- Tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official
Lebih Bagus Shalat Witir Sebelum Tidur atau Habis Tahajud? Justru Waktu Terbaiknya Ternyata Ustaz Adi Hidayat Bilang...
tvOnenews.com - Ustaz Adi Hidayat tidak pernah bosan mengingatkan waktu terbaik untuk mengisi shalat Witir.
Perihal waktu terbaik shalat Witir, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa ibadah sunnah ini dikerjakan setiap malam hari.
Ustaz Adi Hidayat (UAH) telah mendapatkan kebingungan orang Muslim ingin mengerjakan shalat Witir tepat pada waktu terbaiknya.
UAH mendengar ada beberapa orang menyebutkan shalat Witir paling baik dilakukan sebelum tidur. Namun sebagian lainnya berasumsi dikerjakan seusai shalat Tahajud.
"Kalau belum shalat Isya, shalat Isya dulu," ungkap UAH dikutip dari kanal YouTube Adi Hidayat Official, Sabtu (23/11/2024).
- Getty Images
Yups, shalat Witir memiliki waktu pelaksanaannya ditunaikan antara Isya dan sebelum Subuh.
Shalat Witir mendapat julukan atau perspektif bagi orang mukmin sebagai kegiatan sunnah penutup ibadah pada malam hari.
Dalam sehari, umat Muslim mendapat kewajiban tidak boleh meninggalkan shalat lima waktu atau Fardhu'.
Kewajiban hukum mengerjakan shalat lima bersifat fardhu 'ain yang artinya tidak boleh ditinggalkan sebagaimana ibadah untuk tiang agama.
Setelah shalat Isya, biasanya orang mukmin ada yang mengisi langsung shalat Witir atau lebih mengutamakan isi berbagai amalan, seperti doa, zikir, istighfar, tasbih dan sebagainya.
Artinya, shalat Witir mempunyai waktu pelaksanaannya dikerjakan di mana manusia sebelum tidur atau beristirahat pada malam hari.
"Setelah shalat Isya, barulah shalat ba'diyah dua rakaat biasanya," kata dia.
Lanjut, Direktur Quantum Akhyar Institute ini menerangkan kondisi seorang mukmin tengah beristirahat sebagai bentuk pemulihan energi untuk kembali beraktivitas keesokan harinya.
Perihal waktu Witir juga menjadi yang terpanjang seperti pelaksanaan shalat Isya memiliki batas akhir mengerjakannya sebelum adzan Subuh tiba.
Pada penjelasan ini, pendakwah tinggal di Bekasi itu menyebutkan opsi jika sulit bangun malam maka dikerjakan sebelum tidur.
"Kemudian diduga tidak akan bisa bangun malam, maka pilih di antara tiga shalat malam, yaitu Tahajud, Qiyamul Lail, Witir," terang dia menjelaskan.
Kemudian, UAH mencontohkan seseorang berniat isi shalat Qiyamul Lail. Orang itu tentu tidak boleh tidur sebelum melakukan sunnah malam ini.
Soal hitungannya, seorang mukmin mendahulukan Qiyamul Lail dua rakaat bisa diisi setelah ba'diyah dua rakaat.
"Jadi shalat Isya, shalat ba'diyah, shalat malam Qiyamul Lail, dan tutup dengan Witir," tuturnya.
Penjelasan ini, kata UAH, sebagai solusi bagi yang benar-benar lelah untuk segera tidur selepas mengerjakan Isya.
"Jadi witir ini yang dikerjakan sebelum tidur karena diduga tidak bisa bangun malam harinya," kata dia.
Kemudian, UAH memberikan penjelasan keduanya. Ini berkaitan dengan seorang mukmin telah memiliki niat mengisi Tahajud.
Shalat Tahajud bisa menjadi ibadah sebelum menunaikan Witir, sebagaimana shalat ini sebagai penutup ibadah dalam sehari.
Namun begitu, ada beberapa harus menjadi perhatian seksama diambil dari pendapat para ulama terkait Witir setelah Tahajud.
Pendapat pertama, orang yang terlanjur shalat Witir dikerjakan sebelum istirahat dipastikan tidak boleh ditunaikan kembali setelah Tahajud.
Pendapat kedua, shalat Witir masih menjadi sebagai ibadah penutup setelah Tahajud dengan catatan selama muadzin belum mengumandangkan adzan Subuh.
UAH menyebutkan pendapat ini berangkat dari kisah Rasulullah SAW tidak shalat Witir lagi setelah Tahajud karena adzan Subuh tiba.
"Kalau melihat yang tidak ditunaikan (mengikuti pendapat ulama pertama), maka tidak usah Witir, karena di hadits lain mengatakan tidak ada dua kali Witir dalam semalam," ucapnya.
"Tapi, ketika mengambil hadits tentang Tahajud, setelah selesai Tahajud, ditutup dengan Witir, sebelum fajar tiba (pendapat ulama kedua)," tambah dia melanjutkan.
UAH pun menyimpulkan bahwa waktu terbaik shalat Witir telah dipaparkan secara detail karena keduanya bersifat sah.
"Itu terserah Anda, mau Witir (setelah shalat Tahajud) mau tidak, silahkan, dua-duanya benar," tukasnya.
(gwn/hap)