- Tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official
Shalat Subuh kok di Jam 7 Pagi, Bagaimana Hukumnya? Justru Ustaz Adi Hidayat Jelaskan Ada Hal...
tvOnenews.com - Ustaz Adi Hidayat mengupas tuntas hukum pelaksanaan shalat Subuh yang dikerjakan di waktu pagi hari.
Bahwasanya banyak orang baru mengerjakan shalat Subuh di jam 7 pagi. Menurut Ustaz Adi Hidayat, faktor terbesarnya akibat kesiangan.
Ustaz Adi Hidayat (UAH) memahami betul shalat Subuh terpaksa dilakukan pada jam 7 pagi karena memiliki waktu pelaksanaan saat manusia tertidur di malam hari.
Sebagai pendakwah karismatik, UAH mengupas tuntas shalat Subuh jam 7 pagi mengambil contoh dari bangun tidur kesiangan.
"Misalnya seseorang terlampau lelah capek, tapi ingat bukan yang disengaja ya," ungkap UAH dalam suatu kajiannya dikutip tvOnenews.com dari kanal YouTube Adi Hidayat Official, Minggu (5/1/2025).
- Freepik
Subuh menjadi bagian lima shalat lima waktu yang sangat dilarang untuk ditinggalkan umat Islam.
Shalat Subuh merupakan ibadah wajib pertama kali dalam sehari semalam yang dikerjakan umat Islam.
Dalil Al Quran seputar perintah tidak boleh meninggalkan shalat Subuh tercantum dalam Surat Al Isra Ayat 78, Allah SWT berfirman:
اَقِمِ الصَّلٰوةَ لِدُلُوْكِ الشَّمْسِ اِلٰى غَسَقِ الَّيْلِ وَقُرْاٰنَ الْفَجْرِۗ اِنَّ قُرْاٰنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُوْدًا
Artinya: "Dirikanlah shalat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan (laksanakan pula shalat) Subuh! Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat)." (QS. Al Isra, 17:78)
Dalam ayat 78 mengandung tafsir bahwa para malaikat turun ke bumi untuk menyaktikan umat Muslim yang mengerjakan shalat Subuh pada waktu fajar shadiq.
Waktu fajar shadiq menjadi momentum terbaik mempertebal amalan dan melaksanakan shalat Subuh karena para malaikat mencatat seluruh pahala orang-orang beriman.
Saat fajar shadiq terbit menandakan muadzin harus menggetarkan adzan sebagaimana menunjukkan waktu Subuh telah tiba.
Sementara, Kementerian Agama (Kemenag) mengeluarkan ketetapan waktu pelaksanaan shalat Subuh biasanya bermula dari jam 4 pagi sampai jam setengah enam pagi di seluruh wilayah Indonesia.
Namun, setiap wilayah memiliki waktu yang berbeda-beda dipengaruhi oleh letak geografis dan musimnya masing-masing.
Ada pun batas akhir waktu shalat Subuh melalui tanda matahari telah terbit yang biasa dikenal waktu Syuruq.
Jika matahari berada dalam posisi satu derajat di bawah ufuk timur menunjukkan mulai terbit dan ditandai batas akhir waktu Subuh.
Sebab, waktu Subuh memberikan keutamaan berupa sumber segala sumber cahaya untuk pembekalan di hari Kiamat nanti.
Waktu Subuh juga bisa menggetarkan aliran rezeki yang diguyur bertubi-tubi dari langit atas pemberian Allah SWT melalui para malaikat.
Meski begitu, shalat Subuh menjadi tantangan yang membuat mereka meninggalkannya hingga terpaksa dikerjakan meski matahari telah terbit.
Menurut UAH, orang yang disebabkan kelelahan masih boleh mengerjakan shalat Subuh pada jam 7 pagi. Meski dengan catatan tidak meninggalkan secara sengaja.
"Bukan begadang nonton bola misalnya, kemudian ketiduran kemudian telat Subuh, itu dosa," tegas dia.
Direktur Quantum Akhyar Institute itu juga tidak mempermasalahkan shalat Subuh terlampau kesiangan disebabkan tak tidur pada tengah malam untuk Tahajud.
"Kemudian setelah itu Anda mandi, Anda kemudian shalat dulu, bahkan sempat Tahajud sampai setengah tiga, sudah itu tiduran, begitu bangun jam 7," terangnya menjelaskan.
Lantas, mengapa hukum shalat Subuh di jam 7 pagi atau setelah matahari terbit masih sah?
"Jika seseorang itu kemudian bangun dari tidurnya melewati batas shalatnya, keluar sabda Nabi 'Itulah waktu shalatnya', tunaikan waktu shalat yang bangun dari tidur, itulah waktunya," jelasnya.
Pendakwah asal Pandeglang ini membagikan kisah saat Rasulullah SAW meminta Bilal bin Rabah membangunkannya ketika melakukan perjalanan bersama para sahabat.
Saat itu Bilal bin Rabah menerima permintaan dari Rasulullah SAW guna mengerjakan shalat Subuh tepat waktu.
Bilal meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk tidur sebentar agar tidak terlampau kelelahan.
Namun, Bilal ikut ketiduran menyebabkan tidak memenuhi permintaan dari Rasulullah SAW. Mereka pun telat mengerjakan shalat Subuh.
Rasulullah SAW yang memiliki kerendahan hati langsung memerintahkan Bilal berwudhu untuk segera shalat Subuh pada pagi hari.
UAH mengingatkan sebelum mengerjakan ibadah wajibnya harus tetap mengisi shalat qabliyah Subuh lebih dulu.
"Para ulama hadits mengatakan, kalau dua rakaat ini tidak penting pada saat itu, mustahil dikerjakan, pasti Nabi akan langsung kepada shalat Subuh yang dua rakaat," tandasnya.
(hap)