- Tangkapan layar Facebook Syekh Ali Jaber
Percuma Kumpulkan Ilmu Sebanyak-banyaknya kalau Tak Diamalkan, Syekh Ali Jaber Terangkan Hakikatnya
tvOnenews.com - Almarhum Syekh Ali Jaber pernah menjelaskan secara detail tentang hakikat ilmu dalam kehidupan. Pada dasarnya itu merupakan pengetahuan atas pemberian dari Allah SWT kepada hamba-Nya.
Almarhum Syekh Ali Jaber memahami ilmu harus dikejar sebanyak-banyaknya. Namun ia berpendapat itu semua tidak berguna jika tidak mengetahui hakikat ilmu.
Pada dasarnya hakikat ilmu itu mengacu pada pengamalannya. Almarhum Syekh Ali Jaber menyampaikan nantinya manusia akan ditanya oleh Allah SWT bukan tentang proses pengumpulan amalan itu.
"Allah akan tanya terhadap ilmumu, apa yang kamu lakukan?," ujar almarhum Syekh Ali Jaber dikutip dari tayangan channel YouTube J dan G, Senin (21/10/2024).
Konsep hakikat sebenarnya berguna sebagai aspek terpenting bagi umat manusia. Itu berfungsi agar mereka menerapkan melainkan hanya sekadar mengumpulkan ilmu meski tujuannya sangat baik.
- Istockphoto
Lanjut, almarhum mantan Imam Besar Masjid Nabawi sejak 13 tahun itu menyatakan lebih baik mempunyai ilmu sedikit. Namun semua pengetahuannya bisa bermanfaat untuk menjalankan kehidupan sehari-harinya.
"Walaupun Anda hanya belajar sedikit pun, keputusan itu jauh lebih baik daripada banyak belajar tapi tidak sempat mengamalkan," terangnya.
Tuntutan dalam mencari ilmu memang memiliki sebuah pepatah terpopuler. Kalimat itu menjadi tamparan keras bagi orang yang malas belajar.
Pepatah itu mengandung kalimat "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China". Dari tulisan itu bermaksud tidak ada batasan mengenyam ilmu pendidikan bahkan sampai sejauh apa pun.
Beberapa hadits riwayat juga menerangkan anjuran menuntut memperbanyak ilmu. Salah satunya berasal dari penjelasan sahabat Anas bin Malik RA, begini bunyinya:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya: "Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim." (HR. Ibnu Majah Nomor 224)
Almarhum Syekh Ali menegaskan bahwa, mengejar ilmu sejauh apa pun sampai ke penjuru dunia jika tidak mengamalkannya tak memiliki manfaat. Ia menyinggung keseimbangan penggailan ilmu dan proses pengamalannya.
Aspek pentingnya mengacu pada keseimbangan. Maka, setiap orang yang menyesuaikan porsi belajar dan mengamalkan pengetahuannya setelah mendapat ilmu selama didapat dari pelajaran.
"Belajar, amal, belajar, amal," katanya.
Dari hadits riwayat lainnya menerangkan pengamalan ilmu setelah banyak belajar mendapat ilmu pengetahuan, Rasulullah SAW bersabda:
تَعَلَّمُوْاوَعَلِّمُوْاوَتَوَاضَعُوْالِمُعَلِّمِيْكُمْ وَلَيَلَوْا لِمُعَلِّمِيْكُمْ ( رَواهُ الطَّبْرَانِيْ)
Artinya: "Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu." (HR. Thabrani)
Lanjut, almarhum mantan juri Hafizh Indonesia itu menjelaskan bahaya melalaikan mencari ilmu. Biasanya mereka takut belajar karena tidak bisa menerapkan pengamalannya dengan baik.
Beberapa orang memberikan asumsinya menjadi bahan sorotan almarhum Syekh Ali Jaber. Mereka berpendapat takut melakukan kesalahan membuatnya sama sekali tidak ingin meraih ilmu sebanyak-banyaknya.
Ia sangat menyayangkan pada orang yang mempunyai pikiran tersebut. Itu merupakan keputusan bahaya dan tidak seharusnya dilakukan mereka bagi yang malas belajar.
"Daripada salah, lebih baik tidak usah belajar? Ini bahaya," imbaunya.
Ia pun membagikan solusinya selain keseimbangan. Menurutnya setiap orang harus banyak-banyak mendalami ilmu berdasarkan kemampuan dimiliki mereka.
Dari kemampuan itu akan membuat mereka nyaman saat mengamalkannya. Meski ia mengetahui memiliki pengetahuan sedikit tanda tidak kesempurnaan dalam mencari ilmunya.
"Tidak perlu menunggu sampai sempurna dalam mengamalkan, belajar dan amalkan sesuai kemampuan," terangnya.
Ia kembali mengingatkan kesesuaian kemampuan aspek utama untuk meminimalisir dalam menghindari rasa malas. Itu akan berdampak dengan proses hisab di hari Kiamat kelak.
"Nanti di hari kiamat, Allah akan tanya sudah berapa lama kamu belajar, berapa banyak ilmumu, dan apa yang kamu amalkan dari ilmu itu," tuturnya.
"Ilmu yang tidak diamalkan hanya akan menjadi beban. Namun, ilmu yang diterapkan pastinya memunculkan cahaya dan bekal untuk bertemu dengan Allah," tandasnya.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)