Ilustrasi pendakwah atau tokoh agama menyampaikan materi khutbah Jumat jelang Pilkada 2024 di Jogja.
Sumber :
  • Istockphoto

Jelang Pilkada 2024, Kemenag DIY Tegaskan Pendakwah dan Tokoh Agama di Jogja Tetap Netral

Minggu, 17 November 2024 - 18:52 WIB

Yogyakarta, tvOnenews.com - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengingatkan kepada pendakwah dan tokoh agama di Jogja agar tidak terlibat mendukung salah satu calon dalam gelaran Pilkada 2024.

Kepala Bidang Penerangan Agama Islam, Pemberdayaan Zakat, dan Wakaf Kanwil Kemenag DIY Nurhuda menegaskan bahwa penjagaan kerukunan dalam Pilkada 2024 menjadi tugas oleh para pendakwah dan tokoh agama di Jogja.

"Para dai, mubaligh, khatib, serta takmir masjid diimbau menyampaikan pesan-pesan untuk tetap menjaga kerukunan dan suasana yang damai di masyarakat," ungkap Nurhuda dalam keterangan resminya di Yogyakarta, Minggu (17/11/2024).

Ia menganjurkan para pendakwah mengisi ceramah atau khutbah mengandung materi tentang persatuan dan kerukunan.

Menurutnya, materi cinta Tanah Air dapat menumbuhkan sikap kebersamaan. Meski harus memiliki pilihannya masing-masing terhadap calon pemimpin mereka.

"Materinya bisa tentang menjaga persatuan, tentang komitmen berkebangsaan, tentang cinta tanah air dan menjaga persatuan serta persaudaraan," jelasnya.

Materi persatuan dalam ceramah menjadi tugas utama para da'i saat berdakwah baik di musholah maupun masjid dan tempat ibadah lainnya.

Peran mereka dalam menyatukan kerukunan baik sesama umat dan antaragama sebagai upaya menjauhkan risiko perpecahan. Perbedaan pilihan sangat berdampak besar menimbulkan perdebatan demi politik.

Nurhuda menuturkan bahwa kampanye mengandung unsur politik sangat dilarang di berbagai tempat ibadah. Ini mengacu sesuai Surat Edaran (SE) Nomor 09 Tahun 2023 tentang Pedoman Ceramah Keagamaan maupun Undang-Undang (UU) Pemilu.

"Teman-teman penyuluh sebagai kepanjangan tangan Kemenag sudah kami kerahkan untuk menyosialisasikan larangan itu," tegasnya.

Ia menyampaikan pesannya agar tidak terjadi kerenggangan hubungan, sebaiknya tak menggunakan materi ceramah berbasis kampanye politik.

"Ketika itu terjadi mungkin bisa menimbulkan konflik atau perselisihan," tandasnya.

(ant/hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:27
02:03
01:17
02:24
05:54
02:28
Viral