- Dok Media Center Haji 2024
Ini Sejarah Bus Shalawat yang Jadi Transportasi Jemaah Haji saat di Makkah
Jakarta, tvOnenews.com - Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri (Diryanlu) Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Subhan Cholid menjelaskan sejarah dari bus shalawat.
Menurutnya, layanan bus shalawat yang dimana fungsinya mengantar jemaah haji Indonesia kali pertama diadakan pada tahun 2008.
Saat itu, Pemerintah Saudi melakukan pembongkaran hotel-hotel di sekitar Masjidil Haram, utamanya di daerah Syib Amir.
Akibatnya, ketersediaan hotel di sekitar Haram menjadi sangat terbatas.
Oleh karenanya, misi haji Indonesia akhirnya mencari rumah dengan jarak cukup jauh dari Masjidil Haram.
"Saat itu, rumah jemaah haji Indonesia, jarak terdekat dari Masjidil Haram, 2 km. Rumah terdekat Haram yang belum dibongkar, harganya naik sehingga tidak terjangkau pagu anggaran," ujar Subhan Cholid di Jakarta, Rabu (18/9/2024).
"Sementara rumah paling jauh, jaraknya mencapai lebih dari 10 km dari Masjidil Haram, mulai dari kawasan Hijrah, Mukhathat Bank, Bakhutmah, Kholidiyah, Syauqiyah, Rushaifah, Awali, hingga Ka'kiyah " lanjutnya.
Sejak saat itulah kata Subhan Cholid kemudian mulai dimasukkan pasal tentang angkutan shalawat.
Pada waktu itu kata Subhan sampai dengan tahun 2010, populasi bus dengan jenis city bus, yang memiliki body rendah, tiga pintu, itu jumlahnya sangat terbatas.
"Dan itu hanya dimiliki oleh satu perusahaan saja, namanya perusahaan Saptco. Nah, oleh perusahaan Saptco, itu hanya digunakan untuk melayani rute Jamarat - Mahbas Jin - Bab Ali," terang Subhan.
"Di luar rute itu, orang kalau mau nyewa, itu adanya adalah bis-bis antarkota yang tinggi-tinggi itu," sambungnya.
Lalu kemudian 2011-2012, pemerintah Indonesia menetapkan jarak terjauh pemondokannya itu 2,5 KM tapi tanpa angkutan.
"Kalau Arab Saudi menetapkan 2 KM, itu kita karena juga supaya tetap dapat hotel, kalau hanya 2 KM itu kan hotelnya terbatas," papar Subhan.
"2,5 KM tapi tidak ada layanan Shalawat. Karena setengah kilo ini kan rumit juga gitu kan. Sehingga 2011-2012, itu tidak ada angkutan Shalawat kita," lanjutnya.
Kemudian Subhan melanjutkan, pada 2013 itu populasi jenis city bus untuk angkutan massal, itu sudah cukup banyak.
Beberapa perusahaan itu memiliki spesifikasi bus tersebut.
"Nah, sehingga kemudian mulai 2013 itu, kita sudah mulai menyiapkan skema layanan Shalawat secara lebih detail dengan melibatkan personil-personil dari Kementerian Perhubungan dan juga teman-teman dari Sekolah Tinggi Angkutan Darat untuk menghitung dan juga menyiapkan skema-skema layanan itu," katanya.
Subhan lalu menjelaskan, pada musim haji 1445 H/2024 M, pemerintah menyiapkan total 450 Bus Shalawat yang melayani jemaah di Makkah.
Ada 76 halte yang disediakan, untuk 22 rute bus. Bus-bus ini melintasi wilayah pemondokan jemaah haji Indonesia yang berada di daerah Syisyah, Raudhah, Jarwal, Misfalah, dan Rei Bakhsy. (put)