Ketika manusia masih berada di alam rahim, sesungguhnya telah merasakan kadar rezekinya, walaupun mereka tidak mengetahui hal itu. Allah SWT menugaskan malaikat-Nya agar janin sempurna ketika genap berusia empat bulan di dalam kandungan ibunya.
Dari sahabat Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu menyampaikan sabda Rasulullah SAW, mengatakan:
"Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani (nuthfah) selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah (‘alaqah) selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging (mudhgah) selama empat puluh hari."
Setelah itu malaikat meniupkan ruh dan mereka telah mendapat ketetapan empat perkara, terdiri dari ajal, rezeki, amal-kecelakaan atau kebahagiaannya, sesuai redaksi dari Hadis Riwayat Imam Bukhari Nomor 6594 dan Imam Muslim Nomor 2643.
Pemahaman ini memberikan kesimpulan, sesungguhnya kadar rezeki dari Allah SWT telah memiliki pembagian dan ketetapannya. Artinya, kita hanya memenuhi tugas bagaimana bisa memperbagus kenikmatan keberkahannya, dengan mencarinya sampai dapat tanpa lelah.
Intinya hanya membutuhkan ikhtiar dan tawakal, selebihnya diserahkan kepada Allah SWT.
Sidang Jumat yang berbahagia
Demikianlah khatin menjelaskan sesi khutbah Jumat pertama secara singkat, semoga kita tetap beristiqomah menjalankan tugasnya masing-masing agar rezeki selalu menyelimuti di setiap langkah kita.
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛
(hap)