- istockphoto
“Jalur Langit” Lunasi Utang, Ustaz Adi Hidayat Sarankan Baca Doa Ini Sebelum Tidur: Diajarkan oleh Rasulullah SAW
tvOnenews.com - Ustaz Adi Hidayat (UAH) membagikan doa lunas utang yang bisa jadi "jalur langit dari seorang Muslim.
Doa lunas utang ini diajarkan oleh Rasulullah SAW dan dibaca sebelum tidur. Namun jangan sampai seorang Muslim menarik akhirat untuk dunia.
Dalam Islam, utang wajib dibayar bahkan ketika meninggal dunia sekalipun. Oleh karenanya, sebagai Muslim yang baik janganlah menyepelekan utang.
Jika utang tidak dikembalikan maka akan ada azab yang pedih bagi yang menyepelekannya.
Maka dari itu bagi yang memiliki utang marilah ikhtiar untuk melunasinya. baik lewat “jalur darat” maupun “jalur langit”.
Jika melunasi utang dengan “jalur darat” tentu dengan ikhtiar sebaik mungkin dengan bekerja, usaha atau apapun yang halal.
Maka alangkah baiknya, ikhtiar itu juga dibarengi dengan doa. Hal ini karena Allah SWT memang menuntut hambaNya untuk ikhtiar dan doa.
Untuk “jalur langit”, sebaiknya bacalah doa lunas utang yang dibagikan oleh Ustaz Adi Hidayat berikut ini.
Doa lunas utang yang diajarkan oleh Rasulullah SAW ini, disarankan dibaca sebelum tidur.
“Usahakan sebelum tidur, selain membaca surah-surah agar terbebas dari setan seperti ayat kursi, mohon baca doa memohon bebaskan dari jeratan utang dan kefakiran,” saran UAH, sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Adi Hidayat Official pada Rabu (25/12/2024).
Berikut doa lunas utang yang dibacakan oleh Ustaz Adi Hidayat:
اَللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى، وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَاْلإِنْجِيْلِ وَالْفُرْقَانِ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ. اَللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ اْلآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ، اِقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ
Baca: Allahumma robbas-samaawaatis sab’i wa robbal ‘arsyil ‘azhiim, robbanaa wa robba kulli syai-in, faaliqol habbi wan-nawaa wa munzilat-tawrooti wal injiil wal furqoon. A’udzu bika min syarri kulli syai-in anta aakhidzum binaa-shiyatih. Allahumma antal awwalu falaysa qoblaka syai-un wa antal aakhiru falaysa ba’daka syai-un, wa antazh zhoohiru fa laysa fawqoka syai-un, wa antal baathinu falaysa duunaka syai-un, iqdhi ‘annad-dainaa wa aghninaa minal faqri.
Artinya: “Ya Allah, Rabb yang menguasai langit yang tujuh, Rabb yang menguasai ‘Arsy yang agung, Rabb kami dan Rabb segala sesuatu. Rabb yang membelah butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah, Rabb yang menurunkan kitab Taurat, Injil dan Furqan (Al-Qur’an). Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau memegang ubun-ubunnya (semua makhluk atas kuasa Allah). Ya Allah, Engkau-lah yang awal, sebelum-Mu tidak ada sesuatu. Engkaulah yang terakhir, setelahMu tidak ada sesuatu. Engkau-lah yang lahir, tidak ada sesuatu di atasMu. Engkau-lah yang Batin, tidak ada sesuatu yang luput dari-Mu. Lunasilah utang kami dan berilah kami kekayaan (kecukupan) hingga terlepas dari kefakiran.”
Doa lunas utang itu tercantum dalam hadis riwayat Imam Muslim.
Ustaz Adi Hidayat menyarankan agar doa lunas utang itu dibaca dengan khusyuk dan berharap kepada Allah SWT Sang Pemberi Rizki.
“Dengan doa ini semoga Allah membebaskan kita dari utang dan kefakiran,” kata UAH.
Ustaz Adi Hidayat mengingatkan membayar utang itu hukumnya wajib.
Bahkan jika seorang muslim punya utang kemudian tiba-tiba meninggal, Ustaz Adi Hidayat mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah diantara yang paling enggan menshalatkan jenazah orang yang masih memiliki utang.
“Beliau katakan silahkan saudaranya atau yang lain yang menshalatkan. Saya belum bisa menshalatkan,” tandas UAH.
Lalu Bagaimana Jika Seorang Muslim Tak Bayar Utang?
Berikut penjelasan mengenai beberapa balasan bagi yang tidak melunasi utangnya hingga ia meninggal dunia.
Dalam Surat Al Baqarah ayat 282, Allah SWT menjelaskan bagaimana aturan dalam berutang.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى فَاكْتُبُوْهُۗ وَلْيَكْتُبْ بَّيْنَكُمْ كَاتِبٌۢ بِالْعَدْلِۖ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ اَنْ يَّكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللّٰهُ فَلْيَكْتُبْۚ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menuliskannya." (QS. Al Baqarah: 282).
Namun dalam membayar utang terkadang ada kesulitan yang dihadapi. Sementara, ada balasan yang luar biasa bagi siapa yang tidak membayarnya.
Orang yang Masih Punya Utang Tak Akan Masuk Surga
Dalam hadits Ibnu Majah diriwayatkan bahwa saat seseorang ketika wafat akan masuk surga asal terbebas dari tiga hal, salah satunya utang.
Rasulullah SAW bersabda,
عَنْ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَنْ فَارَقَ الرُّوحُ الْجَسَدَ وَهُوَ بَرِيءٌ مِنْ ثَلَاثٍ دَخَلَ الْجَنَّةَ مِنْ الْكِبْرِ وَالْغُلُولِ وَالدَّيْنِ
"Barangsiapa disaat ruh-nya berpisah dengan jasad-nya ia terbebas dari tiga hal maka ia akan masuk surga, yaitu: sombong, mencuri ghanimah sebelum dibagi dan hutang." (HR. Ibnu Majah).
Barangsiapa yang Masih Punya Utang, Jiwanya Tergantung
Bahaya lain bagi pengutang yang belum melunasinya adalah tergantungnya jiwa.
Penjelasan ini tercantum dalam hadits Ibnu Majah. Dikatakan bahwa Abu Hurairah menjelaskan perkataan Rasulullah tentang jiwa mukmin yang masih memiliki utang.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ
Artinya:Dari Abu Hurairah ia berkata, "Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Jiwa seorang mukmin itu bergantung dengan utangnya hingga terbayar." (HR. Ibnu Majah).
Orang yang Tak Bayar Utang, Pahalanya Diambil untuk Bayar
Barangsiapa yang masih memiliki utang namun belum juga melunasinya. Maka pahala yang ia miliki akan diambil untuk membayar utang tersebut.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits Ibnu Majah.
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ دِينَارٌ أَوْ دِرْهَمٌ قُضِيَ مِنْ حَسَنَاتِهِ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ
Dari Ibnu Umar ia berkata, "Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa meninggal sementara ia mempunyai tanggungan hutang satu dinar atau satu dirham, maka akan diganti dari pahala kebaikannya pada hari yang dinar dan dirham tidak berguna lagi." (HR. Ibnu Majah).
Oleh karena itu, janganlah pernah menyepelekan utang. Karena membayar utang itu adalah wajib dan barangsiapa tak melunasinya maka akan mendapatkan balasan-balasan yang disebutkan di atas.
Semoga doa lunas utang ini dapat diamalkan dan bermanfaat bagi siapa saja, khususnya bagi orang yang memiliki utang dan belum dapat melunasinya.
Wallahua’lam
(put)