- dok.Instagram Sarwendah
Berkaca dari Sarwendah dan Betrand Peto soal Bahasa Cinta, Ingatkan Pesan Buya Yahya soal Peluk dan Cium Tidak Dilarang Tapi ...
Jakarta, tvOnenews.com- Hubungan anak dan orang tua ada hal yang perlu diperhatikan. Seperti adegan peluk dan cium dilakukan Betrand Peto ke Sarwendah sempat menjadi sorotan publik.
Jadi pembelajaran untuk bersama, bagaimana bentuk kasih sayang atau bahasa cinta (love language) dari anak ke orang tua atau sebaliknya?. Juga disoroti Pendakwah Buya Yahya.
- Tangkapan layar YouTube/TRANS7 OFFICIAL
Memang bentuk kasih sayang dari Betrand Peto ke Sarwendah itu peluk dan cium sangatlah wajar. Hanya saja itu sudah menjadi asupan publik (dipublikasikan) sehingga memicu ragam komentar.
Dalam kesempatan lain, Sarwendah selaku Orang tua angkat menjelaskan itu sudah jadi budaya Onyo (Betrand Peto) dengan keluarganya.
Sarwendah pun menilai tidak masalah sebenarnya, soal anak dan ibu memiliki bahasa cinta (love language) peluk dan cium.
"Di tempat dia memang begitu, di sana semua orang bersikap seperti itu," kata Sarwendah dikutip dari YouTube Rumpi, Sabtu (17/8/2024) lalu.
"Ini memang adat mereka, jadi ketika bertemu tetangga saja peluk, cipika cipiki, memang seperti begitu ya," sambungnya.
Pandangan Islam
Sehubungan dengan bahasa cinta peluk dan cium, dalam pandangan Islam tetap ada batasan.
Secara umum Ayah atau Bunda cium dan peluk anak perempuan dan laki-laki umumnya dianggap tidak masalah.
Namun perlu diperhatikan, cium dan peluk anak perempuan bagi seorang pria (ayah) juga terkadang bisa dianggap berlebihan, ketika usia anak sudah mulai beranjak dewasa.
Sehingga perilaku dinilai dapat memicu kasus pelecehan. Dengan itu, Buya Yahya pun menyoroti terkait ini, sebab kerap ada kasus pelecehan ke anak dari ayah.
Mengapa bisa Ayah melecehkan anak perempuan?.
Berdasarkan ceramah, yang dikutip tvOnenews.com dari YouTube Buya Yahya, Sabtu (11/1). Kata Buya Yahya tidak diwajarkan, bila orang tua dari anak tersebut memiliki hobi atau berperilaku kurang baik.
Perilaku atau kebiasaan yang dianggap buruk tersebut, mampu menjadi landasan terciptanya perilaku pelecehan, yaitu suka menonton film dewasa 'pornografi'.
"Masalah mencium kening, pipi dan memeluk (anak) itu wajar bagi orang yang wajar. Hal ini karena mahram nggak akan mikir macam-macam," kata Buya Yahya.