- VIVA
Pengakuan Murid Korban Guru dalam Video Syur Gorontalo Terbukti Hoaks, Ustaz Adi Hidayat Peringatkan pada Penyebarnya
Jakarta, tvOnenews.com - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Gorontalo, Kombes Desmont Harjendro merespons pengakuan murid siswi menjadi korban guru dalam video syur di Gorontalo.
Kombes Desmont telah mengetahui ada sebuah akun Facebook mengaku sebagai murid korban guru inisial DH (57) dalam video syur yang sempat viral dari Gorontalo.
Kabid Humas Polda Gorontalo itu menyatakan pengakuan dari akun Facebook diduga diterangkan oleh murid korban video syur tersebut adalah hoaks.
"Hoaks itu," ungkap Desmon saat ditanya wartawan dikutip, Kamis (3/10/2024).
Ia menuturkan bahwa korban berinisial P tengah mengalami trauma membuat sang murid berada dalam pengawasan dan penanganan dari Dinas PPA Kabupaten Gorontalo.
Ilustrasi perbuatan asusila melibatkan murid siswi dan guru dalam video syur di Gorontalo. (iStockPhoto)
Hal itu membuat murid siswi tersebut tidak langsung muncul dan memberikan pernyataan sikap atas video syur merekam dirinya dengan DH.
"Korban masih belum masuk sekolah, istirahat dulu," tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas PPA Kabupaten Gorontalo Zascamelya Uno menyampaikan bahwa Dinas PPA terus memberikan pendampingan terhadap P.
Zascamelya menuturkan bahwa P sangat trauma buntut link video syurnya menghebohkan publik.
Meski demikian, Zascamelya menyatakan P yang sedang mendapat pendampingan akan tetap memperoleh hak atas pendidikannya.
Sebelumnya, salah satu akun Facebook memberikan pernyataan dengan tulisan yang sangat panjang mengaku sebagai korban murid siswi inisial P.
"Karena banyaknya pertanyaan dari orang-orang, saya akan coba ceritakan bagaimana bisa terjadi semuanya."
"Jujur saya sangat-sangat sedih, kecewa, tidak tahu harus bagaimana di posisi tersebut. Semua berawal saat saya masuk, saya seorang yatim piatu seperti yang saya sampaikan video-video beredar dengan seorang TikToker saat wawancara saya."
"Dari awal masuk sekolah saya sudah meyakinkan diri saya untuk berusaha keras mengejar ilmu dan prestasi karena memang untuk hidup sudah tidak ada dari orang tua. Saya sangat ingin untuk mencapai sarjana dengan beasiswa yang saya dapat."
"Pada suatu hari, saya mulai mendapatkan pelecehan verbal, dengan ucapan-ucapan tidak pantas dari guru (DH). Saat itu saya tidak terlalu menanggapi dengan serius. Namun, lama kelamaan mulai menyentuh seperti pundak, merangkul, dan lainnya."
"Awal saya yang memang belum paham tentang kasih sayang yang sesungguhnya menganggap itu seperti seorang ayah kepada anak juga terkadang memberikan untuk kehidupan. Tapi semua itu ternyata penilaian saya salah saat saya mulai dipeluk, disentuh bagian vital dan lain. Saat itu saya bingung, saya ingin bercerita kepada siapa. Orang tua tidak ada, bercerita kepada teman pun takut dipandang hina. Untuk melapor saya takut karena untuk masuk sekolah saja saya berjuang sendiri dengan susah payah."
"Dipikiran saya saat itu jika saya lapor saya yang tidak dipercayai oleh guru lain dan siapapun karena saya tidak memiliki bukti apapun lalu saya di keluarkan dari sekolah (Seperti yang mempunyai uang dan kuasa yang menang)."
"Jika saya dikeluarkan saya tidak mempunyai harapan dan cita cita pupus. Walau saya benar sakit hati, kecewa, marah bercampur menjadi satu. Lama kelamaan saya mulai di setubuhi. Awal-awal saya sangat menolak. Tapi dengan ancaman dia mengeluarkan dari sekolah saya pun mengikuti."
Dari pernyataan tersebut mengingat pesan yang disampaikan oleh Ustaz Adi Hidayat terkait peringatan kepada penyebar berita hoaks.
Direktur Quantum Akhyar Institute, Ustaz Adi Hidayat. (Tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official)
Dikutip tvOnenews.com melalui kanal YouTube Adi Hidayat Official, Kamis (3/10/2024), Ustaz Adi Hidayat menyinggung penyebar berita hoaks dari berbagai konten.
"Orang-orang yang sering kali memframing, sering kali membuat konten-konten dengan tujuan-tujuan yang tidak baik," ujar Ustaz Adi Hidayat.
Menurut Ustaz Adi Hidayat, sang penyebar hanya membutuhkan validasi perhatian dan terus memunculkan kontroversi baru.
"Hanya untuk keramaian, perhatian, kontroversi dan sebagainya. Itu disifati oleh Al Qur'an dengan sangat tegas, perilaku yang menyimpang, yang selayaknya tidak dilakukan kecuali setan," jelasnya.
Lanjut, ia menyebutkan bahwa para pelaku sengaja menyebarkan fitnah kepada khalayak meski tujuannya baik seperti pernyataan pengakuan siswi korban pelecehan seksual di Gorontalo.
Namun, ia menegaskan hal tersebut bisa mendapatkan siksaan baik di dunia dan akhirat terhadap para pelakunya.
"Bahwa orang-orang, baik itu laki-laki maupun perempuan, yang senang sekali yang punya hobi, yang mereka nyaman agar fitnah itu tersebar di kalangan insan beriman. Maka, Allah SWT menjanjikan siksa yang sangat pedih di dunia dan di akhirat," tandasnya.
(iwh/hap)