- Kolase tvOnenews.com
Utamakan Dzikir Bersama Imam Bersuara Keras atau Dzikir Sendiri-sendiri dalam Hati? Ustaz Adi Hidayat Jawab Lebih Baik…
فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْ ۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ ۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا
Artinya: "Selanjutnya, apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah ketika kamu berdiri, pada waktu duduk dan ketika berbaring. Kemudian, apabila kamu telah merasa aman, maka laksanakanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman."
Ustaz Adi Hidayat. (Ist)
Ustaz Adi Hidayat mengatakan dahulu Nabi telah mengajarkan dzikir dengan cara dikeraskan suaranya.
"Itu kata Ibnu Abbas Radhiallahu ta'ala anhuma, awal-awal masa awal dzikir dibimbing oleh nabi dikeraskan," ujarnya.
"Kalau nggak dikeraskan bagaimana sampai sekarang kita dengan dzikirnya, haditsnya ada, keterangannya ada," sambungnya.
Para sahabat akhirnya memahami dzikir yang diajarkan oleh Rasulullah dan mulai mengamalkannya sendiri-sendiri.