- freepik
Surah Al Waqiah Bikin Jauh dari Kefakiran dan Datangkan Rezeki yang Banyak? Simak Dulu Penjelasan Ustaz Abdul Somad Ini
"Saya termasuk mengikuti ulama yang membolehkan mengamalkan hadis dhaif," tegas Ustaz Abdul Somad.
Kemudian Ustaz Abdul Somad mengatakan bahwa ada satu ulama besar yang juga membolehkan mengikuti hadis dhaif, dia adalah Imam Nawawi.
"Ulama ijma bahwa boleh mengamalkan hadis dhaif," tandas UAS.
Maka dari itu, Ustaz Abdul Somad menyebutkan bahwa hadis keutamaan surah Al Waqiah boleh diamalkan karena bisa jadi dengan membaca Al-Qur’an akan Allah mudahkan urusan kita termasuk rezeki kita.
"Jadi kalau diamalkan surat Al Waqiah ini boleh tak salah, kalau kita ada ingin Allah mudahkan hajat kita," sarannya.
"Tapi ingat, yang memudahkan bukan Surah Al Waqiah tapi Allah SWT, lalu kenapa Allah mudahkan dengan surah ini, karena Al Waqiah mengingatkan kita tentang hari kiamat, tentang kematian," sambung Ustaz Abdul Somad.
Ustaz Abdul Somad menjelaskan secara logika bagaimana surah Al Waqiah berdampak pada kehidupan.
"Begitu dibacanya lalu hatinya takut kepada Allah, tak jadi dia bohong, tak jadi dia curang, jadi orang jujur amanah semangat dia," ujarnya.
"Jadi kalau ada orang bertanya apa logikanya orang baca surat Al Waqiah dia tidak miskin, karena setelah baca surat Al Waqiah dia bangkit semangat," lanjut UAS.
Begitu pula dengan hubungan shalat dhuha dengan rezeki.
"Apa hubungan shalat dhuha dengan rezeki, karena orang yang shalat dhuha pasti bangun sebelum subuh, pasti dia bersemangat," jelasnya.
"Jadi kalau dikatakan logika logis masuk akal, ajaran Islam ini masuk akal," lanjut Ustaz Abdul Somad.
Tingkatan Hadis
Sebagaimana dijelaskan oleh Ustaz Abdul Somad (UAS) ada empat tingkatan hadis.
Empat tingkatan hadis ini diklasifikasikan berdasarkan kredibilitas periwayatnya, keakuratan sanad atau rantai perawi, dan keotentikan isinya.
Berikut penjelasan dari empat hadis:
Hadis Sahih
Hadis sahih adalah hadis yang memenuhi lima syarat antara lain sanadnya bersambung, perawinya adil, perawinya dhabith atau memiliki ingatan yang kuat dan tidak ada syadz atau tidak bertentangan dengan hadis lain yang lebih kuat serta tidak ada ‘illat atau tidak memiliki kecacatan tersembunyi yang bisa mempengaruhi keabsahannya.