Almarhum Syekh Ali Jaber menjawab kebingungan perbedaan zikir dan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Sumber :
  • Tangkapan layar YouTube Emaan

Suka Bingung Perbedaan Zikir dan Sholawat Nabi, Syekh Ali Jaber Ingatkan Jangan Sampai Salah, Begini Penjelasannya

Selasa, 16 Juli 2024 - 13:00 WIB

tvOnenews.com - Zikir dan sholawat menjadi penenang hati umat Islam ketika menghadapi berbagai masalah.

Zikir dan sholawat menunjukkan umat Islam mengutarakan rasa syukurnya atas kenikmatan hidup telah diberikan oleh Allah SWT.

Zikir dan sholawat juga menjadi amalan untuk penghapus dosa baik disengaja maupun tidak.

Meski demikian, zikir dan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW mempunyai perbedaan yang dimana membuat beberapa Muslim masih merasa kebingungan.

Lantas, apa perbedaan amalan zikir dan sholawat keduanya memiliki fungsi dalam menjaga keimanan? Almarhum Syekh Ali Jaber mengungkap kebingungan ini sebagai berikut.


Ilustrasi zikir dan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW setelah shalat. (Freepik)

Seperti apa Almarhum Syekh Ali Jaber menerangkan perbedaan zikir dan sholawat? Mari simak di sini agar tidak salah tafsir.

tvOnenews.com melansir dari tayangan kanal YouTube Syekh Ali Jaber, Almarhum Mantan Imam Besar Masjidil Haram itu menjelaskan tentang amalan zikir dan sholawat.

Almarhum Syekh Ali Jaber mengawali pembahasan tentang zikir sebagai amalan dimana umat Muslim senantiasa mengingat Allah SWT.

Ia menuturkan bahwa setiap kalimat zikir mengandung doa sebagaimana mengungkapkan rasa syukur seseorang kepada Allah SWT.

Hal ini berdasarkan dalil dalam Al-Quran melalui Surah Al-Baqarah ayat 152, bahwa zikir bentuk syukur seseorang, Allah SWT berfirman:

فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ

Fazkuruunii azkurkum wasykuruu lii wa laa takfuruun.

Artinya: "Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku." (QS. Al-Baqarah, 2:152)

Tak hanya itu, ia juga menyatakan bahwa zikir salah satu amalan dimana seorang Muslim tetap terjaga dari gangguan setan.

Ia menganjurkan zikir dibaca jika seorang Muslim merasa khawatir setan terus mengganggunya, terutama saat ibadah shalat.

Sesuai dalil Al-Quran melalui Surat Fussilat ayat 41 terkait anjuran membaca zikir pelindung dari godaan setan, Allah SWT berfirman:

وَاِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطٰنِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Wa immaa yanzagannaka minasy-syaitaani nazgun fasta‘iz billaah, innahuu huwas-samii‘ul-‘aliim.

Artinya: "Jika setan sungguh-sungguh menggodamu dengan halus (untuk meninggalkan perilaku baik itu), maka berlindunglah kepada Allah! Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Fussilat, 41:36)

Kemudian, Almarhum Syekh Ali Jaber membagikan anjuran sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Ia menjelaskan sholawat seringkali diartikan sebagai amalan doa dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW.

Ia berpendapat hal tersebut sesuai penjelasan dari Hadits Riwayat Muslim mengenai anjuran sholawat kepada Nabi, Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang bersholawat kepadaku satu kali, Allah akan bersholawat kepadanya sepuluh kali." (HR. Muslim)

Kemudian, pendakwah kelahiran di Madinah, Arab Saudi itu mengatakan sholawat tidak hanya doa dan pujian saja melainkan untuk mendapat syafaat Nabi Muhammad SAW di hari kiamat kelak.

Maka dari itu, ia menerangkan soal perbedaannya dimana bacaan zikir tidak lagi sebagai bentuk meminta pertolongan kepada Allah SWT.

"Ketika kita mau berzikir kepada Allah tidak perlu minta tolong sama Allah SWT," ungkap Almarhum Syekh Ali Jaber.

Menurutnya, sholawat juga tidak perlu membaca kalimat awalan "Allahumma".

"Zikir juga tidak perlu, Allahumma Alhamdulillah, Allahumma, Laila ha ilallah. Langsung diizinkan untuk dzikir kepada-Nya," tuturnya.

Sebaliknya, ia menegaskan bahwa sholawat kepada Nabi Muhammad SAW harus mendahulukan ucapan "Allahumma".

Ia memaparkan kalimat Allahumma dalam bentuk seseorang senantiasa meminta tolong dan memohon kepada Allah SWT.

"Hei orang beriman, berzikirlah kepada Allah langsung. Tapi pas begitu posisi sholawat, tidak ada izin. Terus harus gimana, minta tolong sama Allah yang sholawat," jelasnya.

"Makanya harus ada, Allahumma shalli," sambungnya.

Jika seseorang tidak bisa melantunkan sholawat maka ia menganjurkan segera minta tolong agar dapat mengucap kalimat indah untuk berdoa dan memuji Nabi Muhammad SAW.

"Ya Allah, kami tidak bisa sholawat. Kita memohon pertolongan, ya Allah. Allah yang sholawat," imbuhnya.

Pria penghafal 30 juz Al-Quran pada usia 10 tahun itu menganggap sholawat kepada Nabi Muhammad SAW bentuk ucapan memohon dan minta tolong kepada-Nya.

Hal ini berdasarkan penjelasan hadits di atas melihatkan Allah SWT membantu hamba-Nya untuk bersholawat kepada Nabi SAW.

"Kita hanya doa, berdoa memohon kepada Allah agar Allah yang bersholawat. Makanya kata ulama, shalawat hamba kepada Nabi Muhammad, doa," terangnya.

"Dan shalawat Allah kepada Nabi Muhammad, pujian dan kemuliaan," pungkasnya.

Kesimpulan: Perbedaan zikir dan sholawat berdasarkan keterangan Almarhum Syekh Ali Jaber terletak di kalimat "Allahumma" dan bentuk meminta tolong kepada Allah SWT.

Wallahu A'lam Bishawab.

(hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:32
01:25
03:14
02:08
02:11
02:30
Viral