- Adobe stock
Bukan Hanya Tahajud, Jika Tak Bisa Bangun Saat Jam 3 Pagi Ustaz Adi Hidayat Sarankan Lakukan Dua Jenis Shalat Malam Ini
Jakarta, tvOnenews.com - Tahajud adalah salah satu shalat malam yang memiliki keutamaan istimewa.
Setiap Muslim sebaiknya mendirikan shalat malam terutama tahajud.
Hal ini sebagaimana perintah Allah SWT dalam surah Al Muzzammil.
Berikut bacaan lengkap dan arti dari surah Al Muzzammil ayat 1-3 yang memerintahkan untuk mendirikan shalat malam yang salah satunya adalah tahajud.
يٰٓاَيُّهَا الْمُزَّمِّلُۙ قُمِ الَّيْلَ اِلَّا قَلِيْلًاۙ نِّصْفَهٗٓ اَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيْلًاۙ
Artinya: Wahai orang yang berkelumun (Nabi Muhammad), bangunlah (untuk shalat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil) (yaitu) seperduanya, kurang sedikit dari itu.
Dari ayat tersebut, jelas shalat malam amatlah dianjurkan untuk dilakukan oleh setiap Muslim.
Dalam sebuah ceramahnya, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, setidaknya ada tiga jenis shalat malam.
Maka ternyata, shalat malam bukan hanya tahajud saja.
Tiga shalat malam yang dijelaskan oleh Ustaz Adi Hidayat antara lain tahajud, qiyamul lail dan witir.
Salah satunya kata Ustaz Adi Hidayat dapat menjadi alternatif bagi Muslim yang takut untuk tidak bisa bangun untuk tahajud.
Lalu apa perbedaan dari ketiga shalat malam tersebut?
Berikut penjelasan dari Ustaz Adi Hidayat yang dirangkum tvOnenews.com dari kanal YouTube resminya.
Qiyamul Lail: Alternatif Bagi yang Tidak Bisa Tahajud
Qiyamul lail kata Ustaz Adi Hidayat adalah jenis shalat malam yang pertama.
“Jenis pertama yang dikerjakan tanpa tidur dulu umumnya,” tandasnya.
Kata Ustaz Adi Hidayat, waktu shalat qiyamul lail dimulai setelah shalat isya sampai dengan ke pertengahan malam.
“Bahkan terbentang tapi tidak didahului dengan tidur,” tuturnya.
“Ini yang secara umum disebut dengan qiyamul lail secara umum,” lanjut Ustaz Adi Hidayat.
Inilah yang kata Ustaz Adi Hidayat katakan shalat yang dapat menjadi alternatif bagi yang merasa sulit bangun saat waktunya tahajud.
“Kesulitan bangun menunaikan tahajud misalnya, maka anda bisa ambil alternatif yang pertama,” ujarnya.
Waktu shalat qiyamul lail adalah sejak shalat isya.
“Setelah shalat isya, Anda shalat sunnah ba’diyah setelah itu tunaikan shalat malam yang ini,” ungkapnya.
Ustaz Adi Hidayat lalu menjelaskan, shalat qiyamul lail dapat dilakukan sebanyak dua rakaat, empat rakaat atau semampunya.
“Ya jadi ini yang dimaksudkan shalat yang Anda tunaikan shalat malam yang jenisnya dilakukan sebelum Anda tidur,” jelasnya.
Ustaz Adi Hidayat lalu mengatakan, shalat qiyamul lail ini disarankan dilakukan, jika seorang muslim menduga karena sangking lelahnya tidak bisa bangun saat sepertiga malam.
“Kondisi kedua, bisa jadi Anda dalam keadaan memang sedang begadang misalnya, karena kondisi tugas tertentu,” jelasnya.
“Misal dalam keadaan sedang ada shift kerja yang membuat anda belum tidur mengerjakan sesuatu,” lanjutnya.
Maka Anda bisa tunaikan shalat ini, walaupun misalnya jam dua belas pekerjaan masih dikerjakan.
Namun shalat qiyamul lail tidak dilakukan dengan tidur dahulu.
“Sampai rumah bisa jam setengah dua belas, saya ingin shalat isya sudah, saya pengen salat sebelum tidur. Maka shalat anda disebut dengan Qiyamul Lail,” sarannya.
Tahajud: Shalat Malam yang Utama
Jenis shalat malam yang kedua yang dijelaskan Ustaz Adi Hidayat adalah tahajud.
Tahajud umumnya dilakukan dua pertengahan malam sampai akhirnya.
“Biasanya dikerjakannya jarang jarang, ada yang dibawah tengah malam,” ungkapnya.
Namun jika bagi yang sudah terbiasa, Ustaz Adi Hidayat menyarankan lakukan tahajud ketika mendekati subuh.
Hal ini karena 15 menit sebelum subuh ada waktu yang bernama shahar.
“Waktu shahar ini waktu terbaik untuk istighfar dan berdoa,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Maka bagi yang sudah biasa melakukan tahajud, maka bangunlah 30 menit atau 45 menit sebelum subuh.
Sehingga setelah shalat tahajud langsung masuk waktu shahar.
“Sunnah pertama tahajud, lakukan sunnah kedua, yakni istighfar kemudian doa,” sarannya.
Namun bagi yang baru membiasakan diri shalat tahajud maka lakukan senyamannya.
“Setengah dua, setengah tiga, setengah empat mendekat kepada fajar,” tutur Ustaz Adi Hidayat.
“Nah aktivitas yang ditunaikan setelah tidur dulu, tidur berbaring dalam bahasa arab disebut dengan hajada,” sambungnya.
Kemudian kata Ustaz Adi Hidayat, jika Anda berusaha untuk bangkit setelah berbaring terlebih dahulu tambahkan ‘ta’ di depannya.
Maka berubah kalimatnya dari hasaja dan tahajada.
Kata Ustaz Adi Hidayat, itulah yang akhirnya memunculkan kata tahajud.
Witir: Shalat Penutup
Shalat malam yang ketiga yang dijelaskan Ustaz Adi Hidayat adalah witir.
“Yang ketiga disebut dengan witir namanya witir,” ujarnya.
Witir kata Ustaz Adi Hidayat adalah shalat yang ditunaikan pada waktu malam setelah selesai isya.
“Dia bisa ditunaikan sebelum tidur. Makannya nanti ada orang witir sebelum tidur,” jelasnya.
“Tapi ada juga orang witir setelah dia menunaikan shalat, tidur, dari tidur solat dia witir, ada orang sebelum dia tidur dia witir,” lanjut Ustaz Adi Hidayat.
Oleh karenanya, Ustaz Adi Hidayat mengingatkan bahwa witir tidak terikat dengan tidur.
“Witir tidak terikat apakah mesti tidur dulu atau tidak tidur dulu. Boleh dikerjakan diawal malam, tengah malam, atau bahkan sampai dengan akhir ke malamnya, jelas sampai sini," tuturnya.
Itulah penjelasan tentang tiga jenis shalat malam.
Disarankan bertanya langsung kepada ulama, pendakwah atau Ahli Agama Islam agar mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.
Wallahu’alam