Para demonstran pro-Palestina di Australia melakukan aksi unjuk rasa pemerintah beri sanksi kepada Israel.
Sumber :
  • ANTARA/Anadolu/www.aa.com.tr

Terang-terangan Warga Australia Bentangkan Bendera Palestina, Cecar Segera Sanksi Israel yang Makin Brutal di Gaza

Minggu, 28 Juli 2024 - 15:44 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Warga Australia pro-Palestina melakukan aksi unjuk rasa terhadap pemerintahan Perdana Menteri (PM) Anhony Albanese agar bertindak memberikan sanksi kepada Israel.

Dikutip tvOnenews dari Anadolu, Minggu (28/7/2024), puluhan pengunjuk rasa pro-Palestina membentangkan Bendera Palestina dan tulisan dalam spanduk dengan slogan "Bebaskan Palestina" dan "Tanggungjawab ada di tangan Anda".

Salah satu Kelompok Aksi Palestina Jana Fayyad mengecam pemerintahan Albanese telah terlibat atas dukungan genosida Israel di Jalur Gaza.

"Setiap tindakan yang kami lihat dari pemerintahan Albanese selama sembilan bulan terakhir menunjukkan kepada kami satu hal, bahwa mereka benar-benar terlibat dalam genosida," ujar Jana Fayyad.

"Dan bahwa mereka telah memilih untuk memarginalkan komunitas Palestina," sambungnya.

Ia menyoroti pemerintah Israel selalu turut memberikan sanksi terhadap negara lain yang terlibat peperangan.

Sedangkan negara yang perang menyinggung Israel tidak pernah mendapatkan kecaman dari pemerintah Australia.

"Tetapi ketika itu menyangkut Israel, untuk beberapa alasan, mereka tampaknya bertindak dengan pengampunan penuh," tegasnya.

Para demonstran terus mendorong pemerintah Australia bertindak tegas memberikan sanksi terhadap Israel saat melakukan aksi di luar luar Balai Kota Sydney.

Aksi tersebut berlangsung selama konferensi partai berkuasa, Partai Buruh, di mana perdana menteri juga berbicara kepada para peserta.

Desakan agar pemerintahan Albanese memberikan sanksi terhadap Israel berkaitan jumlah warga sipil terus berguguran di Jalur Gaza.


Tiga orang dewasa dan satu anak Palestina berdiri di tengah kehancuran bangunan setelah diserang Israel. (Antara)

Terkini, warga sipil tewas menjadi korban sudah lebih dari 39 ribu orang dan 100 ribu lebih alami luka-luka sejak peperangan Israel-Hamas memanas pada 7 Oktober 2023.

Tak hanya itu, serangan Israel sudah banyak menghancurkan bangunan-bangunan yang tersebar di Jalur Gaza.

Israel juga mendapat tuduhan telah melakukan genosida di Mahkamah Internasional atas serangan militernya di Gaza.

Sejumlah anggota Partai Buruh juga memilih mengundurkan diri dengan alasan penentangan terhadap kebijakan Australia atas peristiwa berdarah di Gaza.

Meski Canberra telah mendesak agar gencatan senjata dilakukan di daerah kantong yang diblokade itu. Namun, mereka tidak mengakui kedaulatan negara Palestina.

Sementara, mantan wakil presiden cabang Partai Buruh Auburn-Lidcombe, Mohamad Assoum, mengatakan kepada lembaga penyiaran tersebut bahwa dirinya meninggalkan partai tersebut pada Februari.

Assoum menyebut pengunduran dirinya sebagai bentuk tanggungjawabnya terhadap perang yang terjadi di Gaza, setelah 17 tahun menjadi anggota partai tersebut.

"Meski ada banyak petisi, banyak usulan, dan banyak pertemuan dengan menteri, anggota parlemen dan anggota Partai Buruh, semua itu tampaknya tidak digubris," ucap Assoum.

Senator Fatima Payman juga memilih keluar dari partai berkuasa tersebut setelah diskors karena mendukung mosi parlemen untuk memberikan pengakuan Palestina.

(ant/hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:50
03:27
02:06
03:04
03:16
05:48
Viral