- tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official
Apakah Boleh Shalat Subuh saat Matahari Sudah Terik? Ustaz Adi Hidayat Bilang Ternyata Hal Itu...
tvOnenews.com - Pada sebuah kesempatan saat sedang berdakwah, Ustaz Adi Hidayat pernah menerangkan apakah kita masih boleh melaksanakan shalat subuh meski matahari sudah terik.
Karena kita tahu jika dalam hadits dijelaskan kalau waktu untuk menunaikan shalat subuh adalah sebelum terbitnya fajar atau disebut waktu syuruq.
Lantas bagaimana jika kita terlambat bangun dan malah melewati waktu shalat tersebut terlebih jika ternyata matahari sudah terik?
Ilustrasi (sumber: ANTARA/Pexels)
Melansir dari tayangan di kanal youtube YouTube Adi Hidayat Official, berikut penjelasan dari UAH.
Pada salah satu ceramahnya, UAH menjelaskan sebuah hadits Rasulullah SAW yang mengisahkan Nabi pernah menempuh sebuah perjalanan bersama para sahabat.
Pada perjalanan itu, ketika memasuki dini hari Nabi Muhammad SAW meminta seorang sahabat (Bilal) untuk berjaga dan membangunkan yang lain ketika masuk waktu subuh.
Namun, dikisahkan jika Bilal yang saat itu mengantuk juga meminta izin untuk tidur dan mengatakan akan bangun lebih dulu agar bisa membangunkan yang lain.
"Riwayatnya shahih, 'Bilal kamu berjaga'. Kata Bilal, 'Saya ikut tidur Ya Rasulullah, nanti saya bangun, saya bangunkan semua', kata Nabi, 'Baiklah kamu tidur, tapi sebelum subuh kamu bangun, kemudian bangunkan yang lain'," ujar Ustaz Adi Hidayat menceritakan.
Ustaz Adi Hidayat (Sumber: tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official)
Namun yang terjadi justru Bilal tidak bangun saat waktu subuh dan terbangun ketika matahari sudah terbit.
"Apa yang terjadi, tiba-tiba mereka semua tertidur, termasuk Bilal. Tidur semuanya, bangun-bangun sudah merasa matahari sudah menyengat ke pipi Nabi," ujar Ustaz Adi Hidayat.
"Artinya, pada saat itu Nabi bangun sudah melewati batas shalat subuh, batas yang tetap waktunya," sambungnya.
Dari kisah tersebut, Ustaz Adi Hidayat pun mengatakan jika ada dua hikmah yang bisa dipetik.
"Yang pertama, ketika bangun, Nabi mengatakan 'Wahai Bilal celaka kamu. Katanya kamu bangun, ternyata kamu ketiduran juga," ujar Ustaz Adi Hidayat.
Ustaz Adi Hidayat (Sumber: tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official)
Selain itu, Rasulullah SAW juga mengajarkan jika kita belum sanggup melakukan sesuatu sebaiknya jangan memaksakan diri.
Alangkah lebih baik jika kita menyerahkan tugas itu kepada orang lain yang dirasa lebih mampu.
Serahkan tugas itu kepada yang lebih mampu atau memohonlah kekuatan kepada Allah SWT.
"Tapi yang paling menarik, Nabi setelah itu minta kepada para sahabat untuk berwudhu, kemudian Bilal mengumandangkan adzan. Setelah itu, Nabi tidak langsung mengerjakan shalat subuh, tapi mengerjakan dua rakaat sebelum subuh," ujar Ustaz Adi Hidayat.
UAH pun menjelaskan, berdasarkan kisah tersebut para Ulama berpendapat bahwa salat sunnah dua rakaat sebelum subuh kedudukannya sangatlah penting.
Ilustrasi Salat (sumber: Istimewa/pixabay.com)
Sehingga Rasulullah SAW tetap melaksanakan shalat subuh meski beliau terlambat bangun.
"Para ulama hadits mengatakan, kalau dua rakaat ini tidak penting pada saat itu, mustahil dikerjakan, pasti Nabi akan langsung kepada shalat subuh yang dua rakaat," ujar Ustaz Adi Hidayat.
Dari kisah Rasulullah SAW tersebut, maka dapat diambil pelajaran bahwa, jika terlambat bangun boleh langsung melaksanakan shalat subuh.
Namun, Ustaz Adi Hidayat juga mengingatkan bahwa bangun kesiangan yang dimaksud bukan karena disengaja, karena jika sengaja maka itu termasuk dosa besar dan harus segera bertaubat kepada Allah SWT.
(gwn/akg)