- YouTube
Mengucapkan Selamat Natal Boleh atau Tidak? Cak Nun Beri Penjelasan Begini: Kita itu Jangan…
tvOnenews.com - Emha Ainun Nadjib atau lebih dikenal sebagai Cak Nun, adalah tokoh budayawan yang kerap memberikan pandangan tentang berbagai isu, termasuk hubungan antarumat beragama.
Dalam sebuah acara, ia menjawab pertanyaan mengenai boleh atau tidaknya seorang Muslim mengucapkan selamat Natal kepada umat Kristiani.
Pandangan Cak Nun ini disampaikan dengan gaya khasnya yang santai namun tetap berlandaskan nilai-nilai agama.
Dalam salah satu sesi Kenduri Cinta, Cak Nun membahas pertanyaan tentang hukum seorang Muslim mengucapkan selamat Natal.
Ia memulai dengan guyonan yang membuat para jamaah tertawa.
“Pertama, kalau anda mengucapkan hari Natal, apa otomatis jadi Kristen? Begitu nulis hari Natal, loh kok Kristen aku,” ujar Cak Nun disambut gelak tawa hadirin.
Melalui humor ini, Cak Nun mengajak jamaah untuk berpikir lebih logis dan tidak reaktif terhadap permasalahan yang sering kali menjadi kontroversi di masyarakat.
Untuk memperjelas pandangannya, Cak Nun memberikan analogi yang sederhana.
Ia membandingkan ucapan selamat Natal dengan menghadiri resepsi pernikahan teman.
“Kita datang dan apakah harus setuju sama menantunya? Kok pilih itu, gak yang sana saja? Harus setuju gak? Meskipun gak setuju kan harus datang. Bahwa dia punya menantu siapa, itu urusan beliau,” jelasnya.
Menurutnya, menghadiri resepsi atau mengucapkan selamat tidak berarti seseorang harus setuju dengan isi atau keyakinan acara tersebut.
Hal ini, kata Cak Nun, lebih kepada menjaga hubungan baik dan sopan santun kepada sesama manusia.
Cak Nun juga menegaskan bahwa Natal, dalam pandangannya, bukanlah sesuatu yang berkaitan dengan teologi Islam.
Ia menyebut bahwa Natal lebih merupakan bagian dari budaya daripada ibadah agama yang bersifat mutlak.
“Itu ibadah muamalah, bukan ibadah mahdhah. Sekedar budaya. Jadi ya gak apa-apa mengucapkan. Cuma kalau ingin menghibur orang yang melarang, ya jangan mengucapkan,” selorohnya.
Dengan pernyataan ini, Cak Nun ingin menunjukkan bahwa ucapan selamat Natal tidak perlu dianggap sebagai bentuk pengakuan teologis, melainkan sebagai wujud penghormatan budaya.
Lebih lanjut, Cak Nun mengingatkan pedoman penting yang terdapat dalam Al-Qur’an, yaitu ayat terakhir surat Al-Kafirun: Lakum dinukum waliyadin (Untukmu agamamu, dan untukku agamaku).