news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Buya Yahya menerangkan hukum soal merayakan Maulid Nabi sebagai pengingat hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Sumber :
  • Tangkapan Layar YouTube Al Bahjah TV

Selalu Timbulkan Perdebatan, Benarkah Perayaan Maulid Nabi Syirik? Buya Yahya Tegaskan kalau Hukum Acara itu...

Buya Yahya turut membahas soal perbedaan dan perdebatan hukum mengenai perayaan Maulid Nabi sebagai pengingat hari kelahiran Nabi Muhammad SAW setiap tahunnya.
Rabu, 11 September 2024 - 19:34 WIB
Reporter:
Editor :

Lanjut, Buya Yahya menyarankan agar anak muda yang masih belum mengetahui esensi dari Maulid Nabi harus segera mengenalnya melalui acara tersebut.

Ia menjamin bahwa, esensi tersebut akan membantu pola pikir tentang tujuan diadakannya Maulid Nabi.

"Cukup Anda wahai anak-anak muda ikuti saja cara berpikir seperti ini nanti akan sampai kepada tujuannya," sarannya.

Ia menyampaikan cara menumbuhkan kecintaan melalui rasa senang atas kehadiran dan ajaran yang diberikan Nabi Muhammad SAW.

Tak hanya itu, ia mengatakan orang-orang yang menganggap Maulid Nabi syirik harus mengetahui ada anugerah terindah saat Nabi Muhammad SAW dihadirkan oleh Allah SWT.

"Yang harus Anda pastikan pada diri Anda adalah Anda harus senang dengan Baginda Nabi, bersyukur kepada Allah yang telah mengutus Baginda Nabi untuk kita," terangnya.

"Baginda Nabi yang dari bangsa manusia dengan kelebihan-kelebihan akhlaknya yang Allah sudah berpesan dan menyebutkan bahwa pada diri nabi adalah suri teladan bagi yang ingin menjalan hidup dengan benar," tuturnya.

"Maka suri tauladannya adalah Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam, maka sangat penting kita untuk bersuri teladan," sambungnya.

Meski demikian, Buya Yahya menyampaikan bahwasanya saat meniru dan menerapkan suri teladan Nabi Muhammad SAW harus dilakukan melalui tahap pengantarnya.

Ia menyebutkan pendahuluan yang harus dilakukan menumbuhkan rasa kekaguman kepada beliau.

"Tapi meneladani seseorang harus ada mukadimah harus ada kekaguman pada diri kita serta kecintaan agar di saat kita mengikuti atau bersuri teladan adalah dengan rasa," imbuhnya.

"Rasa senang, rasa puas di saat kita mengikuti bukan sebuah keterpaksaan," lanjutnya.

Menurutnya, orang yang terpaksa saat ingin mengetahui esensi Maulid Nabi dipengaruhi berlatarbelakang udaya maka bisa menimbulkan keterpaksaan.

"Mungkin kita suruh mengikuti sekelompok atau budaya sesuatu seseorang tapi dengan paksa karena aturan di sebuah daerah itu tidak akan dinikmati," paparnya.

Sebaliknya, orang yang menanamkan kesenangan maka bisa merasakan kenikmatan yang luar biasa atas suri teladan Nabi Muhammad SAW.

"Tapi di saat kita mensuri teladani Baginda Nabi atas dasar kekaguman kita kepada sosok agung ini dan atas dasar cinta maka di saat kita mencuri teladani adalah dengan rasa kita punya kepuasan dan kita menjemput kenikmatan karena kita bisa meniru yang dicintai," jelasnya.

Berita Terkait

1
2
3 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

05:43
03:43
04:19
06:19
01:53
00:49

Viral