Buya Yahya ingatkan waktu larangan bermain HP dan tasbih bisa mengurangi pahala ibadah.
Sumber :
  • Tangkapan Layar YouTube Al-Bahjah TV

Tolong Jangan Sekali-kali Main HP dan Tasbih di Waktu ini, Buya Yahya Tegaskan bakal Pengaruhi Pahala Ibadahnya

Minggu, 6 Oktober 2024 - 03:35 WIB

tvOnenews.com - Buya Yahya membahas tentang waktu larangan bermain handphone (HP) dan tasbih.

Meski kebutuhan, Buya Yahya mengatakan waktu larangan ini sudah ditetapkan agar umat Muslim tidak boleh bermain HP dan tasbih karena bisa mempengaruhi amalan ibadahnya.

Buya Yahya menyebutkan pahala ibadah seorang mukmin bisa berkurang hingga tidak sah jika bermain HP dan tasbih di waktu larangannya.

Buya Yahya menyebutkan waktu HP dan tasbih tidak boleh digunakan ketika kalangan pria mukmin sedang mendengar khutbah Jumat.

"Anda yang Jumatan jangan main handphone, jangan main tasbih," ungkap Buya Yahya dikutip dari video pendek kanal YouTube Al-Bahjah TV, Minggu (6/10/2024).


Ilustrasi mendengar khutbah Jumat sebagai waktu larangan main HP dan tasbih. (iStockPhoto)

Buya Yahya menjelaskan bahwa khutbah Jumat bagian bentuk ibadah yang dikhususkan oleh pria Muslim.

Khutbah Jumat memiliki makna kandungan sebagai bentuk doa, pengingat, ibadah berupa nasihat sebelum menunaikan shalat Jumat.

Tak hanya itu, khutbah Jumat juga memiliki tujuan sebagai bentuk ajakan, informasi yang disampaikan oleh seorang khatib shalat Jumat.

Biasanya khatib shalat Jumat menjelaskan materi khutbah Jumat yang berbeda di setiap pelaksanaannya sebelum memulai shalat Jumat.

Pengasuh LPD Al Bahjah, Cirebon itu menuturkan khutbah Jumat ditetapkan sebagai rukun dan syarat sah shalat Jumat.

Ia menegaskan khutbah Jumat bertujuan agar jemaah shalat Jumat senantiasa mempertebal keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Buya Yahya mengatakan khutbah Jumat sebagai waktu larangan bermain HP dan tasbih agar para jemaah bisa khusyuk menyerap materi disampaikan khatib.

"Pokoknya iseng itu khusyuk mendengar," tuturnya.

Lanjut, pendakwah karismatik berusia 51 tahun itu mengambil contoh berdasarkan dari kisah zaman Nabi Muhammad SAW.

Ia mengibaratkan jika zaman Nabi sudah ada HP kemungkinan dibolehkan apabila ada tujuan dan manfaatnya.

Misalnya seorang pria mukmin mencatat materi khutbah Jumat selama sesi ceramah agar kembali diingat setelah shalat Jumat.

Menurutnya, hal tersebut sebagai bentuk kegunaan HP yang memiliki manfaat agar dijadikan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

"Mungkin kalau zaman Nabi sudah ada handphone, ditulis di handphone barang kali," jelasnya.

Ia juga menganjurkan tasbih tidak perlu digunakan ketika mendengar khatib menyampaikan materi khutbah Jumat.

Hal itu memiliki tujuan agar seorang jemaah tetap fokus dan khusyuk terhadap materi dilontarkan khatib.

Ia menyampaikan anjuran larangan bermain HP dan tasbih tidak hanya saat menyimak khutbah Jumat melainkan di setiap kegiatan agama maupun dakwah.

"Kita tutup tasbih, tutup, dan itu bukan saja di dalam khutbah Jumat. Kalau adab itu di majelis seperti ini juga sama," terangnya.

Buya Yahya mengatakan khutbah Jumat dilarang bermain keduanya karena memiliki dua unsur, yakni Istima dan Inshot.

"Karena apa? Ada Istima dan Inshot. Istima mendengar, Inshot diam," katanya.

Pendakwah kelahiran asal Blitar itu menjelaskan bahwa Istima upaya seorang mukmin berusaha memahami atau menyerap materi melalui proses pendengaran dari khatib saat menyampaikan materi secara lisan.

Ia juga menuturkan bahwa Inshot sebagai bentuk upaya seorang mukmin tetap berdiam diri ketika menyimak khatib berceramah memberikan teks khutbah Jumat.

"Kalau dalam khutbah Jumat itu diam," tandasnya.

Wallahu A'lam Bishawab.

(hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:22
06:01
01:05
02:24
01:17
02:45
Viral