- Kolase iStockPhoto & Tangkapan layar YouTube Al-Bahjah TV
Jangan Sembarangan Gendong, Tolong Tak Perlu Pegang Kucing karena Ada Tanda-tanda ini Kata Buya Yahya
tvOnenews.com - KH. Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya menguraikan alasan tidak perlu menggendong kucing.
Mulanya, salah satu jemaah Buya Yahya memberikan pertanyaan terkait kucing yang dipelihara sering kali digendong olehnya.
Kucing peliharaan tersebut, kata jemaah Buya Yahya, mengkhawatirkan ada tanda yang diberikan oleh hewan itu. Meski hewan ini sangat lengket dan tidak ingin jauh-jauh darinya.
"Apakah najis atau tidak ya kalau kucing digendong atau pun tidur di sisi kucing?," tanya salah satu jemaah kepada Buya Yahya disadur dari tayangan channel YouTube MicroStrategy, Jumat (15/11/2024).
Jemaah itu merasa takut apabila kucing terus digendong, maka tubuh dan pakaiannya akan selalu terkena najis.
- Istockphoto
Kucing peliharaannya juga tidak pernah dibersihkan olehnya akibat sering kali buang air kecil. Apalagi mengeluarkan air kencingnya tak mengenal tempat.
Sesungguhnya, jemaah itu ingin sekali membersihkannya. Namun, kotoran kucing mengandung najis dan takut berpindah ke tubuhnya.
Kucing ini juga tidak mengenal waktu karena bisa tiba-tiba buang air kecil.
"Soalnya kalau buang air kecil sama kotorannya tidak dibasuh, otomatiskan najis," tutur jemaah Buya Yahya.
Perihal najis kucing dari air seninya, Buya Yahya menerangkan secara detail. Pendapat ini harus diterangkan agar tidak menimbulkan kesalahan dalam persepsi.
Pengasuh LPD Al Bahjah, Cirebon ini mengambil penjelasan melalui kisah para Rasul di zamannya masing-masing.
Kucing zaman dahulu tidak mendapat kegiatan istinja yang dilakukan oleh manusia. Ini berlaku saat hewan lucu tersebut setelah buang kotorannyya.
"Mulai dari zaman Nabi Adam sampai hari ini dari Barat, Timur, Utara, Selatan," kata Buya Yahya.
"Mulai kapan? Basuh kucing di istinja atau kambing di istinja ini tidak ada," sambung dia menjelaskan.
Soal kucing yang selalu digendong dan telah nyaman kepada majikannya, Buya Yahya berpendapat kekhawatiran itu akan muncul terkait perpindahan najis dari hewan tersebut.
Kotoran kucing baik air seni maupun bulu dapat menimbulkan penyakit. Apalagi saat menempel di bagian tubuh majikannya.
Bulu kucing yang menempel bisa menimbulkan penyakit flu dan lain-lain jika terkena hidung.
"Jadi khawatir ini makanya sengaja kami tekankan begini, khawatir sudah masuk wilayah was-was juga penyakit yang sering menjangkit sebagian orang was-was," tuturnya.
Meski begitu, pendakwah karismatik lahir di Blitar pada 10 Agustus 1973 itu membantah najis dari kucing dapat pindah ke tubuh majikannya saat digendong dengan penuh kelembutan.
Buya Yahya mencontohkan kisah Nabi Muhammad SAW saat melakukan tawaf. Kucing juga menjadi hewan yang kerap kali menerapkan kegiatan ibadah ini.
Kucing masuk dalam golongan yang sering kali hidup dengan manusia. Bahkan sangat akrab karena tidak bisa dipisahkan dengan majikannya apabila dirawat di dalam rumah.
Kehidupan ini menandakan kucing sering melakukan tawaf layaknya mengitari Ka'bah. Ibadah itu tergambar saat proses haji dan umrah di Tanah Suci.
"Jadi pada zaman nabi itu benar tawaf itu dianggap termasuk makhluk yang biasa mondar-mandir," terangnya.
Tidak ada batasan dan larangan untuk menggendong kucing. Hewan ini bisa memberikan kebahagiaan kepada manusia, terutama dipelihara di rumah.
Tingkah lucunya yang terus menggemaskan sangat berdampak pada pemulihan dan menjaga kesehatan manusia.
Namun demikian, najis memang dapat berpindah ke tubuh. Buya Yahya menekankan tangan tetap dalam kondisi kering saat menyentuh dan memeluk kucing.
Kondisi tangan yang kering sangat membantu agar najis tidak mudah berpindah ke tubuh. Apalagi jika menyentuh pada bagian anus atau pembuangan kotorannya.
"Kecuali basah dengan basah itu pun di wilayah yang terkena najis," tegasnya.
Soal bulu, Buya Yahya membantah bisa menimbulkan najis, meski ada penyakit yang harus dihindarkan agar tetap menjaga kesehatannya.
Bulu kucing bisa membantu manusia agar anusnya tetap terhalang dan aman saat digendong setiap waktu.
"Tapi nanti itu bagian itunya kan nyentuh saya, kering dengan kering enggak ada masalah. Jadi Anda jangan terlalu ke bawah ke was-was ke sana ya," tuturnya.
Sebagai pendakwah, ia berpesan ilmu pengetahuan sangat penting untuk digali sebelum benar-benar rutin menggendong dan merawat kucing.
"Dia enggak ngerti bagaimana istinja maka enggak usah istinja-istinjaan kucingnya ya. Jadi kalau Anda gendong boleh," terangnya.
"Asalkan ingat kaidahnya, asalkan kering dengan kering, tidak akan memindahkan najis," pesannya.
"Kalau ternyata tangan Anda basah kemudian menyentuh bagian mohon maaf tempat buang airnya kesentuh lobang belakangnya kucing kesentuh begitu maka itu baru dihukumi Anda terkena najis seperti itu," tukasnya.
(hap)