- Kolase tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official & Unsplash/Bimbingan Islam
Meski Anggap Takbiratul Ihram Shalat Sudah Benar, Ternyata Tak Menjamin Dapat Pahala, Ustaz Adi Hidayat Ungkap kalau itu...
tvOnenews.com - Shalat berfungsi sebagai amalan ibadah yang telah diwajibkan oleh Allah SWT untuk hamba-Nya.
Shalat menjadi amalan yang pertama kali dihisab di akhirat untuk menentukan kebaikan dan keburukan setiap manusia selama hidup di dunia.
Namun, shalat mempunyai aturan di dalamnya agar seorang Muslim yang mengerjakannya mendapat pahala.
Ustaz Adi Hidayat mengungkapkan bahwa gerakan dan bacaan takbiratul ihram penentu pahala seseorang setelah mengerjakan shalat.
Lantas, apakah benar takbiratul ihram shalat menjadi gerakan yang harus diperhatikan seorang Muslim untuk mendapat pahala?
Ilustrasi satu keluarga melakukan gerakan takbiratul ihram saat shalat berjamaah. (Envato Elements)
Seperti apa Ustaz Adi Hidayat menerangkan tentang pahala shalat ditentukan melalui gerakan takbiratul ihram? Mari simak penjelasannya di sini.
Dikutip tvOnenews.com melalui unggahan video Instagram @aliqa.id, Sabtu (3/8/2024), Ustaz Adi Hidayat mengisi ceramah tentang takbiratul ihram shalat.
Mulanya Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa kebahagiaan dapat diraih melalui ibadah shalat.
Ia terus mengingatkan amalan pertama kali dihisab di akhirat adalah shalat.
Dari Anas bin Malik meriwayatkan hadis terkait shalat sebagai amalan yang dihisab pertama kali oleh Allah SWT, Rasulullah SAW bersabda:
"Yang pertama kali akan dihisab dari seseorang pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, akan baik pula seluruh amalnya. Jika shalatnya rusak, akan rusak pula seluruh amal perbuatannya."
Kemudian, pendakwah asal Pandeglang itu menyoroti perihal cara seseorang ketika takbiratul ihram.
Ia sering melihat bahwa masih banyak orang telah salah dalam melakukan takbiratul ihram saat memulai shalat.
Meski ia juga sering mendapat pengakuan dari orang banyak bahwa mereka menganggap telah benar dalam melakukan cara takbiratul ihram.
Namun, ia menegaskan orang yang merasa sudah benar dalam takbiratul ihram apabila masih membawa tentang dunia maka shalatnya sulit khusyuk.
"Sedikit orang shalat sulit menemukan kekhusyukan karena dia bertakbir masih membawa dunia," tegas Ustaz Adi Hidayat.
Pria usia 39 tahun itu mengatakan bahwasanya cara takbir pembuka shalat mereka masih salah karena disebabkan tidak pernah khusyuk.
Menurutnya, cara takbiratul ihram hanya dijadikan formalitas menunjukkan mereka tidak mengerti gerakan takbir.
"Dia tidak shalat dengan memahami gerakan takbirnya, dia jadikan sebagai formalitas," terangnya.
Dari Abu Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu 'Anhu meriwayatkan hadis telah disahihkan Syaikh Al-Albani mengenai kesucian shalat ditandai melalui cara takbiratul ihram yang benar, Rasulullah SAW bersabda:
مِفْتَاحُ الصَّلاَةِ الطُّهُورُ وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ
Artinya: "Pembuka shalat adalah bersuci, yang mengharamkan dari perkara di luar shalat adalah ucapan takbir dan yang menghalalkan kembali adalah ucapan salam." (HR. At-Tirmidzi Nomor 238 & Ibnu Majah Nomor 276)
Kemudian, Direktur Quantum Akhyar Institute itu menyampaikan setiap pemahaman dalam gerakan dan bacaan shalat harus benar-benar didalami bersama.
Misalnya takbiratul ihram mempunyai gerakan yang sepele tetapi mempunyai makna dan bacaan Al-Fatihah yang benar.
"Kenapa takbirnya begini? Kenapa tangan kanan menutup yang kiri? Apa maksudnya sampai kita diperintahkan shalat?," tanya Ustaz Adi Hidayat.
"Bagaimana kemudian kita saat baca Al Fatihah? Kenapa yang dibaca itu? Apa yang jadi bimbingan Al Fatihah untuk kehidupan kita?," lanjutnya.
Maka dari itu, ia menegaskan cara takbiratul ihram yang salah dengan memikirkan dunia penyebab shalat tidak khusyuk dan tak akan raih pahalanya.
Meski orang-orang tersebut sudah merutinkan shalat fardhu dan sunahnya setiap hari tidak pernah mendapat pahala selama takbiratul ihram mereka salah.
"Kenapa banyak orang sudah banyak shalat dan sudah tambah sunnahnya tapi belum merasakan kesuksesan yang diidamkannya?," tanya dia lagi.
"Boleh jadi itu menandakan sifat kehusyukannya," pungkasnya.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)