- Dok. Media Center Haji 2024
Satu Peristiwa Penting di Bulan Safar: Hijrah Pertamanya Nabi Muhammad SAW ke Madinah
Jakarta, tvOnenews.com - Pada bulan safar, ada beberapa peristiwa penting dalam Islam.
Salah satu peristiwa dalam Islam yang terjadi di bulan safar adalah hijrah pertamanya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah.
Berikut beberapa peristiwa bersejarah Islam yang terjadi di bulan Safar yang dilansir dari laman resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Hijrah Pertama Rasulullah SAW
Salah satu momen bersejarah dalam khazanah Islam adalah hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah.
Peristiwa hijrah pertama Nabi Muhammad SAW itu tercatat terjadi pada bulan Safar.
Rasulullah SAW berangkat dari Makkah pada bulan Safar dan sampai di Madinah pada bulan Rabiul Awwal.
Pernikahan Rasulullah SAW dengan Siti Khadijah RA
Sebagaimana yang kita ketahui, Sayyidah Khadijah binti Khuwailid, seorang bangsawan Suku Quraisy yang terpandang, cerdas, dan berakhlak mulia itu merupakan istri pertama Rasulullah SAW.
Menurut Ibnu Ishak, Rasulullah SAW menikahi perempuan yang disebut juga “Ummul Mukminin” itu tepat pada bulan Safar, yakni ketika Rasulullah SAW berusia genap 26 tahun.
Pernikahan Ali bin Abi Thalib RA dengan Sayyidah Fatimah
Ternyata, bukan hanya pernikahan Rasulullah SAW dan Sayyidah Khadijah, di bulan Safar juga menjadi pernikahan putri Nabi, yakni Sayyidah Fatimah RA dengan seorang sahabat yang pandai, Ali bin Abi Thalib RA.
Kedua Ahlul Bait itu menikah pada bulan Safar di tahun ke-2 Hijriah.
Penaklukan Romawi oleh Usamah bin Zaid
Romawi adalah satu dari beberapa imperium kekaisaran dengan kekuatan militer dan politik yang besar pada zaman Rasulullah SAW.
Keberadaannya yang kuat seringkali menjadi halangan Rasul dan sahabat dalam berdakwah.
Perang Al-Abwa, yang Pertama dalam Islam
Dalam terminologi sejarah keislaman, terdapat dua macam jenis perang, yakni Ghazwah yang artinya peperangan yang dipimpin oleh Rasulullah SAW sendiri, dan Sariyah yang artinya peperangan yang dipimpin oleh para sahabat.
Perang Khaibar
Dikutip dari buku Sirah Nabawiyyah karya Abul Hasan Ali Al-Hasani An Nadwi, sekembalinya Rasulullah SAW dari Hudaibiyah pada bulan Dzulhijjah, beliau tinggal di Madinah selama beberapa hari pada bulan Muharram, lalu sisa hari dari bulan Muharram ke Bulan Safar itulah Rasulullah SAW pergi menuju Khaibar.
Dengan pasukannya yang berjumlah 1.400 orang disertai 200 pasukan berkuda itu, Rasulullah SAW mampu menaklukan Khaibar yang meliputi benteng-benteng terkenal bernama Naim, Qumush, Syiq, dan Nithah.
Perang tersebut terjadi pada tahun ketujuh hijriah di Bulan Safar.
Ekspedisi Qutbah bin Amir bin Hadidah
Qutbah bin Amir adalah seorang dari Kaum Ansor. Pada Bulan Safar di tahun 9 hijriah, Rasulullah SAW mengutus Qutbah bin Amir menuju daerah yang dihuni Suku Khas’am, dekat dengan wilayah Bisah dekat Turabah. Qutbah pergi dengan membawa 20 tentara, dan memerintahkannya untuk menyerang Suku Khas’am.
Berdiamnya Rasulullah Setelah Perang Dzu'Amr
Disitir dari keterangan Ibnu Ishaq, sekembalinya Rasulullah SAW dari perang Sawiq, nabi tinggal sementara di Madinah pada bulan Dzulhijjah dan Muharram dengan umatnya. Lalu Rasulullah SAW bersama 450 orang sahabatnya kemudian menyambangi wilayah Najid untuk memerangi Kabilah Ghathafan. Perang tersebut dikenal sebagai perang Dzu’Amr. Lalu Rasulullah SAW berdiam di wilayah Najid selama satu bulan Safar penuh.
Menghadapnya Utusan Bani Udzra Rasulullah SAW
Dikutip dari Sirah Nabawiyyah karya Abul Hasan Ali Al-Hasani An Nadwi, pada tahun ke – 9 Hijriah, setelah penaklukan Makkah dan sekembalinya Rasulullah dari perang Tabuk, masuklah momen bersejarah di mana Rasulullah SAW menyurati raja-raja dan pemimpin-pemimpin di semenanjung Arab untuk masuk dalam naungan Islam. Selepas itu banyak kabilah-kabilah Arab mengirim utusan menghadap Rasulullah dan menyatakan diri masuk Islam. Salah satu diantaranya adalah Bani Udzra.
Penaklukkan Mesir oleh Amr bin Ash
Amr bin Ash dikenal sebagai salah satu dari pemuka Suku Quraisy. Ia adalah seorang yang memiliki kelihaian dalam bertempur, bahkan dalam suatu pertempuran ia dapat menaklukkan Mesir dari cengkeraman Imperium Romawi dan Persia, sampai para sejarawan menjulukinya sebagai “Pembebas Mesir”.
Wallahu’alam
(put)