Pantas Kevin Diks Jadi Pemain Timnas Indonesia Pertama di Bundesliga, Berkat Doa dan Air Mata Malaikat Tak Bersayapnya

tvOnenews.com - Kevin Diks menjadi pemain Timnas Indonesia pertama kali bermain di Bundesliga tidak lepas dari doa dan dukungan malaikat tak bersayapnya, yakni sang ibu, Natasja Diks-Bakarbessy.

Sebagai ibu dari Kevin Diks, Natasja Diks-Bakarbessy pernah mengungkapkan tidak pernah berhenti doa terhadap kiprahnya sebagai pemain Timnas Indonesia yang profesional.

Tak heran, Kevin Diks menyita perhatian publik sebagai pemain Timnas Indonesia yang akan berlaga di Bundesliga.

Kabar tersebut mencuat sejak Borussia Monchengladbach berhasil merekrut Kevin Diks yang sebelumnya berkiprah bersama FC Copenhagen.

Kevin Diks bahwasanya telah resmi menandatangani proses kontrak untuk segera berseragam Borussia Monchengladbach pada Juli 2025.

Pasalnya, Borussia Monchengladbach menyodorkan kontrak kepada Kevin Diks tidak main-main. Bek Timnas Indonesia itu menandatangani kontrak dengan kurun waktu lima tahun.

Kevin Diks tidak bisa berkata-kata lagi karena bermain di Bundesliga khususnya bersama Borussia Monchengladbach sebagai impian dalam kariernya menjadi sepak bola profesional.

"Saya sangat senang kepindahan ke Borussia berhasil. Borussia adalah klub besar di Jerman, saya bersemangat dengan apa yang akan terjadi," kata Kevin Diks dikutip dari laman Gladbach, Selasa (28/1/2025).

Namun begitu, pemain kelahiran asal Apeldoom, Belanda itu enggan mengkhayal lebih jauh dan yang kini tetap bersikeras sebagai pemain profesional bersama FC Copenhagen pada laga sisa.

Kesuksesan karier Kevin Diks tentu berkat dari dukungan ibu tercintanya, Natasja yang kebetulan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).

Dilansir dari media asal Belanda, DeStentor, Selasa, Natasja pernah menceritakan tentang anak-anaknya, termasuk Kevin Diks.

"Mereka selalu melakukan apa yang mereka suka, mengikuti hasrat mereka dengan cara yang berbeda," ujar Natasja.

Natasja mengakui sangat bahagia bahwa Kevin Diks bisa berjuang bagaimana caranya menjadi pesepak bola di level internasional. Sebab, bek Garuda itu pernah memperkuat Vitesse dan Feyenoord.

Natasja sempat merasakan kesedihan mendalam. Kekhawatirannya mengacu pada karier anaknya pernah hampir berakhir ketika alami cedera lutut selama dua tahun.

"Saya benar-benar meneteskan air mata. Jamarro (saudara Kevin) sebelumnya mengalami patah lutut dan tulang kering. Saat itu sembilan bulan keluar. Dan kemudian itu terjadi pada putra lain juga. Itu menyakitkan seorang ibu," terang ibu Kevin Diks itu.

Perempuan berdarah Maluku itu menjelaskan kepribadiannya yang sangat religius sebagai andalan satu-satunya agar karier Kevin tidak berakhir begitu saja akibat cedera lutut.

"Saya sangat religius dan hanya bisa berdoa tentang momen buruk itu. Kevin saat itu mengambil keputusan sendiri dan pergi ke Antwerpen untuk kesembuhannya," tuturnya.

Ia tidak menghalangi sedikit pun terhadap seluruh keputusan Kevin Diks dan ketiga anaknya. Langkah ini sebagai cara upaya tak mengekang mereka berkarier di dunia olahraga.

"Kami sebagai orang tua pun mendukungnya. Beruntung semua orang di keluarga kami sangat menyukai olahraga. Kevin dan Jamarro dulu selalu dijemput Vitesse sebelum pukul tujuh," katanya.

"Saya selalu menemati mereka dengan minum teh sebelum mereka berangkat. Di sisi lain itu adalah pengorbanan," tandasnya.

(hap)